tag:blogger.com,1999:blog-44324741813561567942024-02-19T00:31:33.427-08:00EducationAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.comBlogger19125tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-79992088107002330152012-12-12T02:26:00.005-08:002012-12-12T02:26:41.837-08:00Macam Macam Vitamin dan Kegunaannya<div style="text-align: center;">
Macam Macam Vitamin dan Kegunaannya</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://media.tanyadokteranda.com/images//2011/07/vitamins.jpg"><img alt="" class="aligncenter" src="http://media.tanyadokteranda.com/images//2011/07/vitamins.jpg" /> </a></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air :<br />
- Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C<br />
- Vitamin yang tidak larut di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat Vitamin ADEK.<br />
1. Vitamin A<br />
- sumber vitamin A =<br />
susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna
merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain)<br />
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A =<br />
rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat.<br />
2. Vitamin B1<br />
- sumber yang mengandung vitamin B1 =<br />
gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur.<br />
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 =<br />
kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.<br />
3. Vitamin B2<br />
- sumber yang mengandung vitamin B2 =<br />
sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, susu.<br />
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 =<br />
turunnya daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan.<br />
4. Vitamin B3<br />
- sumber yang mengandung vitamin B3 =<br />
buah-buahan, gandum, ragi, hati, ikan, ginjal, kentang manis, daging unggas<br />
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 =<br />
terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, bedan lemas, mudah muntah dan mual-mual.<br />
5. Vitamin B5<br />
- sumber yang mengandung vitamin B5 =<br />
daging, susu, sayur mayur hijau, ginjal, hati, kacang ijo.<br />
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5 =<br />
otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik.<br />
6. Vitamin B6<br />
- sumber yang mengandung vitamin B6 =<br />
kacang-kacangan, jagung, beras, hati, ikan, beras tumbuk, ragi, daging.<br />
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 =<br />
pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur.<br />
7. Vitamin B12<br />
- sumber yang mengandung vitamin B12 =<br />
telur, hati, daging.<br />
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 =<br />
kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit.<br />
8. Vitamin C<br />
- sumber yang mengandung vitamin C =<br />
jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar.<br />
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C =<br />
mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian.<br />
9. Vitamin D<br />
- sumber yang mengandung vitamin D =<br />
minyak ikan, susu, telur, keju.<br />
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D =<br />
gigi akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang,
pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk
huruf O atau X.<br />
10. Vitamin E<br />
- sumber yang mengandung vitamin E =<br />
ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut.<br />
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E =<br />
bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot.<br />
11. Vitamin K<br />
- sumber yang mengandung vitamin K =<br />
susu, kuning telur, sayuran segar.<br />
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K =<br />
darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-68932133518211035292012-12-12T02:23:00.003-08:002012-12-12T02:23:46.549-08:00Bali <h3>
7 Pantai Terindah di Pulau Bali Dewata</h3>
Bali merupakan pariwisata yang diakui oleh Seluruh Dunia akan
keindahan alam dan kekayaan budayanya yang sangat kental, pantai di
Balipun merupakan salah satu dari 10 pantai terbaik di Dunia, dimana dan
apa sajakah pantai terindah dibali ini?<br />
<br />
1.Padang Bai<br />
<br />
<img alt="" src="http://i16.photobucket.com/albums/b50/qiqi_anne/padangbae.jpg" /><br />
<br />
Pantai Padang Bai terletak di pelabuhan penyebrangan Bali � Lombok yaitu
Padang Bai, pantainya cukup terjaga kebersihan dan keindahannya. Bagi
pemancing dan para penyelam (diver) sangat suka dipantai ini. Karena
biarpun bersebelahan dengan pelabuhan tetapi biota lautnya masih sangat
terjaga dengan baik. Namun hati hati kalau mau menyelam disini,
terkadang arusnya sangat kencang.<br />
<br />
2.Pantai Legian dan Seminyak<br />
<br />
<img alt="" src="http://i16.photobucket.com/albums/b50/qiqi_anne/legianseminyak.jpg" /><br />
<br />
Memang pantai yang terletak di utara pantai kuta mempunyai suasana yang
sama dengan pantai Kuta, tetapi pantai di Legian dan Seminyak yang
membedakan dengan pantai Kuta adalah kebersihan dan suasana yang tidak
begitu ramai. Pantai legian dan seminyak ini merupakan tempat favorite
memotret sunset saya, karena suasana sunset setiap harinya tidak pernah
sama dan sangat unik.<br />
<br />
3.Pantai Dreamland.<br />
<br />
<img alt="" src="http://i16.photobucket.com/albums/b50/qiqi_anne/dreamland.jpg" /><br />
<br />
Pantai ini sangat disukai turis turis mancanegara, pasir putihnya
membentang sangat luas. Dan karang karang besar memperindah pantai ini,
salah satu pantai pasir putih di bali yang sangat indah dan eksotik.
Hanya sayang akses ke tempat ini agak susah karena harus memasuki
komplek perumahan mewah dan jalan yang sangat curam kebawah, agar
berhati hati dikala musim hujan.<br />
<br />
4.Pantai Sanur<br />
<br />
<img alt="" src="http://i16.photobucket.com/albums/b50/qiqi_anne/sanur.jpg" /><br />
<br />
Daerah sanur dan sekitarnya salah satu daerah wisata yang pertama
berkembang di Bali, kita dapat merasakan suasana desa dengan kedamaian
dibandingkan di daerah pantai yang lain. Semenjak direnovasi besar
besaran Pantai sanur saat ini berubah menjadi pantai yang sangat cantik
dan bersahabat. Banyaknya aktivitas dan resort2 yang berada didaerah
sanur tersebut membuat Pantai Sanur salah satu pantai alternative yang
layak dikunjungi.<br />
<br />
5.Pantai Amed dan Tulamben<br />
<br />
<img alt="" src="http://i16.photobucket.com/albums/b50/qiqi_anne/amedtulamben.jpg" /><br />
<br />
Pantai Amed dan Tulamben adalah pantai yang bersebelahan, hampir mirip
karakter kedua pantai ini. Tetapi pantai amed masih sangat perawan dan
tidak banyak turis domestic yang dating kesini. Pantai Tulamben sangat
disenangi oleh para Diver yang ingin menyelam disini. Karena disini
terdapat kapal perang US yang karam dan tidak terlalu dalam. Sehingga
pantai ini adalah salah satu pantai yang eksotik dibali.<br />
<br />
6.Pantai Lovina<br />
<br />
<img alt="" src="http://i16.photobucket.com/albums/b50/qiqi_anne/lovina.jpg" /><br />
<br />
Pantai yang terkenal yang terletak di utara pulau Bali, karakter pasir
disini sedikit berbeda dipantai pantai bali lainnnya karena pasir
hitamnya. Selain itu yang sangat terkenal di Pantai Lovina ini adalah
setiap pagi kita bisa menyaksikan segerombolan Ikan Lumba � lumba yang
bermain di pantai ini, untuk melihat lumba lumba ini kita bisa menyewa
perahu nelayan yang bisa dipesan dihotel atau langsung ke nelayannya.
Jangan lupa membawa lensa tele dan wide, karena bisa saja tiba tiba
lumba lumba tersebut muncul disamping anda.<br />
<br />
7.Pantai Candi Dasa<br />
<br />
<img alt="" src="http://i16.photobucket.com/albums/b50/qiqi_anne/candidasa.jpg" /><br />
<br />
Disebelah timur Pulau Bali dan 2 perjalanan dari Denpasar anda akan
menemui daerah wisata yang cukup dikenal yaitu candi Dasa, dan keindahan
pantainya yang sangat memukau. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di
pantai ini, salah satunya adalah snorkeling dan diving bisa anda lakukan
disini.<br />
<br />
Sumber ; <a href="http://kaskus.us/" target="_blank">Klik Di Sini !</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-3853972976223817842012-12-10T09:52:00.003-08:002012-12-10T09:52:30.566-08:00Premier League<div id="teamStandingsWrapper">
<div class="blackBar">
<div>
Premier League</div>
</div>
<table class="teamStandings">
<thead>
<tr id="mainCategories">
<th class="blank" colspan="4"><br /></th>
<th colspan="4">Pertandingan</th>
<th colspan="3">Kandang</th>
<th colspan="3">Tandang</th>
<th colspan="2">Gol</th>
</tr>
<tr id="secondaryCategories">
<th class="blank" colspan="3"> </th>
<th class="divider">P</th>
<th>Ma</th>
<th>M</th>
<th>I</th>
<th class="divider">K</th>
<th>M</th>
<th>I</th>
<th class="divider">K</th>
<th>M</th>
<th>I</th>
<th class="divider">K</th>
<th>GM</th>
<th>GK</th>
</tr>
</thead>
<tfoot>
<tr>
<th colspan="16">
Keterangan:
<span>P:</span> Jumlah Poin
<span>M:</span> Jumlah Kemenangan
<span>I:</span> Jumlah Hasil Imbang
<span>K:</span> Jumlah Kekalahan
<span>Ma:</span> Total Main
<span>GM:</span> Gol Memasukkan
<span>GK:</span> Gol Kemasukan </th>
</tr>
</tfoot>
<tbody>
<tr class="rowOne">
<td>1</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/97/manchester-united"><img alt="Manchester United" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/7/97_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/97/manchester-united">Manchester United</a></td>
<td class="standingPoints divider">39</td>
<td>16</td>
<td>13</td>
<td>0</td>
<td class="divider">3</td>
<td>6</td>
<td>0</td>
<td class="divider">1</td>
<td>7</td>
<td>0</td>
<td class="divider">2</td>
<td>40</td>
<td>23</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>2</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/109/manchester-city"><img alt="Manchester City" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/9/109_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/109/manchester-city">Manchester City</a></td>
<td class="standingPoints divider">33</td>
<td>16</td>
<td>9</td>
<td>6</td>
<td class="divider">1</td>
<td>6</td>
<td>2</td>
<td class="divider">1</td>
<td>3</td>
<td>4</td>
<td class="divider">0</td>
<td>30</td>
<td>14</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>3</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/96/chelsea"><img alt="Chelsea" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/6/96_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/96/chelsea">Chelsea</a></td>
<td class="standingPoints divider">29</td>
<td>16</td>
<td>8</td>
<td>5</td>
<td class="divider">3</td>
<td>4</td>
<td>3</td>
<td class="divider">1</td>
<td>4</td>
<td>2</td>
<td class="divider">2</td>
<td>28</td>
<td>17</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>4</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/110/everton"><img alt="Everton" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/0/110_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/110/everton">Everton</a></td>
<td class="standingPoints divider">26</td>
<td>16</td>
<td>6</td>
<td>8</td>
<td class="divider">2</td>
<td>4</td>
<td>4</td>
<td class="divider">0</td>
<td>2</td>
<td>4</td>
<td class="divider">2</td>
<td>27</td>
<td>20</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>5</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/105/tottenham"><img alt="Tottenham" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/5/105_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/105/tottenham">Tottenham</a></td>
<td class="standingPoints divider">26</td>
<td>16</td>
<td>8</td>
<td>2</td>
<td class="divider">6</td>
<td>4</td>
<td>2</td>
<td class="divider">2</td>
<td>4</td>
<td>0</td>
<td class="divider">4</td>
<td>29</td>
<td>25</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>6</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/112/west-bromwich-albion"><img alt="West Bromwich Albion" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/2/112_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/112/west-bromwich-albion">West Bromwich Albion</a></td>
<td class="standingPoints divider">26</td>
<td>16</td>
<td>8</td>
<td>2</td>
<td class="divider">6</td>
<td>6</td>
<td>0</td>
<td class="divider">2</td>
<td>2</td>
<td>2</td>
<td class="divider">4</td>
<td>24</td>
<td>21</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>7</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/94/arsenal"><img alt="Arsenal" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/4/94_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/94/arsenal">Arsenal</a></td>
<td class="standingPoints divider">24</td>
<td>16</td>
<td>6</td>
<td>6</td>
<td class="divider">4</td>
<td>4</td>
<td>2</td>
<td class="divider">2</td>
<td>2</td>
<td>4</td>
<td class="divider">2</td>
<td>26</td>
<td>16</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>8</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/893/swansea-city"><img alt="Swansea City" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/3/893_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/893/swansea-city">Swansea City</a></td>
<td class="standingPoints divider">23</td>
<td>16</td>
<td>6</td>
<td>5</td>
<td class="divider">5</td>
<td>3</td>
<td>4</td>
<td class="divider">2</td>
<td>3</td>
<td>1</td>
<td class="divider">3</td>
<td>26</td>
<td>21</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>9</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/717/stoke-city"><img alt="Stoke City" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/7/717_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/717/stoke-city">Stoke City</a></td>
<td class="standingPoints divider">23</td>
<td>16</td>
<td>5</td>
<td>8</td>
<td class="divider">3</td>
<td>4</td>
<td>3</td>
<td class="divider">0</td>
<td>1</td>
<td>5</td>
<td class="divider">3</td>
<td>14</td>
<td>12</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>10</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/98/liverpool"><img alt="Liverpool" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/8/98_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/98/liverpool">Liverpool</a></td>
<td class="standingPoints divider">22</td>
<td>16</td>
<td>5</td>
<td>7</td>
<td class="divider">4</td>
<td>3</td>
<td>3</td>
<td class="divider">2</td>
<td>2</td>
<td>4</td>
<td class="divider">2</td>
<td>22</td>
<td>20</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>11</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/374/west-ham-united"><img alt="West Ham United" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/4/374_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/374/west-ham-united">West Ham United</a></td>
<td class="standingPoints divider">22</td>
<td>16</td>
<td>6</td>
<td>4</td>
<td class="divider">6</td>
<td>4</td>
<td>3</td>
<td class="divider">2</td>
<td>2</td>
<td>1</td>
<td class="divider">4</td>
<td>21</td>
<td>20</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>12</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/1977/norwich-city"><img alt="Norwich City" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/7/1977_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/1977/norwich-city">Norwich City</a></td>
<td class="standingPoints divider">22</td>
<td>16</td>
<td>5</td>
<td>7</td>
<td class="divider">4</td>
<td>4</td>
<td>2</td>
<td class="divider">1</td>
<td>1</td>
<td>5</td>
<td class="divider">3</td>
<td>17</td>
<td>24</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>13</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/101/fulham"><img alt="Fulham" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/1/101_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/101/fulham">Fulham</a></td>
<td class="standingPoints divider">17</td>
<td>15</td>
<td>4</td>
<td>5</td>
<td class="divider">6</td>
<td>3</td>
<td>1</td>
<td class="divider">3</td>
<td>1</td>
<td>4</td>
<td class="divider">3</td>
<td>25</td>
<td>26</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>14</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/99/newcastle-united"><img alt="Newcastle United" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/9/99_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/99/newcastle-united">Newcastle United</a></td>
<td class="standingPoints divider">17</td>
<td>15</td>
<td>4</td>
<td>5</td>
<td class="divider">6</td>
<td>4</td>
<td>1</td>
<td class="divider">3</td>
<td>0</td>
<td>4</td>
<td class="divider">3</td>
<td>17</td>
<td>21</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>15</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/106/southampton"><img alt="Southampton" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/6/106_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/106/southampton">Southampton</a></td>
<td class="standingPoints divider">15</td>
<td>16</td>
<td>4</td>
<td>3</td>
<td class="divider">9</td>
<td>3</td>
<td>3</td>
<td class="divider">3</td>
<td>1</td>
<td>0</td>
<td class="divider">6</td>
<td>22</td>
<td>32</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>16</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/95/aston-villa"><img alt="Aston Villa" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/5/95_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/95/aston-villa">Aston Villa</a></td>
<td class="standingPoints divider">15</td>
<td>16</td>
<td>3</td>
<td>6</td>
<td class="divider">7</td>
<td>2</td>
<td>4</td>
<td class="divider">2</td>
<td>1</td>
<td>2</td>
<td class="divider">5</td>
<td>12</td>
<td>23</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>17</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/536/wigan-athletic"><img alt="Wigan Athletic" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/6/536_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/536/wigan-athletic">Wigan Athletic</a></td>
<td class="standingPoints divider">15</td>
<td>16</td>
<td>4</td>
<td>3</td>
<td class="divider">9</td>
<td>2</td>
<td>3</td>
<td class="divider">4</td>
<td>2</td>
<td>0</td>
<td class="divider">5</td>
<td>17</td>
<td>30</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>18</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/537/sunderland"><img alt="Sunderland" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/7/537_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/537/sunderland">Sunderland</a></td>
<td class="standingPoints divider">13</td>
<td>15</td>
<td>2</td>
<td>7</td>
<td class="divider">6</td>
<td>1</td>
<td>3</td>
<td class="divider">3</td>
<td>1</td>
<td>4</td>
<td class="divider">3</td>
<td>14</td>
<td>21</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>19</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/714/reading"><img alt="Reading" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/4/714_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/714/reading">Reading</a></td>
<td class="standingPoints divider">9</td>
<td>15</td>
<td>1</td>
<td>6</td>
<td class="divider">8</td>
<td>1</td>
<td>4</td>
<td class="divider">2</td>
<td>0</td>
<td>2</td>
<td class="divider">6</td>
<td>19</td>
<td>28</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>20</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/713/queens-park-rangers"><img alt="Queens Park Rangers" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/3/713_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/england/713/queens-park-rangers">Queens Park Rangers</a></td>
<td class="standingPoints divider">7</td>
<td>16</td>
<td>0</td>
<td>7</td>
<td class="divider">9</td>
<td>0</td>
<td>4</td>
<td class="divider">3</td>
<td>0</td>
<td>3</td>
<td class="divider">6</td>
<td>13</td>
<td>29</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<br />
</div>
<div class="" id="right_column">
<div class="ad-160x600">
<div>
<div id="ad160x600">
<img alt="" height="1" src="http://admax.effectivemeasure.net/emnb_1_420019.gif" style="left: -5px; position: absolute;" width="1" />
<img height="1" src="http://id.effectivemeasure.net/emnb_18_12325.gif?1586820658" style="position: absolute;" width="1" />
</div>
</div>
</div>
</div>
Sumber : <a href="http://www.goal.com/id-ID/results-standings/64/liga-primer-inggris/table" target="_blank">Klik Di Sini !</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-55399908941990359712012-12-10T09:50:00.000-08:002012-12-10T09:50:05.003-08:00Primera Spanyol<div id="teamStandingsWrapper">
<div class="blackBar">
Primera Spanyol</div>
<table class="teamStandings">
<thead>
<tr id="mainCategories">
<th class="blank" colspan="4"><br /></th>
<th colspan="4">Pertandingan</th>
<th colspan="3">Kandang</th>
<th colspan="3">Tandang</th>
<th colspan="2">Gol</th>
</tr>
<tr id="secondaryCategories">
<th class="blank" colspan="3"> </th>
<th class="divider">P</th>
<th>Ma</th>
<th>M</th>
<th>I</th>
<th class="divider">K</th>
<th>M</th>
<th>I</th>
<th class="divider">K</th>
<th>M</th>
<th>I</th>
<th class="divider">K</th>
<th>GM</th>
<th>GK</th>
</tr>
</thead>
<tfoot>
<tr>
<th colspan="16">
Keterangan:
<span>P:</span> Jumlah Poin
<span>M:</span> Jumlah Kemenangan
<span>I:</span> Jumlah Hasil Imbang
<span>K:</span> Jumlah Kekalahan
<span>Ma:</span> Total Main
<span>GM:</span> Gol Memasukkan
<span>GK:</span> Gol Kemasukan </th>
</tr>
</tfoot>
<tbody>
<tr class="rowOne">
<td>1</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/125/barcelona"><img alt="Barcelona" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/5/125_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/125/barcelona">Barcelona</a></td>
<td class="standingPoints divider">43</td>
<td>15</td>
<td>14</td>
<td>1</td>
<td class="divider">0</td>
<td>6</td>
<td>1</td>
<td class="divider">0</td>
<td>8</td>
<td>0</td>
<td class="divider">0</td>
<td>50</td>
<td>17</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>2</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/129/atl%C3%A9tico-madrid"><img alt="Atlético Madrid" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/9/129_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/129/atl%C3%A9tico-madrid">Atlético Madrid</a></td>
<td class="standingPoints divider">37</td>
<td>15</td>
<td>12</td>
<td>1</td>
<td class="divider">2</td>
<td>8</td>
<td>0</td>
<td class="divider">0</td>
<td>4</td>
<td>1</td>
<td class="divider">2</td>
<td>35</td>
<td>13</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>3</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/124/real-madrid"><img alt="Real Madrid" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/4/124_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/124/real-madrid">Real Madrid</a></td>
<td class="standingPoints divider">32</td>
<td>15</td>
<td>10</td>
<td>2</td>
<td class="divider">3</td>
<td>6</td>
<td>1</td>
<td class="divider">0</td>
<td>4</td>
<td>1</td>
<td class="divider">3</td>
<td>37</td>
<td>12</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>4</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/184/m%C3%A1laga"><img alt="Málaga" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/4/184_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/184/m%C3%A1laga">Málaga</a></td>
<td class="standingPoints divider">25</td>
<td>15</td>
<td>7</td>
<td>4</td>
<td class="divider">4</td>
<td>5</td>
<td>1</td>
<td class="divider">2</td>
<td>2</td>
<td>3</td>
<td class="divider">2</td>
<td>23</td>
<td>10</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>5</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/132/real-betis"><img alt="Real Betis" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/2/132_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/132/real-betis">Real Betis</a></td>
<td class="standingPoints divider">25</td>
<td>15</td>
<td>8</td>
<td>1</td>
<td class="divider">6</td>
<td>4</td>
<td>0</td>
<td class="divider">4</td>
<td>4</td>
<td>1</td>
<td class="divider">2</td>
<td>24</td>
<td>26</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>6</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/295/levante-ud"><img alt="Levante UD" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/5/295_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/295/levante-ud">Levante UD</a></td>
<td class="standingPoints divider">24</td>
<td>15</td>
<td>7</td>
<td>3</td>
<td class="divider">5</td>
<td>5</td>
<td>1</td>
<td class="divider">2</td>
<td>2</td>
<td>2</td>
<td class="divider">3</td>
<td>20</td>
<td>21</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>7</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/294/getafe"><img alt="Getafe" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/4/294_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/294/getafe">Getafe</a></td>
<td class="standingPoints divider">23</td>
<td>15</td>
<td>7</td>
<td>2</td>
<td class="divider">6</td>
<td>4</td>
<td>0</td>
<td class="divider">3</td>
<td>3</td>
<td>2</td>
<td class="divider">3</td>
<td>18</td>
<td>20</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>8</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/737/real-valladolid"><img alt="Real Valladolid" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/7/737_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/737/real-valladolid">Real Valladolid</a></td>
<td class="standingPoints divider">21</td>
<td>15</td>
<td>6</td>
<td>3</td>
<td class="divider">6</td>
<td>3</td>
<td>3</td>
<td class="divider">2</td>
<td>3</td>
<td>0</td>
<td class="divider">4</td>
<td>22</td>
<td>18</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>9</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/138/real-sociedad"><img alt="Real Sociedad" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/8/138_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/138/real-sociedad">Real Sociedad</a></td>
<td class="standingPoints divider">21</td>
<td>15</td>
<td>6</td>
<td>3</td>
<td class="divider">6</td>
<td>4</td>
<td>2</td>
<td class="divider">2</td>
<td>2</td>
<td>1</td>
<td class="divider">4</td>
<td>22</td>
<td>19</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>10</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/126/valencia"><img alt="Valencia" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/6/126_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/126/valencia">Valencia</a></td>
<td class="standingPoints divider">21</td>
<td>15</td>
<td>6</td>
<td>3</td>
<td class="divider">6</td>
<td>5</td>
<td>1</td>
<td class="divider">1</td>
<td>1</td>
<td>2</td>
<td class="divider">5</td>
<td>19</td>
<td>23</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>11</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/130/sevilla"><img alt="Sevilla" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/0/130_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/130/sevilla">Sevilla</a></td>
<td class="standingPoints divider">19</td>
<td>15</td>
<td>5</td>
<td>4</td>
<td class="divider">6</td>
<td>4</td>
<td>1</td>
<td class="divider">2</td>
<td>1</td>
<td>3</td>
<td class="divider">4</td>
<td>21</td>
<td>22</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>12</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/891/rayo-vallecano"><img alt="Rayo Vallecano" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/1/891_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/891/rayo-vallecano">Rayo Vallecano</a></td>
<td class="standingPoints divider">19</td>
<td>14</td>
<td>6</td>
<td>1</td>
<td class="divider">7</td>
<td>4</td>
<td>1</td>
<td class="divider">2</td>
<td>2</td>
<td>0</td>
<td class="divider">5</td>
<td>18</td>
<td>30</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>13</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/128/athletic-bilbao"><img alt="Athletic Bilbao" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/8/128_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/128/athletic-bilbao">Athletic Bilbao</a></td>
<td class="standingPoints divider">18</td>
<td>15</td>
<td>5</td>
<td>3</td>
<td class="divider">7</td>
<td>4</td>
<td>2</td>
<td class="divider">2</td>
<td>1</td>
<td>1</td>
<td class="divider">5</td>
<td>20</td>
<td>32</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>14</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/136/real-zaragoza"><img alt="Real Zaragoza" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/6/136_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/136/real-zaragoza">Real Zaragoza</a></td>
<td class="standingPoints divider">16</td>
<td>14</td>
<td>5</td>
<td>1</td>
<td class="divider">8</td>
<td>3</td>
<td>0</td>
<td class="divider">4</td>
<td>2</td>
<td>1</td>
<td class="divider">4</td>
<td>16</td>
<td>23</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>15</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/406/celta"><img alt="Celta" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/6/406_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/406/celta">Celta</a></td>
<td class="standingPoints divider">15</td>
<td>15</td>
<td>4</td>
<td>3</td>
<td class="divider">8</td>
<td>3</td>
<td>3</td>
<td class="divider">1</td>
<td>1</td>
<td>0</td>
<td class="divider">7</td>
<td>16</td>
<td>20</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>16</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/135/osasuna"><img alt="Osasuna" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/5/135_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/135/osasuna">Osasuna</a></td>
<td class="standingPoints divider">13</td>
<td>15</td>
<td>3</td>
<td>4</td>
<td class="divider">8</td>
<td>2</td>
<td>3</td>
<td class="divider">3</td>
<td>1</td>
<td>1</td>
<td class="divider">5</td>
<td>12</td>
<td>16</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>17</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/134/rcd-mallorca"><img alt="RCD Mallorca" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/4/134_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/134/rcd-mallorca">RCD Mallorca</a></td>
<td class="standingPoints divider">13</td>
<td>15</td>
<td>3</td>
<td>4</td>
<td class="divider">8</td>
<td>3</td>
<td>1</td>
<td class="divider">3</td>
<td>0</td>
<td>3</td>
<td class="divider">5</td>
<td>14</td>
<td>27</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>18</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/725/granada"><img alt="Granada" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/5/725_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/725/granada">Granada</a></td>
<td class="standingPoints divider">12</td>
<td>15</td>
<td>3</td>
<td>3</td>
<td class="divider">9</td>
<td>1</td>
<td>3</td>
<td class="divider">3</td>
<td>2</td>
<td>0</td>
<td class="divider">6</td>
<td>11</td>
<td>24</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>19</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/140/rcd-espanyol"><img alt="RCD Espanyol" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/0/140_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/140/rcd-espanyol">RCD Espanyol</a></td>
<td class="standingPoints divider">11</td>
<td>15</td>
<td>2</td>
<td>5</td>
<td class="divider">8</td>
<td>1</td>
<td>3</td>
<td class="divider">4</td>
<td>1</td>
<td>2</td>
<td class="divider">4</td>
<td>15</td>
<td>24</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>20</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/127/deportivo-la-coru%C3%B1a"><img alt="Deportivo La Coruña" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/7/127_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/spain/127/deportivo-la-coru%C3%B1a">Deportivo La Coruña</a></td>
<td class="standingPoints divider">11</td>
<td>15</td>
<td>2</td>
<td>5</td>
<td class="divider">8</td>
<td>2</td>
<td>1</td>
<td class="divider">4</td>
<td>0</td>
<td>4</td>
<td class="divider">4</td>
<td>21</td>
<td>37</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<br />
</div>
<div class="" id="right_column">
<div class="ad-160x600">
<div>
<div id="ad160x600">
<img height="1" src="http://id.effectivemeasure.net/emnb_18_12325.gif?1302571307" style="position: absolute;" width="1" />
</div>
</div>
</div>
</div>
Sumber : <a href="http://www.goal.com/id-ID/results-standings/61/primera-liga-spanyol/table" target="_blank">Klik Di Sini !</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-37632378050427493382012-12-10T09:45:00.002-08:002012-12-10T09:51:06.794-08:00Serie A<div id="teamStandingsWrapper">
<div class="blackBar">
<div>
Serie A</div>
</div>
<table class="teamStandings">
<thead>
<tr id="mainCategories">
<th class="blank" colspan="4"><br /></th>
<th colspan="4">Pertandingan</th>
<th colspan="3">Kandang</th>
<th colspan="3">Tandang</th>
<th colspan="2">Gol</th>
</tr>
<tr id="secondaryCategories">
<th class="blank" colspan="3"></th>
<th class="divider">P</th>
<th>Ma</th>
<th>M</th>
<th>I</th>
<th class="divider">K</th>
<th>M</th>
<th>I</th>
<th class="divider">K</th>
<th>M</th>
<th>I</th>
<th class="divider">K</th>
<th>GM</th>
<th>GK</th>
</tr>
</thead>
<tfoot>
<tr>
<th colspan="16">Keterangan:
P: Jumlah Poin
M: Jumlah Kemenangan
I: Jumlah Hasil Imbang
K: Jumlah Kekalahan
Ma: Total Main
GM: Gol Memasukkan
GK: Gol Kemasukan </th>
</tr>
</tfoot>
<tbody>
<tr class="rowOne">
<td>1</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/3/juventus"><img alt="Juventus" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/3/3_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/3/juventus">Juventus</a></td>
<td class="standingPoints divider">38</td>
<td>16</td>
<td>12</td>
<td>2</td>
<td class="divider">2</td>
<td>6</td>
<td>1</td>
<td class="divider">1</td>
<td>6</td>
<td>1</td>
<td class="divider">1</td>
<td>33</td>
<td>10</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>2</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/2/fc-internazionale"><img alt="FC Internazionale" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/2/2_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/2/fc-internazionale">FC Internazionale</a></td>
<td class="standingPoints divider">34</td>
<td>16</td>
<td>11</td>
<td>1</td>
<td class="divider">4</td>
<td>5</td>
<td>1</td>
<td class="divider">2</td>
<td>6</td>
<td>0</td>
<td class="divider">2</td>
<td>29</td>
<td>17</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>3</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/165/napoli"><img alt="Napoli" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/5/165_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/165/napoli">Napoli</a></td>
<td class="standingPoints divider">33</td>
<td>16</td>
<td>10</td>
<td>3</td>
<td class="divider">3</td>
<td>6</td>
<td>2</td>
<td class="divider">0</td>
<td>4</td>
<td>1</td>
<td class="divider">3</td>
<td>29</td>
<td>14</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>4</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/7/as-roma"><img alt="AS Roma" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/7/7_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/7/as-roma">AS Roma</a></td>
<td class="standingPoints divider">29</td>
<td>16</td>
<td>9</td>
<td>2</td>
<td class="divider">5</td>
<td>4</td>
<td>2</td>
<td class="divider">2</td>
<td>5</td>
<td>0</td>
<td class="divider">3</td>
<td>38</td>
<td>26</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>5</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/142/fiorentina"><img alt="Fiorentina" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/2/142_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/142/fiorentina">Fiorentina</a></td>
<td class="standingPoints divider">29</td>
<td>16</td>
<td>8</td>
<td>5</td>
<td class="divider">3</td>
<td>6</td>
<td>2</td>
<td class="divider">0</td>
<td>2</td>
<td>3</td>
<td class="divider">3</td>
<td>29</td>
<td>18</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>6</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/8/lazio"><img alt="Lazio" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/8/8_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/8/lazio">Lazio</a></td>
<td class="standingPoints divider">29</td>
<td>15</td>
<td>9</td>
<td>2</td>
<td class="divider">4</td>
<td>6</td>
<td>1</td>
<td class="divider">1</td>
<td>3</td>
<td>1</td>
<td class="divider">3</td>
<td>24</td>
<td>18</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>7</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/1/ac-milan"><img alt="AC Milan" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/1/1_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/1/ac-milan">AC Milan</a></td>
<td class="standingPoints divider">24</td>
<td>16</td>
<td>7</td>
<td>3</td>
<td class="divider">6</td>
<td>4</td>
<td>0</td>
<td class="divider">4</td>
<td>3</td>
<td>3</td>
<td class="divider">2</td>
<td>28</td>
<td>21</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>8</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/169/catania"><img alt="Catania" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/9/169_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/169/catania">Catania</a></td>
<td class="standingPoints divider">22</td>
<td>16</td>
<td>6</td>
<td>4</td>
<td class="divider">6</td>
<td>5</td>
<td>1</td>
<td class="divider">2</td>
<td>1</td>
<td>3</td>
<td class="divider">4</td>
<td>22</td>
<td>24</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>9</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/145/atalanta"><img alt="Atalanta" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/5/145_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/145/atalanta">Atalanta</a></td>
<td class="standingPoints divider">21</td>
<td>16</td>
<td>7</td>
<td>2</td>
<td class="divider">7</td>
<td>5</td>
<td>0</td>
<td class="divider">3</td>
<td>2</td>
<td>2</td>
<td class="divider">4</td>
<td>17</td>
<td>23</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>10</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/4/parma"><img alt="Parma" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/4/4_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/4/parma">Parma</a></td>
<td class="standingPoints divider">20</td>
<td>16</td>
<td>5</td>
<td>5</td>
<td class="divider">6</td>
<td>4</td>
<td>3</td>
<td class="divider">0</td>
<td>1</td>
<td>2</td>
<td class="divider">6</td>
<td>19</td>
<td>22</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>11</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/122/udinese"><img alt="Udinese" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/2/122_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/122/udinese">Udinese</a></td>
<td class="standingPoints divider">19</td>
<td>15</td>
<td>4</td>
<td>7</td>
<td class="divider">4</td>
<td>3</td>
<td>3</td>
<td class="divider">1</td>
<td>1</td>
<td>4</td>
<td class="divider">3</td>
<td>22</td>
<td>24</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>12</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/113/chievo"><img alt="Chievo" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/3/113_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/113/chievo">Chievo</a></td>
<td class="standingPoints divider">18</td>
<td>16</td>
<td>5</td>
<td>3</td>
<td class="divider">8</td>
<td>3</td>
<td>3</td>
<td class="divider">2</td>
<td>2</td>
<td>0</td>
<td class="divider">6</td>
<td>19</td>
<td>27</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>13</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/120/sampdoria"><img alt="Sampdoria" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/0/120_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/120/sampdoria">Sampdoria</a></td>
<td class="standingPoints divider">17</td>
<td>15</td>
<td>5</td>
<td>3</td>
<td class="divider">7</td>
<td>3</td>
<td>1</td>
<td class="divider">3</td>
<td>2</td>
<td>2</td>
<td class="divider">4</td>
<td>19</td>
<td>21</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>14</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/141/cagliari"><img alt="Cagliari" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/1/141_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/141/cagliari">Cagliari</a></td>
<td class="standingPoints divider">16</td>
<td>16</td>
<td>4</td>
<td>4</td>
<td class="divider">8</td>
<td>2</td>
<td>2</td>
<td class="divider">4</td>
<td>2</td>
<td>2</td>
<td class="divider">4</td>
<td>14</td>
<td>26</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>15</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/170/torino"><img alt="Torino" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/0/170_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/170/torino">Torino</a></td>
<td class="standingPoints divider">15</td>
<td>16</td>
<td>3</td>
<td>7</td>
<td class="divider">6</td>
<td>2</td>
<td>2</td>
<td class="divider">4</td>
<td>1</td>
<td>5</td>
<td class="divider">2</td>
<td>17</td>
<td>21</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>16</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/6/bologna"><img alt="Bologna" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/6/6_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/6/bologna">Bologna</a></td>
<td class="standingPoints divider">14</td>
<td>15</td>
<td>4</td>
<td>2</td>
<td class="divider">9</td>
<td>3</td>
<td>2</td>
<td class="divider">2</td>
<td>1</td>
<td>0</td>
<td class="divider">7</td>
<td>17</td>
<td>20</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>17</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/143/palermo"><img alt="Palermo" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/3/143_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/143/palermo">Palermo</a></td>
<td class="standingPoints divider">14</td>
<td>16</td>
<td>3</td>
<td>5</td>
<td class="divider">8</td>
<td>3</td>
<td>3</td>
<td class="divider">2</td>
<td>0</td>
<td>2</td>
<td class="divider">6</td>
<td>14</td>
<td>23</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>18</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/180/pescara"><img alt="Pescara" src="http://i1.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/0/180_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/180/pescara">Pescara</a></td>
<td class="standingPoints divider">14</td>
<td>16</td>
<td>4</td>
<td>2</td>
<td class="divider">10</td>
<td>3</td>
<td>1</td>
<td class="divider">5</td>
<td>1</td>
<td>1</td>
<td class="divider">5</td>
<td>12</td>
<td>30</td>
</tr>
<tr class="rowOne">
<td>19</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/174/genoa"><img alt="Genoa" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/4/174_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/174/genoa">Genoa</a></td>
<td class="standingPoints divider">12</td>
<td>16</td>
<td>3</td>
<td>3</td>
<td class="divider">10</td>
<td>1</td>
<td>2</td>
<td class="divider">5</td>
<td>2</td>
<td>1</td>
<td class="divider">5</td>
<td>16</td>
<td>28</td>
</tr>
<tr class="rowTwo">
<td>20</td>
<td class="teamLogo"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/121/siena"><img alt="Siena" src="http://i2.goal.com/files/images/stats/goal/team-logos/1/121_30x30.jpg" /></a></td>
<td class="fcName"><a href="http://www.goal.com/id-ID/teams/italy/121/siena">Siena</a></td>
<td class="standingPoints divider">11</td>
<td>16</td>
<td>4</td>
<td>5</td>
<td class="divider">7</td>
<td>3</td>
<td>3</td>
<td class="divider">3</td>
<td>1</td>
<td>2</td>
<td class="divider">4</td>
<td>15</td>
<td>20</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<br /></div>
<div class="" id="right_column">
<div class="ad-160x600">
<div>
<div id="ad160x600">
<img alt="" height="1" src="http://admax.effectivemeasure.net/emnb_1_420019.gif" style="left: -5px; position: absolute;" width="1" />
<img height="1" src="http://id.effectivemeasure.net/emnb_18_12325.gif?810053818" style="position: absolute;" width="1" />
</div>
</div>
</div>
</div>
<br />
Sumber : <a href="http://www.goal.com/id-ID/results-standings/69/serie-a-italia/table" target="_blank">Klik Di Sini !</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-57138448732581264602012-12-08T21:32:00.003-08:002012-12-08T21:32:53.481-08:00Seni Rupa Modern dan Kontemporer<div style="text-align: center;">
<strong>SENI RUPA MODERN DAN KONTEMPORER</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/09/design-blog.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-395" height="180" src="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/09/design-blog.jpg?w=300&h=180" title="DESIGN BLOG" width="300" /></a></div>
<br />
Penelitian tentang karya seni bukan merupakan suatu hal yang mudah
melainkan suatu pekerjaan yang sangat pelik, dan membutuhkan
kecerdasan dari sudut mana kita memandang. Hal ini sangat memberikan
pengaruh pada hasil penelitian yang penuh dengan ketegangan antara
sudut pandang ilmiah dan seni.<br />
<strong>2.1 Seni Rupa </strong><br />
Seni rupa secara sederhana, didefinisikan sebagai seni yang dapat
dilihat atau tampak kasat mata. Dalam bahasa Inggris seni rupa disebut <em>visual art</em>,
karena memang seni rupa hanya dapat dirasakan lewat penglihatan. Ini
ditegaskan oleh Humar Sahman dalam bukunya “Mengenali Dunia Seni Rupa”
sebagai berikut:<br />
…peranan mata sangat menentukan apakah dalam proses mencipta sejak
dari pengamatan sampai pada visualisasi, gagasan ataupun dalam proses
apresiasi produk visualisasi itu. Orang yang buta warna walaupun
sepintas-lintas matanya nampak beres-beres saja, tidak akan mampu
menjadi perupa atau apresiator karya seni rupa yang kompeten (Humar
Sahman, 1993: 200).<br />
Banyak pendapat mengenai seni rupa selain <em>visual art</em> di antaranya <em>spatial art</em>
yang dalam kamus bahasa Inggris berarti mengenai ruang/tempat. Hal ini
dijelaskan lebih lanjut oleh Humar Sahman sebagai berikut:<br />
… disebut <em>spasial art</em> jika yang diaksentuasi adalah ruang (<em>space</em>)
seperti bangunan (arsitektur = seni mencipta ruang). Atau apabila karya
yang diciptakan menempati ruang, baik dalam arti faktual maupun virtual
(Humar Sahman, 1993:200).<br />
Dalam artian terbatas seni rupa dapat diartikan “<em>plastic</em>”
jika dalam konteks hanya memanfaatkan teknik membentuk bahan-bahan
plastis (lunak) (Herbert Read, 2000: 1). Contoh dari pengertian ini
adalah patung, keramik termasuk juga instalasi.<br />
Pendapat Jim Supangkat dalam SanentoY., (2001: ix) mengenai seni
rupa dalam pengantar buku ‘Dua Seni Rupa” dapat dijadikan sebagai
landasan dalam penelitian ini. Menurutnya seni rupa bila diterjemahan
secara harfiah ke dalam bahasa Inggris maka terdapat dua istilah yang
berbeda yaitu <em>visual art</em> dan <em>fine art.</em><br />
V<em>isual art</em> mengacu pada pengertian seni yang menekankan “rupa”. Istilah ini mempunyai lingkup jauh lebih luas dari <em>fine art</em>.
Seni rupa ini dapat dikatakan setua kebudayaan umat manusia karena
memang ada di semua kebudayaan di segala zaman sejak zaman primitif.
Sedangkan <em>fine art</em> mempunyai lingkup yang sangat sempit dan tradisinya terikat pada kebudayaan Barat.<br />
Membongkar persoalan seni rupa sedikit banyak mempersoalkan
identifikasi melalui modifikasi pemikiran-pemikiran dengan menangkap
gejala seni rupa. Munculnya seni rupa kontemporer mungkin dapat
melahirkan persoalan rumit, sebab tidak semua seni yang dibuat pada
masa sekarang adalah kontemporer. Hal ini akhirnya menyebabkan
kecenderungan yang tidak bisa sepenuhnya dicerna dengan konsep,
misalnya seni instalasi atau praktek-praktek seni rupa lainnya yang
dianggap ekstrim.<br />
Setiap karya seni hendaknya memberikan manfaat pada masyarakat atau
kehidupan umat, karya seni seperti inilah disebut karya seni yang
berkualitas artinya masyarakat bisa menikmati dengan kepolosan
apresiasi serta pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian akan
timbul keseimbangan antara seniman karya seni dengan apresiator. Di
lain pihak karya seni tidak harus selalu dapat dimengerti oleh
masyarakat, akhirnya melahirkan gejala kurangnya apresiasi, kampungan,
ketinggalan zaman dan sebagainya.<br />
Persoalan di atas merupakan permasalahan yang menyelesaikannya
menuntut kreativitas. Setiap seniman dalam proses penciptaan karya seni
hendaknya memakai pemikiran yang sangat matang. Berkaitan dengan proses
penciptaan dalam hal ini Dharsono (2004: 28) membaginya dalam tiga
komponen proses penciptaan karya seni yaitu tema, bentuk dan isi.
Ketiga komponen ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisah-pisahkan.<br />
<strong><em>2.1.1 Tema</em></strong><br />
Tema merupakan rangsang cipta seniman dalam usahanya untuk
menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan sehingga dapat memberikan
konsumsi batin manusia secara utuh dan perasaan keindahan. Kita dapat
menangkap harmoni bentuk yang disajikan serta mampu merasakan lewat
sensitivitasnya. Dalam sebuah karya seni hampir dapat dipastikan adanya
tema<em>, </em>yaitu inti atau pokok persoalan yang dihasilkan sebagai
akibat adanya pengolahan objek (baik objek alam atau objek imajinasi),
yang terjadi dalam ide seorang seniman dengan pengalaman pribadinya.
Ada kalanya seorang senimanmengambil “alam” sebagai objek karyanya,
tetapi karena adanya pengolahan dalam diri seniman tersebut maka
tidaklah mengherankan apabila bentuk (wujud) terakhir dari karya
ciptannya akan berbeda dengan objek semula.<br />
… problem yang sangat penting dalam mencipta sebuah karya seni
bukanlah apa yang digunakan sebagai objek tetapi “bagaimana” sang
seniman mengolah objek tersebut menjadi karya seni yang punya nafsu dan
citra pribadi sehingga dalam pengertian tema, tidaklah dapat
diterangkan begitu saja tanpa seseorang terlibat di dalamnya (dalam
proses-proses penciptaan). Tema merupakan bentuk dalam ide sang
seniman, artinya bentuk yang belum dituangkan dalam media atau belum
lahir sebagai bentuk fisik. Maka dapat dikatakan pula bahwa seni adalah
pengejawantahan dari dunia ide sang seniman (Dharsono, 2004: 30).<br />
<strong><em>2.1.2 Bentuk</em></strong><br />
Pada dasarnya apa yang dimaksud dengan bentuk adalah totalitas dari
pada karya seni. Bentuk itu merupakan organisasi atau suatu kesatuan
atau komposisi dari unsur pendukung karya. Ini dijelaskan lebih lanjut
oleh Dharsono bahwa ada dua macam bentuk yang pertama adalah bentuk <em>visual</em>
yaitu bentuk fisik dari sebuah karya seni atau kesatuan dari
unsur-unsur pendukung karya seni tersebut. Selanjutnya adalah bentuk
khusus yaitu bentuk yang tercipta karena adanya hubungan timbal balik
antara nilai-nilai yang dipancarkan oleh fenomena bentuk fisik terhadap
tanggapan kesadaran emosional.<br />
<strong><em>2.1.3 Isi</em></strong><br />
Isi adalah bentuk psikis dari karya yang dihasilkan seorang seniman.
Perbedaan bentuk dan isi hanya terletak pada diri seniman. Bentuk hanya
cukup dihayati secara inderawi tetapi isi atau arti dihayati dengan
mata batin seorang seniman secara kontemplasi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa isi disamakan dengan temaseseorang seniman.<br />
<strong>2.2 Fungsi Seni Rupa</strong><br />
Sepanjang sejarah kehidupan manusia, tidak bisa disangkal bahwa
manusia tidak bisa lepas dari seni, karena seni merupakan bagian dari
kehidupan manusia dari sejak zaman prasejarah hingga sekarang artinya
seni adalah kebutuhan yang sama pentingnya dengan kebutuhan lain.<br />
Karya seni secara teoritis mempunyai tiga macam fungsi yaitu: fungsi
personal, fungsi sosial dan fungsi fisik. Seni memang tidak lepas dari
fungsi, di mana kehidupan manusia tidak bisa lepas dari seni, ini
menandakan bahwa kita adalah makhluk sosial yang sekaligus sebagai
makhluk individu. Selain sebagai keindahan, religius atau benda pakai
seni mempunyai fungsi yang sangat mendalam (Dharsono, 2004: 31).<br />
Setiap manusia pasti membutuhkan tata cara (norma) hidup. Dari tata
cara hidup itulah manusia akhirnya melahirkan kebudayaan dan dari
kebudayaan itu lahirlah seni. Sebagai instrumen ekspresi personal, seni
semata-mata tidak dibatasi untuk dirinya sendiri. Maksudnya seni tidak
secara eksklusif dikerjakan berdasarkan emosi pribadi namun bertolak
pada pandangan personal menuju persoalan-persoalan umum di mana seniman
itu hidup, kemudian diterjemahkannya lewat lambang dan simbol.
Ciri-ciri kemanusiaan seperti kelahiran, cinta dan kematian yang punya
dasar instrumen secara umum diangkat sebagai tema seni, tetapi
pengolahan terhadap wujud karya tidak bisa lepas dari adanya keunikan
seniman dalam menangkap atau membentuk idenya.<br />
<strong>2.3 Seni Rupa Modern </strong><br />
Eropa dan Amerika adalah pelopor lahirnya seni modern. Hal ini ditegaskan oleh Rosenberf, dalam Dharsono (2004:222) bahwa:<br />
Pengertian “modern” dalam terminologi seni rupa tidak bisa
dilepaskan dari prinsip modernisme atau paham yang mendasari
perkembangan seni rupa modern dunia sampai pertengahan abad ke-20. Seni
rupa modern dunia memiliki nilai-nilai yang bersifat universal. Dari
penafsiran seorang pelukis Jerman yang pindah ke Amerika Serikat
sesudah Perang Dunia ke II, Hans Hofmann menyatakan hanya seniman dan
gerakan di Eropa dan Amerika yang mampu melahirkan seni rupa modern,
konsepsi poros Paris-New-York sebagai pusat perkembangan seni rupa
modern.<br />
Seni modern lahir dari dorongan untuk menjaga standar nilai estetik
yang kini sedang terancam oleh metode permasalahan seni. Modernisme
meyakini gagasan progres karena selalu mementingkan norma kebaruan,
keaslian dan kreativitas. Prinsip tersebut melahirkan apa yang kita
sebut dengan “<em>Tradition of the new</em>” atau tradisi “<em>Avant-garde”</em>, pola lahirnya gaya seni baru pada awalnya ditolak, namun akhirnya diterima masyarakat sebagai inovasi terbaru.<br />
Seni modern dengan melahirkan <em>Conceptual Art/ </em>Seni
Konseptual merupakan gerakan dalam menempatkan ide, gagasan atau
konsep sebagai masalah yang utama dalam seni. Sedangkan bentuk,
material dan objek seninya hanyalah merupakan akibat/efek samping dari
konsep seniman.<br />
Walapun kita sering menggunakan istilah seni rupa modern prinsip <em>modernisme</em>
tak pernah sungguh-sungguh berakar. Polemik kebudayan di tahun 30-an
sangat mempengaruhi pemikiran perkembangan seni rupa Indonesia. Hal ini
dipertegas oleh Jim Supangkat 1992 sebagai berikut:<br />
Persentuhan seni rupa Indonesia dengan seni rupa modern sebenarnya
hanya terbatas pada corak, gaya, dan prinsip estetik tertentu.
Nasionalisme sebagai sikap dasar persepsi untuk menyusun sejarah
perkembangan sejarah seni rupa Indonesia adalah kenyataan yang tak bisa
disangkal dan nasionalisme sangat mewarnai pemikiran kesenian dihampir
semua negara berkembang. Batas kenegaraan itulah yang mengacu pada
nasionalisme yang akhirnya diakui dalam seni rupa kontemporer yang
percaya pada <em>pluralisme </em>sejak zaman PERSAGI tidak pernah ragu
menggariskan perkembangan seni rupa Indonesia khas Indonesia (Jim
Supangkat dalam Dharsono, 2004: 224).<br />
Kendati seni rupa modern percaya pada eksplorasi dan kebebasan
secara implisit akhirnya hanyalah mempertahankan prinsip-prinsip seni
rupa Barat (tradisi Barat). Prinsip-prinsip modernisasi juga
menetapkan tahap perkembangan yang didasarkan pada perkembangan seni
rupa modern Eropa Barat dan Amerika (lihat sejarah). Di Indonesia
prinsip-prinsip seperti itu tidak seluruhnya teradaptasi, akan tetapi
muncul secara terpotong-potong kadang dalam bentuk yang lebih ekstrim.<br />
Catatan perkembangan pelukis Belanda yang diabaikan adalah catatan
yang justru secara mendasar memperlihatkan tanda-tanda perkembangan
seni rupa modern. Kendati tidak terlalu nyata pergeseran yang terjadi
pada tahun 1940-an ini menandakan seniman mulai mempersoalkan bahasa
rupa dan cenderung meninggalkan representasi (menampilkan realitas
sebagai fenomena rupa). Pada tahun 50-an kecenderungan mempersoalkan
bahasa rupa itu menegaskan pada karya pelukis Ries Mulder yang waktu
itu tinggal di Bandung. Ketika Ries Mulder merintis pendidikan seni
rupa di Bandung (ITB), perkembangan seni rupa di alur ini memasuki era
penjelajahan masalah bentuk rupa yang secara sadar meninggalkan
representasi. Ries Mulder memperkenalkan konsep-konsep seni lukis
kubisme yang kemudian sangat berpengaruh di kalangan pelukis pribumi
yang belajar padanya. Di tempat lain, ruang seni rupa di Jogjakarta
pada saat itu dipenuhi dengan karya-karya realistis. Dari kenyataan
inilah maka lahir kubu Bandung yang disebut sebagai laboratorium Barat.
Hal ini dipertegas oleh A.D. Pirous bahwa:<br />
…perguruan tinggi dibentuk dengan gaya, konsep dan teori kesenian
Barat modern diajarkan pada mahasiswa, proses itu berjalan sedemikian
sehingga pada tahun 50 dan 60-an , karya-karya mahasiswa seni rupa
Bandung pernah dicap sebagai hasil laboratorium Barat (A.D. Pirous,
2003:56)<br />
Akibat dari perkembangan ini, kemudian menjadi kontradiksi kubu
Bandung-Jogja yang memperlihatkan pertentangan dua tradisi besar seni
rupa modern, yaitu kontradiksi tradisi realis dan modernis.<br />
<strong>2.4 Seni Rupa Kontemporer</strong><br />
Antara modern dan kontemporer secara umum tidak dapat dipilah
berdasarkan waktu, hal ini mengakibatkan tidak jelasnya pemisah antara
kedua istilah tersebut. Instilah modern dan kontemporer dalam konteks
seni rupa dijelaskan oleh Kramer dalam Dharsono sebagai berikut:<br />
Pengertian “kontemporer” dibandingkan dengan istilah modern hanya
sekedar sebagai sekat munculnya perkembangan seni rupa sekitar tahun
70-an dengan menempatkan seniman-seniman Amerika seperti David Smith
dan Jackson Pollock sebagai tanda peralihan (Dharsono, 2004: 223).<br />
Pengertian kontemporer dalam bidang arsitektur memiliki pengertian
lain, hal ini diungkapkan oleh Kultermann seorang pemikir asal Jerman,
“berdasarkan teori Udo pengertian kontemporer dekat dengan paham <em>post-modern</em>… menjelang 1970. Paham baru ini menentang kerasionalan paham modern yang dingin dan berpihak pada <em>simbolisme instink</em>”
(Dharsono, 2004: 223). Dalam istilah seni pengertian ini ditafsirkan
lebih lajut oleh Douglas Davis kontemporer sebagai kembalinya upaya
mencari dan mengangkat nilai-nilai budaya dan kemasyarakatan atau dalam
istilah seni kembali ke konteks.<br />
Seperti telah kita ketahui, seni kontemporer dalam bahasa Indonesia
padanannya adalah “seni masa kini” atau juga “seni mutakhir”. Dalam
khazanah seni modern yang telah berusia ratusan tahun, kehadiran seni
kontemporer cukup rumit dan menimbulkan kontroversi yang berkepanjangan.<br />
Istilah seni kontemporer pada hemat saya justru banyak menimbulkan
kebingungan. Istilah seni kontemporer dalam arti seni masa kini
sepanjang yang telah saya selusuri, sudah muncul sejak tahun 50-an.
Pada waktu itu, karya seni masa kini hanya menyangkut nama-nama
Picasso, Matisse, Braque dan lain-lain yang tidak bisa disebut satu
persatu apakah tidak mengherankan jika pada tahun 1996 kita harapkan
kepada bentuk seni yang sama sekali berbeda dengan tokoh-tokoh yang
berbeda pula, namanya masih tetap sama yaitu seni kontemporer apa
sebenarnya yang mempertautkan seni kontemporer tahun 50-an yang
diwakili Picasso dan kawan-kawannya dengan seni kontemporer di tahun
1996 yang diwakili <em>Pop art</em>, <em>Happening art</em> dan seni
instalasi, dan sebagainya saya rasa, inilah yang membingungkan dengan
memakai istilah seni kontemporer karena setiap ungkapan seni 10, 20,
50, seratus tahun yang lalu atau yang akan datang, pada zamannya yang
bersangkutan tetap merupakan seni kontemporer. Seperti juga waktu yang
akan datang dan pergi, juga ungkapan seni dari waktu ke waktu yang akan
dan pergi masing-masing mempunyai bentuk, sifat dan kecenderungan
masing-masing yang saling berbeda satu sama lain, bahkan sering tidak
ada kaitan dan kebersamaan titik tolaknya. Periode berikutnya adalah
pendobrakan yang lengkap terhadap asas-asas seni rupa tradisi Barat.
Bahkan, akhirnya pendobrakan ini semakin beraneka ragam. Dipengaruhi
oleh semangat individualisme dengan jumlah pelukis yang semakin banyak
maka seni kontemporer ini semakin dipadati oleh seni individual di mana
setiap seniman berusaha untuk saling berbeda satu sama lain (Popo
Iskandar, 2000:30).<br />
Ditinjau dari sudut ini seni kontemporer bukanlah konsep tetap. Seni
kontemporer adalah dimensi waktu yang terus bergulir mengikuti
perkembangan masyarakat dengan zamannya.<br />
Kiranya hanya satu indikasi yang bisa dijadikan titik terang istilah
seni kontemporer, yakni lahir dan berkembang dalam khazanah dan ruang
lingkup seni modern. Hal ini di pertegas dalam buku AWAS! <em>Recent art from Indonesia:</em> Seni rupa kontemporer muncul setelah seni rupa modern.<br />
…”berlangsungnya perayaan ‘Boom seni lukis’ di akhir tahun 80-an dan
awal akhir 90-an…seniman bergerak cepat menembus, melintas batas-batas
tradisional negara yang membatasi identitasnya. Kelangsungan seni rupa
kontemporer…tidak lagi mengusung semangat hebat, pemberontakan dan
penyangkalan seperti pendahulunya di tahun 70-an (seni modern) tetapi
melangsungkan negosiasi dengan berbagai senimanan baru,
perubahan-perubahan yang serba cepat, peluang dan tentunya juga
gemerlapnya pasar (Rizki A Zaelani, 1999:92).<br />
Untuk melengkapi batasan antara modern dan kontemporer dalam seni
rupa, penulis (Senin, 17 Januari 2005) berhasil menghubungi Setiawan
Sabana (pendidik, perupa, dekan FSRD ITB). Ia mengungkapkan, sesuai
dengan hasil penelitiannya mengenai “Seni Rupa Kontemporer Asia
Tenggara” yang dilakukannya selama 4 tahun, bahwa yang membedakan
antara seni rupa modern dan kontemporer sebagai berikut:<br />
1. Seni rupa modern<br />
- memutuskan rantai dengan tradisi masa lalu, pada masa ini
tradisi tidak menjadi perhatian yang signifikan dan itu dianggap
sebagai seseuatu yang tidak perlu diotak-atik lagi tapi cukup dalam
musium saja,<br />
- adanya <em>high art</em> dan <em>low art </em>( kesenian dianggap adiluhung),<br />
- tema-tema sosial cenderung ditolak, dan<br />
- kurang memperhatikan budaya lokal.<br />
2. Seni rupa kontemporer<br />
- tradisi dicoba untuk diangkat kembali misalnya tema lebih bebas dan media lebih bebas,<br />
- tema-tema sosial dan politik menjadi hal yang lumrah dalam tema berkarya seni,<br />
- baurnya karya seni adiluhung/<em>high art </em>dan <em>low art,</em><br />
- masa seni rupa modern kesenian itu abadi maka masa kontemporer kesenian dianggap kesementaraan,<br />
- dulu ada istilah menara gading sekarang kesenian merakyat,
jadi tidak lagi menjadi sesuatu yang perlu/harus bertahan, dan<br />
- budaya lokal mulai bahkan menjadi perhatian.<br />
Selanjutnya ia menyimpulkannya bahwa fenomena seni rupa kontemporer
Indonesia merupakan suatu refleksi, pencerminan evaluasi kembali, sikap
evaluatif dan pencarian akan potensi-potensi kultural yang baru di
negeri ini dan merupakan bentuk kesadaran baru dalam era global.<br />
<strong>2.5 Seni Rupa Indonesia</strong><br />
Kolonialisme Eropa terutama yang dilakukan oleh dua negara yakni
Spanyol dan Portugis, telah memberikan dampak besar pada perkembangan
budaya Timur (Indonesia). Portugis adalah negara Eropa pertama yang
melakukan perjalanan mengarungi samudera sebelah selatan menuju Afrika,
melewati selatan dari Timur Asia pada abad ke-15. Kemudian pada akhir
abad ke-16 Inggris dan Belanda menyaingi monopoli Portugis dalam
perdagangan di daerah Timur. Belanda kemudian menjajah Hindia Belanda
sebagai negara koloni penghasil teh, kapas, emas dan sumber daya alam
lainnya terutama Indonesia hingga jatuhnya kekuasaan Belanda ke tangan
Jepang tahun 1942. Tentu hal ini sangat berpengaruh pada semua tatanan
yang ada di Indonesia baik segi politik maupun kebudayaan yang imbasnya
sampai pada perjalanan seni rupa.<br />
…Perjalanan seni lukis kita sejak perintisan R. Saleh sampai awal
abad 21, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan
konsepsi. Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran
berhasil itu, sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang
membuahkan seni alternatif dengan munculnya seni konsep (<em>conceptual art</em>) seni instalasi, dan “<em>Performance Art</em>”,
yang pernah menjamur di kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996.
Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode
1996/1997…. (Dharsono, 2004: 194).<br />
Sejarah mencatat, perkembangan seni rupa Indonesia pada tiap
zamannya banyak dipengaruhi oleh kolonialisme terutama pada
perkembangan seni rupa modern Indonesia yang selalu terkait dengan
perubahan sosial dan juga memuat konteks-konteks sosial, ekonomi maupun
kebudayaan. Hal ini terbukti dengan munculnya seorang seniman pertama
kaum pribumi (terjajah) bernama R. Saleh Syarif Bustaman (1807-1880)
yang dinyatakan sebagai perintis, karena telah menanamkan tonggak
pertama perjalanan seni lukis Indonesia (Sudarmaji dalam Dharsono,
2004:140). Dengan mendapatkan pendidikan gambar dari pelukis Belgia, R.
Saleh dikirim ke negeri Belanda untuk belajar melukis dengan dibiayai
pemerintah Belanda pada tahun 1829, dari hasil pendidikan tersebut R.
Saleh melahirkan dua karyanya yang sangat terkenal sampai saat ini
yaitu “Antara Hidup dan Mati” dan “Hutan Terbakar” serta beberapa
potret keluarga raja-raja Jawa dan pejabat pemerintahan Belanda.<br />
<strong>Gambar 1. Lukisan Raden Saleh “Berburu Banteng”</strong><br />
<a href="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/09/berburu-banteng1.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-390" height="209" src="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/09/berburu-banteng1.jpg?w=300&h=209" title="berburu-banteng1" width="300" /></a><br />
(Dharsono,2004:142)<br />
Kasus lain yang hampir serupa terjadi setelah meninggalnya R. Saleh
(1880). Munculnya tokoh pelukis yang mengenyam pendidikan dari Belanda
yaitu Abdullah Suryosubroto (1900-an). Ia pada awalnya dikirim ke
negeri Belanda oleh Wahidin Sudirohusodo untuk menuntut ilmu kedokteran
namun tanpa sepengetahuan ayahnya ia malah belajar pada akademi seni
rupa. Ia kemudian pulang ke Indonesia menjadi pelukis besar dan menetap
di Bandung. Sejak wafatnya R. Saleh (1880) sampai pada munculnya
Abdulah Suryosubroto (1900-an) konteks dunia seni rupa Indonesia
seperti mengalami “rantai terputus”.<br />
“<em>Mooi Indie</em>” (seni lukis pemandangan) merupakan masa awal perkembangan seni rupa Indonesia setelah wafatnya R. Saleh. Tumbuhnya <em>Mooi Indie </em>merupakan
pengaruh pengusaha dan para pedagang masa kolonialisme tahun 1930-1938.
Melihat keadaan alam di Indonesia yang indah dan permai menyebabkan
para pengusaha pada waktu itu sangat menyukai objek-objek keindahan
alam, sehingga lahir pelukis-pelukis pemandangan, diantaranya Abdullah
Suryosubroto, Pringadi dan Wakidi. Hal ini ditegaskan oleh Sanento
Yuliman sebagai berikut:<br />
…pada awal abad dua puluh terbentuklah konsumen lukisan pemandangan
alam di Indonesia, yaitu saudagar, pengusaha, pegawai Belanda dan para
wisatawan…semua menginginkan kenang-kenangan alam Indonesia…karena
kebanyakan pelukis pada masa itu memang senang melukis pemandangan
alam. Kesenangan itu…beserta hasil penjualan…bagi pelukis merupakan
imbalan yang cukup…Pelukis Abdullah Suryosubroto, Pringadi dan Wakidi
meluangkan banyak waktu…pergi ke tempat sepi di lereng gunung Tangkuban
Parahu, kaki Merapi, pantai Pelabuhan Ratu dan di Ngarai Sianok
merenungi pemandangan alam dan dengan tekun melukisnya (Sanento
Yuliman, 2001:80).<br />
<em>Mooi Indie</em> memiliki karakter dan teknik pewarnaan yang berbeda dengan masa R. Saleh. Pewarnaan karya seniman <em>Mooi Indie </em>lebih menyala baik pada objek alam, binatang maupun manusia. Tokoh-tokoh masa <em>Mooi Indie </em>selain
Abdullah Suryosubroto, Wakidi dan Pringadi yaitu Basuki Abdullah dan
pelukis lainnya. Mereka melukis pemandangan dengan teknik yang biasa
dilakukan dan diajarkan di akademi seni rupa negeri Belanda berdasarkan
ketentuan lazim, yaitu memperhitungkan perspektif/ruang dan teknik
pewarnaan yang ditonjolkan.<br />
<strong>Gambar 2. Lukisan Abdulah Suryosubroto “Hamparan Sawah”</strong><br />
<a href="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/09/001pabdullah-suryosubroto_landscape.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-391" height="152" src="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/09/001pabdullah-suryosubroto_landscape.jpg?w=300&h=152" title="001PAbdullah-Suryosubroto_Landscape" width="300" /></a><br />
(Dharsono, 2004)<br />
Dengan aturan-aturan seperti di atas Sudjojono (salah satu murid
Pringadi) merasa tidak punya kebebasan, sebab menurutnya melukis harus
terbebas dari kaidah-kaidah agar gejolak jiwa bisa tercurahkan
sebebas-bebasnya. …lukisan tidak diukur dari kecepatan dalam melukiskan
objek tetapi bagaimana menuangkan intensitas kegemasan garis-garis yang
disapukan pada kanvas, ujar Sudjojono (Sanento Yuliman, 2001:82).
Sudjojono tetap konsisten pada keyakinannya hingga tahun 1937 ia
berhasil mengikuti pameran bersama orang-orang Eropa. Pada tahun 1938
ia menjadi tokoh dan penggerak Persatuan Ahli Gambar Indonesia
(PERSAGI) yang diketuai oleh Agus Djaya. Perkumpulan ini dirintis
sebagai kesatuan pelukis-pelukis untuk melahirkan lukisan corak
Indonesia dengan konsep “melukis tidak semata-mata berbekal
keterampilan teknis, tetapi memerlukan pandangan hidup dan visi seni
yang luas dan mendalam”. Namun akhirnya PERSAGI bubar ketika kekuasaan
Belanda jatuh ke tangan Jepang Pada bulan Maret 1942.<br />
Jatuhnya kekuasaan Belanda ke tangan Jepang bukan hanya suatu
kemenangan militer saja, tetapi bangsa Indonesia lebih melihat
peristiwa ini sebagai kemenangan kepercayaan akan harga diri bangsa
Asia terhadap bangsa Barat. Ini dipaparkan oleh A.D. Pirous bahwa:<br />
Kedatangan Jepang ke Indonesia pada waktu itu dirasakan sebagai
“saudara tua” yang melepaskan kekuasaan penjajahan Belanda yang
diterima dengan semangat persaudaraan yang erat. Jepang yang juga
unggul dalam kebudayaan, diharapkan dapat membantu mengembangkan
kebudayaan Indonesia, harapan ini jadi lebih diyakini, ketika
pemerintah Jepang menampakan perhatiannya yang besar terhadap
persoalan-persoalan kebudayaan (AD. Pirous 2003:3).<br />
Pada masa pendudukan Jepang seni rupa Indonesia mendapatkan
perhatian yaitu dengan disediakannya alat-alat dan tempat untuk melukis
sehingga terselenggara pameran lukisan pertama pada bulan September
1942. Tapi sayangnya karya-karya yang dibuat hanya sebagai propaganda
pemerintahan Jepang yaitu dengan bertemakan kehebatan pemerintahan
Jepang.<br />
<strong>Gambar 3. Foto Perupa Jepang Saseo Ono</strong><br />
<a href="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/09/saseo-ono-pelukis-jepang.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-392" height="300" src="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/09/saseo-ono-pelukis-jepang.jpg?w=211&h=300" title="saseo ono-pelukis jepang" width="211" /></a><br />
(A.D. Pirous, 2003:1)<br />
Gambar 4. Sketsa Saseo Ono menggambarkan situasi Jalan Braga, Bandung<br />
(A.D. Pirous, 2003:2)<br />
Gambar 5. Sketsa Saseo Ono menggambarkan semangat awal kemerdekaan<br />
<a href="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/09/1011100555viktor-ivanov.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-393" height="211" src="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/09/1011100555viktor-ivanov.jpg?w=300&h=211" title="1011100555viktor-ivanov" width="300" /></a><br />
(A.D. Pirous, 2003: 9)<br />
Puncak campur tangan pemerintahan Jepang dapat dicatat pada bulan
April tahun 1943 atau setahun setelah masa pendudukan. Jepang membentuk
suatu badan kebudayaan yang diberi nama “<em>Keimin Bunka Sidosho</em>”
dengan kontrol di bawah seniman Jepang yaitu Saseo Ono, di dalamnya
tetap terdapat propaganda pemerintahan Jepang. Akan tetapi oleh para
seniman lokal “Keimin Bunka Sidosho” dimanfaatkannya sebagai kesempatan
untuk berlatih secara teratur dengan literatur dan peralatan yang ada,
mereka mengadakan ceramah/diskusi tentang seni rupa dengan sedikitnya
memberikan pandangan-pandangan baru tentang perkembangan kesenian (seni
rupa) Indonesia. Di pihak lain Indonesia mendirikan “Poetra” yang dalam
bagian seni rupanya dipimpin oleh S. Sujoyono dan Affandi.<br />
Selain mengabdi pada bidang seni, seniman-seniman lokal berjuang
melawan pemerintahan Jepang lewat lukisan dan poster, dengan jiwa
nasionalisme pada saat itu sebagai contoh lukisan Affandi menyindir
pekerja romusha dengan badan kurus dan pakaian compang-camping,
demikian juga poster dengan model pelukis Dullah, teks oleh Khairil
Anwar “Boeng Ajo Boeng” direproduksi dan disebar lewat gerbong-gerbong
kereta api.<br />
Uraian singkat di atas tidak menggambarkan secara detail tentang
sejarah, penulis hanya menulis apa yang dianggap penting. Namun yang
terpenting kita telah mendapatkan benang merah sebagai bukti kuat
tentang pengaruh Barat terhadap perkembangan seni rupa modern
Indonesia. Hal tersebut mengingat apa yang diungkapkan oleh Prof.
Huizinga seorang ilmuwan sejarah yang dikutip kembali oleh Moh.
Hatta;”…Bahwa sejarah bukanlah menuliskan selengkap-lengkapnya fakta
yang terjadi pada masa lampau yang tidak mungkin ditulis lengkap oleh
manusia, sejarah memberi bentuk kepada masa yang lalu supaya roman masa
lalu itu jelas tergambar di muka kita” (Khalid Zabidi 2003:22).<br />
<strong>Gambar 6. Karya Jim Supangkat</strong><br />
<a href="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/09/antarafoto-1206523522.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-394" height="208" src="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/09/antarafoto-1206523522.jpg?w=300&h=208" title="antarafoto-1206523522-" width="300" /></a><br />
(GSRB, 1979: 48)<br />
Pertama kali yang harus dipahami dari sejak awal adalah perkembangan
seni rupa modern Indonesia merupakan proyek kebudayaan Barat yang
dibawa melalui Kolonialisme Eropa (Belanda). Perkembangan (seni rupa
modern) berbeda dengan seni rupa yang telah hidup lama (seni rupa
lokal) di Indonesia. Jim Supangkat menandai ini dengan pernyataannya: <em>“Indonesia
Modern art grew out of western culture, it was not a continuity and
development of traditional arts, which have a different frame of
reference”</em> (Jim Supangkat, dalam Khalid Zabidi 2003:23)<br />
<strong>2.6 Perkembangan Seni Rupa Bandung</strong><br />
Melihat sangat luasnya ruang lingkup seni rupa maka penulis dalam
hal ini hanya akan membeberkan perkembangan seni murni saja karena
mengingat seni murni dianggap sebagai pencetus awal modernisasi seni
rupa Indonesia.<br />
Perkembangan seni rupa Bandung ditandai dengan munculnya kelompok
seni rupa Hindia Molek atau “Mooi Indie” kelompok ini banyak
menggambarkan lukisan-lukisan yang bertemakan pemandangan alam yang
indah dan objek manusia. Ini dipertegas oleh Sudarmaji bahwa:<br />
Masa ‘Hindia Jelita’, atau masa ‘Hindia Indah’, atau ‘<em>Mooi Indie</em>’,
apapun namanya, masa itu merupakan masa yang menonjolkan sesuatu sifat
yang diakibatkan sebagai suatu cara melihat dan memandang dunia
sekelilingnya dari aspek visualnya. Para seniman pada masa ini
memandang gejala sekelilingnya dari sudutnya yang molek, yang cantik,
indah, permai dalam memuja alam Indonesia, terutama gunungnya, laut,
sawah, bunga-bunga, manusia terutama gadis-gadis Indonesia yang cantik
(Dharsono, 2004:143).<br />
Kelompok ini muncul tentu tidak lepas dari pengaruh pelukis Barat
(penjajah) yang melukis bertaraf hanya sebagai hobi atau kesenangan
belaka. Hindia Molek atau “Mooi Indie” adalah sebuah perkembangan seni
rupa sebelum lahirnya PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia).
Semenjak dari masa itu perkembangan seni rupa atau bahkan kebudayaan di
Indonesia merupakan perkembangan yang terlepas dari seni rupa
prasejarah bahkan hal ini merupakan pembuka babak baru seni rupa modern
Indonesia. Sekitar tahun 1908-1937 pelukis-pelukis “Mooi Indie” banyak
memilih tempat untuk menetap di Bandung ini disebabkan karena alam
keindahan Bandung merupakan objek yang sangat mendukung dalam berkarya
rupa pada saat itu, misalnya Abdullah Suryosubroto ia memilih Bandung
yang akhirnya ia menetap di sana dengan alasan karena banyak orang
asing bermukim yang merupakan konsumen utama seni lukis baru. Namun
yang lebih penting bahwa Bandung merupakan letak yang strategis karena
berada di tengah-tengah alam raya yang indah dengan dikelilingi
gunung-gunung yang merupakan sorga bagi seorang pelukis “Mooi Indie”.<br />
”…Rentang pandang kebiruan kaki langit dengan puncak gunung
diselimuti awan tipis, mainan cahaya disela-sela bambu dan hutan
belantara serta keelokan jalan atau sungai yang mengalir jernih
menawan, melingkar di antara semak-semak dan pepohonan berlumut yang
dipadu dengan hamparan sawah yang belum ditanamai. Bentang alam
pegunungan yang tampak menghijau laksana lautan hijau mengepung gunung,
di bawah sinar matahari pagi dengan senyum awan tipis lukisan Abdullah
Suryosubroto mampu membawakan rasa keharuan dan perasaan tentram, yang
telah hilang ditelan hiruk keramaian kota. Tidaklah mengherankan
apabila lukisannya banyak diminati orang-orang asing dan orang-orang
Indonesia sendiri (Kusnadi dalam Dharsono, 2004:144).<br />
Seni rupa Bandung merupakan salah satu muatan seni rupa modern dan
kontemporer di Indonesia. Kalau kita lihat ke belakang hingga munculnya
Pelukis Lima Bandung tentulah kita akan dapat menyimpulkan bahwa
Bandung merupakan motor pergerakan seni rupa Indonesia dari
pra-kemerdekaan, pasca kemerdekaan hingga sekarang. Seniman lainnya
yang seangkatan dengan Abdullah Suryosubroto sebagai pengisi masa “Mooi
Indie” yaitu Sukardji dan Kendar Kerton yang kemudian disusul oleh
kelompok Lima Bandung yang aktif pada tahun 1935-1940 yaitu Affandi,
Barli, Wahdi, Sudarso dan Hendra. Mereka semua merupakan seniman yang
hidup dan berjaya di masa Kolonial hingga sekarang. Dengan pendidikan
dari Belanda para pelukis Bandung masa lalu telah bisa membaca
literatur Barat antara lain gambar reproduksi karya seniman Barat
yang terkenal pada waktu itu<br />
.<br />
<strong><em>2.6.1 Masa Pendidikan Tinggi Tahun 1947-1960-an</em></strong><br />
Lahirnya lembaga pendidikan seni rupa secara formal maupun nonformal
sangatlah berarti bagi perkembangan seni rupa di Bandung, dengan
berawal dari berdirinya sanggar-sanggar sebagai transformasi teknis,
pengalaman, wawasan di antara para peserta didik. Baru sekitar tahun
1947 pendidikan tinggi seni rupa formal berdiri, pendirian ini
berdasarkan pada pemikiran seorang guru SMU bernama Simon Admiral dan
Ries Mulder, seorang seniman kebangsaan Belanda, dengan alasan bahwa
bangsa Indonesia sudah tidak adil diperlakukan oleh Belanda.<br />
<strong>Gambar 7. Lukisan karya Ries Mulder</strong><br />
(Ardiyanto, 1996)<br />
Jika bangsa yang dijajah itu mendapatkan pendidikan dengan
metodologi seperti Eropa, Barat, tentulah akan maju. Berangkat dari
pemikiran bangsa Indonesia telah memiliki kemampuan tinggi dalam
berolah seni dan telah dibuktikan dengan banyaknya karya-karya
tradisional dan aktivitas seni lainnya, ini mendorong untuk
didirikannya lembaga pendidikan tinggi seni rupa. Maka pada tanggal 1
Agustus 1947 didirikan “Universitaire Leergang Voor de Opleiding
Tekenlaren” yang kemudian diubah ke dalam bahasa Indonesia dengan nama
“Balai Pendidikan Universiter Guru Gambar” yang tergabung dalam
Fakultas Ilmu Pengetahuan Teknik, Universitas Indonesia di Bandung
(kini FSRD- ITB) dengan dosen berkebangsaan Belanda dan salah satunya
dari kaum pribumi bernama Sjafei Soemardja dengan akta mengajar dari
Belanda yaitu “Middlebare Akte” dan pada tahun 1956 di lembaga tersebut
dibentuk jurusan melukis di samping pendidikan yang mencetak guru
gambar.<br />
<strong>Gambar 8. Mahasiswa Seni Rupa ITB Tahun 1956</strong><br />
( A.D. Pirous, 2003: 164)<br />
Kemudian lembaga yang mencetak guru seni rupa selanjutnya dikelola
oleh FKIP-UNPAD (sejak 1961) dan kini lembaga pendidikan guru seni
rupa tersebut berada pada Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan kerajinan
IKIP Bandung yang sekarang menjadi UPI (Universitas Pendidikan
Indonesia)<br />
<strong><em>2.6.2 Seni Rupa Bandung Tahun 1970-1980-an</em></strong><br />
Masa 70-an, ditandai oleh maraknya pembangunan di sektor ekonomi,
hal ini ditandai dengan masuknya penanaman modal asing sehingga
memajukan roda industri dan perekonomian. Pertumbuhan perekonomian
menimbulkan krisis sosial sehingga mendorong timbulnya berbagai
ketimpangan sosial. Hal ini dijelaskan oleh A.D. Pirous sebagai berikut:<br />
Perkembangan ekonomi yang mengalami pertumbuhan, melahirkan berbagai
ketimpangan yang mendorong pergolakan sosaial dan politik, seperti
misalnya kasus “malari” pada 1974, serta gelombang protes dan
demonstrasi mahasiswa (A.D Pirous, 2003:172).<br />
Suasana seperti itu berimplikasi pada ruang seni rupa, yaitu
ditandai dengan lahirnya gaya seni yang mengarah pada nilai-nilai
spiritual dengan lahirnya lukisan-lukisan yang bernafaskan ke-Islaman
seperti kaligrafi. Hal ini terus berkembang sehingga bermunculan
seniman-seniman kaligrafi. Ini ditegaskan dengan jelas oleh A.D. Pirous:<br />
… berbagai pameran yang diikuti banyak seniman dengan beragam gaya,
dari kecenderungan gaya ekspresif seperti: Affandi, dan Amri Yahya di
Yogya, serta gaya meditatif dari Ahmad Sadali, A.D. Pirous, A. Subarna
dari Bandung, hingga gaya surealistis seperti Saiful Adnan dari Yogya
yang juga kuat memperkaya ragam bahasa visual seni lukis kaligrafi
Islami … (A.D. Pirous, 2003:173)<br />
Tumbuhnya perekonomian di Indonesia Era 80-an mendorong timbulnya
kegiatan berkesenian yang mengakibatkan lahirnya sejumlah kolektor,
galeri, <em>art dealer</em> dan lain-lain, kemudian disusul
pembangunan perkantoran, hotel, real estate atau perumahan. Sehingga
melahirkan kebutuhan barang seni sebagai elemen estetiknya. Ardiyanto
(1998:55) menyebutkan …frekuensi penjualan lukisan dan pesanan patung
mengalami lonjakan yang fantastis dan dengan sendirinya banyak seniman
yang hidupnya berkecukupan, sehingga tidak salah jika G. Shidarta dalam
makalah diskusi dalam pameran ASEAN ke-3 di Jakarta mensinyalir bahwa
kecenderungan besar di mana seniman (seni) mengabdi kepada kekuatan
ekonomi.<br />
Realitas lain para perupa pemberontak pada masa ini mayoritas muncul
dari kalangan mahasiswa akademi seni rupa di Bandung, mereka menganggap
bahwa lembaga tempat menimba ilmu dinilai kaku, konservatif dan tidak
progresif dalam menyikapi perkembangan seni rupa Indonesia. Pendek kata
lembaga pendidikan seni rupa tidak dapat mengakomodir berbagai gagasan,
motivasi atau keinginan kaum muda ( Ardiyanto, 1998:55).<br />
Karya-karya yang dilahirkan pada masa ini tidak lagi memperhatikan
nilai-nilai estetik dan mengejar wilayah artistik baru bahkan keluar
dari wilayah dengan kode khusus, mereka menganggap praktek eksplorasi
artistik sebagai ciri modernisme tidak dianggap penting. …pencarian
esensi ekspresi, eksplorasi media, perkara orisinalitas, pencarian
teknik baru tidak dipersoalkan pada karya-karya di era tahun 80-an…
(Jim Supangkat dalam Ardiyanto, 2003:56).<br />
Praktek seni rupa yang mempunyai kecenderungan menyimpang ini antara
lain seperti karyanya Acep Zam-zam Noor, Irwan Karseno dengan
mengangkat isu seks kemudian tokoh lainnya seperti Tisna Sanjaya dan
Kristiawan, menyelenggarakan pameran gambar di sepanjang jalan
Cikapundung-Bandung.<br />
<strong>Gambar 9. Aksi mahasiswa IKIP Bandung tahun 1981</strong><br />
(Ardiyanto, 1998: 62)<br />
Pemilihan ruang publik tidak saja dikarenakan perkara ukuran yang
relatif lebih besar namun secara tidak disadari hal ini jadi lebih
dekat dengan lahirnya karya seni yang dapat diapresiasi oleh masyarakat
khususnya warga kampus ini dilakukan oleh mahasiswa seni rupa IKIP
Bandung (sekarang UPI) angkatan 1981 mereka mendobrak bahwa karya itu
tidak selalu individual. Peristiwa ini sempat menjadi polemik dan
kekalutan pada masyarakat kampus (Ardiyanto, 1998:62).<br />
<strong>2.7 Seni Instalasi</strong><br />
Munculnya seni instalasi berasal dari perkembangan salah satu teknik
dalam seni rupa (patung) yaitu asemblasi. Asemblasi sendiri berasal
dari perkembangan aliran Kubisme (Picasso dan Braque), ditambah dengan
semakin gencarnya pengaruh Dadaisme, Surealisme dan <em>Conseptual Art/</em>Seni Konseptual.<br />
Dalam buku <em>Art Speak</em> Robert, A. (1990:90), menyebutkan bahwa seni instalasi dunia pertama kali muncul pada era <em>pop art </em>(1950-1970-an)
dengan tokoh-tokohnya: Judy Pfaff dengan karyanya yaitu membuat taman
bawah laut dari ribuan berbagai jenis sampah dengan sangat fantastik.
Tohoh lainnya Daniel Buren membuat instalasi garis-garis yang
diaplikasikan pada struktur-struktur yang diuraikan dengan penempatan
mereka pada karakter fisikal atau sosial dari tempat itu.<br />
Adapun artian harfiahnya (asal kata <em>install</em> = memasang, <em>installation</em>
= pemasangan), jadi seni instalasi merupakan seni yang memasang,
menyatukan, memadukan dan mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap
bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu. Lebih
spesifiknya instalasi adalah memasang, merakit, komponen-komponen benda
seni maupun benda lain (bentuk di luar konteks seni rupa). Adapun
pengertian instalasi yang diungkapkan oleh Setiawan Sabana bahwa,
instalasi adalah sebuah perakitan komponen-komponen dalam karya seni
yang dulu dipisahkan seperti patung, lukis, grafis dan keramik.<br />
<strong>2.8 Sejarah Singkat Seni Instalasi Asia Tenggara</strong><br />
Pada pertengahan tahun 1970-an banyak dilakukan percobaan seni
kontemporer yaitu di Thailand, Singapura termasuk Indonesia. Tetapi
yang berani melakukan percobaan ini hanya sekelompok kecil seniman.<br />
Pada tahun 1990-an didirikan suatu komunitas instalasi di Asia
Tenggara yang diberi nama “Forum Seni Internasional”. Tidak dapat kita
pungkiri instalasi ini memang merupakan pengaruh dari Barat. Adanya
seni instalasi seolah-olah merupakan zaman <em>renaissance</em> di
Asia Tenggara, namun lamakelamaan instalasi dapat diadopsi oleh para
seniman Asia Tenggara karena dirasakan cocok dengan konteks sosial
budaya Asia Tenggara. Julie Ewington “<em>Art and Asia</em> <em>Pacific” </em>(1995:110).<br />
Sejarawan Thailand yang bernama Somporn Rodboon mengatakan bahwa
“tidak ada keragu-raguan lagi …pengaruh instalasi datang dari Barat”.
Para seniman di Asia Tenggara selalu mengadakan hubungan dengan
koleganya (teman bisnis) melalui kegiatan pameran dan konfrensi salah
satu kolega mereka adalah Andi Goldsworthy, ia sering berada di
Filifina pada pertengahan tahun 1993. Andi Goldsworthy merupakan
seorang seniman yang karyanya banyak menggunakan bahan-bahan alami.<br />
Seni instalasi dibangun dengan harapan bisa menafsirkan seni
kontemporer yang cocok dengan wilayah Asia Tenggara. Tradisi kebudayaan
pribumi Asia Tenggara seperti upacara-upacara ritual keagamaan
(tradisi) merupakan sumber daya bagi perkembangan seni instalasi yang
berpengaruh pada karya instalasi di Asia Tenggara.<br />
<strong>2.9 Perkembangan Seni Instalasi di Indonesia </strong><br />
Munculnya seni instalasi di Indonesia paling tidak sejak munculnya
Gerakan Seni Rupa Baru pada tahun 1975-1979. …bertujuan meruntuhkan
definisi seni rupa yang terkungkung oleh seni patung, lukis dan seni
grafis, serta anti elitisme, seperti tampak karya-karya mereka… (Ahda
Imran,: 2004).<br />
Munculnya keberadaan seni instalasi pada masa gerakan seni rupa
baru Indonesia ini dijelaskan pula oleh Mikke Sutanto sebagai berikut:<br />
…perkembangan seni instalasi di Indonesia disemai dari pameran seni
yang diadakan oleh kelompok seni rupa baru yang kemudian gencar
disebut Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia (1975). …ketika pameran ini
berlangsung pada saat itu sebutan instalasi belum ada hingga Sanento
Yuliman, seorang kritikus seni menggunakan kata “instalasi” pada tahun
1989 (Mikke Sutanto, 2003:118).<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-52471663129783084972012-12-08T21:30:00.001-08:002012-12-08T21:30:12.874-08:00Penelitian Sosial<div style="text-align: center;">
<strong><a href="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/10/kartun-siswa2.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-400" height="226" src="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/10/kartun-siswa2.jpg?w=300&h=226" title="kartun-siswa2" width="300" /></a> </strong></div>
<br />
<strong>A. Pemahaman</strong><br />
Sesuai dengan kodratnya manusia dibekali dengan hasrat ingin tahu.
Dengan adanya hasrat ingin tahu itu dalam diri manusia selalu muncul
berbagai macam pertanyaan. Sebagai akibatnya, manusia juga selalu
berusaha mencari jawaban atas pertanyaan yang muncul tadi. Hasrat ingin
tahu tersebut akan terpenuhi apabila manusia memperoleh pengetahuan
baru atau mampu memecahkan masalah sebagai jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan sendiri.<br />
Biasanya manusia selalu berpikir jika berhadapan dengan banyak
permasalahan. Akan tetapi, tidak semua masalah membuat kita terdorong
untuk memikirkannya secara sungguh-sungguh. Kegiatan berpikir tentang
sesuatu secara sungguh-sungguh dan logis inilah yang biasanya disebut
penalaran.<br />
Menurut John Dewey, proses penalaran manusia melalui tahapan sebagai berikut.<br />
a. Timbulnya rasa kesulitan, baik dalam bentuk kesulitan penyesuaian
terhadap suatu peralatan, kesulitan mengenai sifat, ataupun kesulitan
dalam menerangkan berbagai hal yang muncul secara tiba-tiba.<br />
b. Perasaan kesulitan ini selanjutnya diberi definisi dalam bentuk permasalahan<br />
c. Ide-ide pemecahan tersebut diuraikan secara rasional dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti (data).<br />
d. Menguatkan pembuktian tentang ide-ide di atas dan menyimpulkan baik melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan<br />
Suatu penalaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut.<br />
a. <strong>Logis</strong>,
suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang
ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang shahih.<br />
b. <strong>Analitis</strong>,
berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif
seseorang dalam merangkai, menyusun, atau menghubungkan
petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.<br />
c.<strong> Rasional,</strong> artinya adalah apa yang sedang dinalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam<br />
Penalaran merupakan salah satu cara memperoleh pengetahuan. Penalaran dapat dilakukan melalui tiga cara berikut.<br />
<strong>a. Deduktif</strong><br />
adalah suatu cara berpikir ilmiah yang bertolak dari pernyataan atau
alasan yang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan
menggunakan kaidah logika tertentu. Penalaran deduktif dilakukan
melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme dan terdiri atas
beberapa unsur berikut.<br />
Dasar pemikiran utama (premis mayor)<br />
Dasar pemikiran kedua (premis minor)<br />
Kesimpulan<br />
Contoh:<br />
Premis mayor : semua siswa SMA kelas X wajib mengikuti pelajaran sosiologi<br />
Premis minor : Tuti adalah siswi kelas X SMA<br />
Kesimpulan : Tuti wajib mengikuti jam pelajaran sosiologi<br />
<strong>b. Induktif</strong><br />
Cara ini sangat berbeda dengan deduktif, sebab memulai suatu
penalaran dari hal-hal atau pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus
untuk mementukan kesimpulan atau hukum yang bersifat mum. Dalam
penalaran induktif, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta,
peristiwa, atau pernyataan yang bersifat khusus. Misalnya setiap
manusia yang diamati akan merasa lapar jika tidak makan apapun selama
12 jam. Oleh sebab itu disimpulkan bahwa manusia akan merasa lapar jika
tidak makan selama 12 jam.<br />
<strong>c. Pendekatan ilmiah</strong><br />
Merupakan gabungan antara cara penalaran deduktif dan induktif.
Dalam pendekatan ilmiah, penalaran disertai suatu dugaan sementara
(hipotesis).<br />
<strong>B. Definisi Penelitian</strong><br />
Menurut Kamus Webster’s international penelitian adalah penyelidikan
yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta serta prinsip-prinsip
atau suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.<br />
Penelitian adalah usaha memperoleh fakta atau prinsip dengan cara
mengumpulkan dan menganalisis data (informasi) yang dilaksanakan dengan
jelas, teliti, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan.<br />
Sebagai akibat definisi di atas, penelitian mempunyai ciri sebagai berikut:<br />
a. Bersifat ilmiah, artinya dilakukan melalui prosedur yang sistematis dan fakta harus diperoleh secara objektif<br />
b. Merupakan suatu proses yang berjalan terus- menerus, karena hasil suatu penelitian harus dapat disempurnakan lagi.<br />
<strong>C. Sikap dan Syarat Seorang Peneliti</strong><br />
Keberhasilan penelitian yang dilakukan akan tergantung pada sikap dan cara berpikir si peneliti.<br />
<strong>1. Cara berpikir<br />
</strong><br />
a. Berpikir skeptis, artinya peneliti harus selalu menanyakan bukti atau fakta.<br />
b. Berpikir analitis, artinya peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi.<br />
c. Berpikir kritis, artinya peneliti harus selalu mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika.<br />
Sikap-sikap lain<br />
a. Bersikap objektif, artinya si peneliti harus dapat memisahkan pendapat pribadi dengan kenyataan.<br />
b. Kompeten artinya seorang peneliti harus memiliki kompetensi
(kemampuan) menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode dan
teknik penelitian tertentu.<br />
c. Faktual, artinya seorang peneliti harus bekerja dengan menggunakan fakta.<br />
d. Jujur, seorang peneliti tidak memasukkan keinginannya sendiri ke dalam data.<br />
e. Terbuka, seorang peneliti bersedia memberikan bukti penelitian dan
siap menerima pendapat pihak lain tentang hasil penelitiannya.<br />
Menurut Whitney (1960) ada beberapa kriteria yangharus dimiliki oleh seorang peneliti, yaitu sebagai berikut.<br />
a. Daya nalar. Seorang peneliti harus memiliki daya nalar yang tinggi,
yaitu kemampuan untuk memberi alasan dalam memecahkan masalah, baik
secara induktif maupun deduktif.<br />
b. Orisinalitas. Seorang peneliti harus mempunyai daya khayal ilmiah
dan kreatif. Peneliti harus brilian, mempunyai inisiatif yang
terencana, serta harus penuh dengan ide-ide rasional dan menghidnarkan
peniruan atau jiplakan.<br />
c. Daya ingat. Seorang peneliti harus mempunyai daya ingat yang kuat,
selalu ekstensif dan logis, serta dapat dengan sigap melayani serta
menguasai fakta.<br />
d. Kewaspadaan. Peneliti harus secara cepat dapat melakukan pengamatan
terhadap perubahan yang terjadi atas suatu variabel atau sifat suatu
fenomena.<br />
e. Akurat. Peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta perhitungan yang akurat, tajam dan beraturan.<br />
f. Konsentrasi. Seorang peneliti harus memiliki kekuatan untuk
berkonsentrasi yang tinggi, kemauan yang besar, dan tidak cepat merasa
bosan.<br />
g. Dapat bekerja sama. Seorang peneliti harus mempunyai sifat
kooperatif sehingga dapat bekerja sama dengan siapapu, serta harus
mempunyai keinginan untuk berteman secara intelektual dan dapat bekerja
secara kelompok (team work).<br />
h. Kesehatan. Seorang peneliti harus sehat baik jiwa maupun fisiknya.<br />
i. Pandangan moral. Seorang peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual, kejujuran moral, beriman dan dapat dipercaya.<br />
<strong>E. Macam-macam penelitian</strong><br />
<strong>1. Menurut tujuannya</strong><br />
Menurut tujuannya penelitian dibagi atas penelitian murni dan penelitian terapan.<br />
a. Penelitian murni adalah dasar penelitian yang bertujuan menemukan
suatu generalisasi atau keumuman dan berusaha menemukan dalil atau
teori yang berlaku secara umum.<br />
b. Penelitian terapan adalah penelitian yang berusaha mengumpulkan
informasi atau data-data unuk membantu memecahkan suatu perosalan dalam
kehidupan sehari-hari.<br />
<strong>2. Menurut tingkat analisis data<br />
</strong><br />
a. Penelitian eksplorasi adalah penelitian yang berupaya mendapatkan
informasi mencasar tentang suatu permasalahan, yang belum pernah atau
masih jarang diteliti.<br />
b. Penelitian Pengembangan adalah penelitian yang memperluas dan menggali lebih dalam suatu relitas atau problem yang sudah ada.<br />
c. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang memberikan penjelasan
tentang ciri-ciri suatu keadaan yang diteliti. Dalam penelitian
deskriptif, peneliti tidak memberikan simpulan umum, peneliti hanya
memaparkan, memberikan gambaran, melaporkan suatu objek, keadaan atau
peristiwa.<br />
d. Penelitian Eksplanasi adalah penelitian yang menjelaskan alasan
terjadinya suatu peristiwa dengan cara menganalisis hubungan antara
variabel yang satu dan lainnya yang diteliti.<br />
e. Penelitian Inferensial adalah penelitian yang tidak hanya melukiskan
suatu peristiwa, tetapi juga mengambil simpulan umum dari masalah yang
tengah dibahasnya.<br />
f. Penelitian Prediksi adalah penelitian yang mencoba menggambarkan dan
menjelaskan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa pada masa datang.<br />
<strong>3. Menurut tempat pengambilan data</strong><br />
a. Penelitian Laboratorium merupakan penelitian yang dilakukan di tempat khusus untuk menghasilkan suatu simpulan.<br />
b. Penelitian Lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat yang sebenarnya.<br />
c. Penelitian Perpustakaan merupakan penelitian yang berdasarkan pada
buku-buku, naskah-naskah, dokumen, majalah, catatan di perpustakaan
untuk mengumpulkan data dan informasi penelitian.<br />
<strong>4. Menurut pendekatannya</strong><br />
a. Penelitian survei. Pada umumnya dilakukan untuk membuat
generalisasi dari suatu pengamatan terbatas menjadi simpulan yang
berlaku umum bagi populasi.<br />
b. Penelitian Kualitatif. Dilakukan untuk memahami fenomena sosial
untuk pandangan pelakunya. Pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan teknik observasi partisipasi, wawancara secara
mendalam, dan metode lain yang menghasilkan data yang bersifat
deskriptif guna mengungkapkan sebab dan proses terjadinya peristiwa
yang dialami objek penelitian.<br />
c. Penelitian Kuantitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data
berupa angka-angka yang dianalisis dengan menggunakan statistik.<br />
d. Penelitian Historis dilakukan untuk dapat merekonstruksi dan
mengaktualisasikan kembali peristiwa dan perkembangan masyarakat yang
terjadi pada masa lampau.<br />
e. Penelitian Kebijakan adalah penelitian yang bertujuan menghasilkan alternatif rekomendasi kebijakan dengan cakupan luas.<br />
<strong>F. Penyusunan Rancangan Penelitian</strong><br />
Sebuah rancangan penelitian akan bermanfaat apabila memiliki
syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat sebuah rancangan penelitian
adalah sebagai berikut.<br />
a. Sistematis, artinya unsur-unsur yang ada dalam rancangan penelitian harus tersusun dalam urutan yang logis.<br />
b. Konsisten, artinya terdapat kesesuaian di antara unsur-unsur tersebut.<br />
c. Operasional, artinya dapat menjelaskan cara penelitian itu dilakukan.<br />
Secara umum, rancangan penelitian meliputi langkah-langkah, yaitu
menentukan topik penelitian (latar belakang masalah), merumuskan
masalah, menentukan objek penelitian, menentukan sumber data, dan
menentukan pendekatan penelitian.<br />
<strong>1. Menentukan Topik Penelitian</strong><br />
Maksud penelitian adalah untuk menjawab permasalahan yang dihadapi.
Akan tetapi topik merupakan yang pertama kelihatan dan sering
ditanyakan. Dalam menentukan topik suatu penelitian terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu:<br />
a. Topik atau judul yang menarik minat<br />
b. Topik atau judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti,
peneliti perlu mempertimbangkan beberapa hal yang berhubungan dengan:<br />
1) Tersedianya sumber data<br />
2) Perolehan data<br />
3) Tersedianya alat pengumpul data yang sesuai<br />
4) Tersedianya dana dan tenaga untuk pengumpulan data<br />
c. Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti.<br />
d. Dalam menentukan topik atau judul haruslah dihindari terjadinya duplikasi dengan judul lain.<br />
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan agar judul
atau topik kita memenuhi syarat sebagai judul atau topik yang tepat dan
baik, yaitu:<br />
a. Judul ditulis dalam kalimat pernyataan bukan pertanyaan<br />
b. Cukup jelas, singkat dan tepat<br />
c. Berisi variabel-variabel yang akan diteliti<br />
d. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.<br />
<strong>2. Merumuskan Masalah</strong><br />
Rumusan masalah penelitian yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:<br />
a. Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan<br />
b. Masalah dirumuskan dalam kalimat yang sederhana<br />
c. Rumusan masalah harus mencerminkan keinginan yang hendak dicapai<br />
d. Rumusan masalah tidak mempersulit pencarian data lapangan<br />
e. Rumusan masalah harus direfleksikan ke dalam judul penelitian<br />
Rumusan masalah lebih spesifik dan operasional daripada judul
penelitian. Hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih mudah dan terarah
dalam menyusun instrumen pengumpul data, seperti kuesioner atau daftar
pertanyaan wawancara.<br />
Berikut ini adalah contoh bahwa rumusan masalah lebih spesifik dan operasional daripada judul penelitian.<br />
Judul Penelitian : Minat remaja terhadap Akademi Fantasi Indosiar<br />
Rumusan masalah : Bagaimana minat remaja terhadap Akademi Fantasi Indosiar?<br />
Rumusan masalah dapat terdiri dari beberapa variabel. Variabel
adalah faktor yang apabila diukur memerikan nilai yang bervariasi.
Contoh jenis kelamin, tingkat kecerdasan, hasil belajar, usia. Dilihat
dari fungsinya dalam penelitian<br />
Contoh rumusan masalah penelitian yang menggunakan variabel:<br />
“Apakah latar belakang pendidikan yang berbeda memberi pengaruh terhadap prestasi kerjas karyawan PT. Rafa Indonet?”<br />
Variabel bebas : latar belakang pendidikan<br />
Variabel tergantung : prestasi kerja karyawan<br />
<strong>3. Hipotesis<br />
</strong><br />
Hipotesis secara harfiah diartikan sebagai dugaan sementara tentang
kemungkinan jawaban yang akan diperoleh si peneliti. Dalam suatu
penelitian, hipotesis adalah suatu pernyataan yang menghubungkan dua
variabel. Jadi, pernyataan dalam suatu hipotesis harus menyatakan
dengan jelas bagaimana hubungan atau keterkaitan antara
variabel-varibel yang ditentukan.<br />
Pada umumnya ada dua hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:<br />
a. Hipotesis kerja<br />
Yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel
dalam masalah penelitian. Misalnya, “terdapat pengaruh positif antara
minat baca dan prestasi belajar siswa”.<br />
b. Hipotesis statistik atau hipotesis nol<br />
Yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
variabel-variabel dalam masalah tersebut. Misalnya, “Tidak terdapat
pengaruh positif antara pemberian julukan atau labeling terhadap
penyimpangan sosial”.<br />
Menurut Borg dan Gall, ada empat kriteria untuk mengembangkan hipotesis yang baik. Kriteria itu antara lain:<br />
a. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan antara dua variabel.<br />
b. Peneliti harus memiliki alasan yang tepat dan didasarkan pada teori
atau bukti untuk mempertimbangkan bahwa hipotesis itu layak diuji
kebenarannya.<br />
c. Sebuah hipotesis harus bisa diuji, artinya variabel yang ada di dalamnya harus bisa diukur.<br />
d. Hipotesis harus dirumuskan sesingkat mungkin demi kejelasannya.<br />
<strong>4. Variabel</strong><br />
Variabel penelitian memiliki posisi yang penting dalam penelitian.
Setiap penelitian memang harus memiliki beberapa variabel. Pada
hakikatnya, permasalahan penelitian pada akhirnya harus diterjemahkan
dalam berbagai variabel penelitian agar permasalahan tersebut bisa
terjawab dengan suatu penelitian. Variabel adalah setiap karakteristik
yang memiliki variasi nilai.<br />
Variabel dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu menurut kedudukannya dalam analisis dan menurut jenis.<br />
<strong>a. Menurut kedudukannya dalam analisis</strong><br />
1) Variabel bebas (independen variable)<br />
Adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat.<br />
2) Variabel terikat/tergantung (dependent variable)<br />
Adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas.<br />
<strong>b. Menurut jenis</strong><br />
1) Organismic variable<br />
Adalah variabel yang karakteristiknya berkaitan erat dengan individu manusia, seperti jenis kelamin, intelegensi, dan sikap.<br />
2) Intervening variable<br />
Adalah variabel yang keberadaannya hanya dapat disimpulkan dari adanya
suatu teori tertentu, tetapi tidak dapat dimanipulasi atau dikur.<br />
3) Control variable<br />
Merupakan variabel penelitian yang dampaknya terhadap dependent variable dapat diketahui oleh peneliti.<br />
4) Moderator variable<br />
Adalah variabel penelitian yang memiliki akibat secara tidak langsung
terhadap dependent variable. Artinya, variabel tersebut dapat
memperkuat atau melemahkan hubungan atau pengaruh independet variable
terhadap dependent variable.<br />
<strong>5. Memilih Sampel Penelitian</strong><br />
Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek
penelitian (populasi). Tujuan penentuan sampel adalah untuk memperoleh
keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati sebagian
saja dari populasi.<br />
Suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:<br />
a. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh popolasi yang diteliti<br />
b. Dapat menentukan hasil penelitian<br />
c. Sederhana dan mudah dilaksanakan<br />
d. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang serendah-rendahnya.<br />
e. Merupakan penghematan yang nyata dalam soal waktu, tentaga dan biaya.<br />
<strong>Cara-Cara Pengambilan Sampel</strong><br />
<strong>a. Sampel Random (Sampel Acak)</strong><br />
Acak maksudnya setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih ke dalam keseluruhan unit populasi.<br />
<strong>b. Sampel Berstrata (stratified sampling)</strong><br />
Apabila populasi terbagi atas tingkat atau strata maka pengambilan
sampel harus diwakili oleh setiap strata. Contohnya penelitian tentang
kehadiran siswa, peneliti harus mengambil sampel dari wakil tiap-tiap
tingkatan kelas.<br />
<strong>c. Sampel Wilayah (area sampling)</strong><br />
Dilakukan apabila terdapat perbedaan ciri antara wilayah yang satu
dengan wilayah yang lain. Sampel wilayah adalah cara yang dilakukan
dnegna mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam
populasi. Misalnya suatu Provinsi yang dibagi atas 10 daerah dipilih
beberapa daerah secara random untuk dijadikan sampel.<br />
<strong>d. Cluster Sampling</strong><br />
Adalah sampel yang ditarik dengan cara memilih secara random beberapa
strata. Seluruh anggota strata yang terpilih atau sebagian besar
dimasukkan ke dalam sampel.<br />
<strong>e. Sampel Proporsi</strong><br />
Sampel ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel
berstrata atau sampel wilayah. Kadangkala banyaknya subjek pada setiap
strata atau wilayah tidak sama, maka pengambilan subjek dari setiap
strata atau wilayah ditentukan seimbang dengan banyaknya subjek dalam
masing-masing strata atau wilayah.<br />
<strong>e. Sampel Bertujuan (purposif)</strong><br />
Pemilihan sampel dilakukan atas dasar tujuan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian<br />
<strong>6. Mengenali Jenis-Jenis Data</strong><br />
<strong>a. Pengertian</strong><br />
Data ialah bahan keterangan yang berupa himpunan fakta-fakta,
angka-angka, huruf-huruf, kata-kata, grafik, tabel, gambar dan
lambing-lambang yang menyatakan sesuatu pemikiran, obyek, kondisi dan
situasi. Dapat pula dikatakan bahwa data adalah kejadian-kejadian khas
yang dinyatakan sebagai fakta tetapi dalam bentuk hasil pengukuran
seperti jumlah pemuda yang putus sekolah, angka kematian bayi dan
sebagainya.<br />
<strong>b. Kegunaan Data</strong><br />
1) Untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau
persoalan. Misalnya, pemerintah mengumpulkan data tentang pendidikan,
data penduduk dan sebagainya.<br />
2) Untuk membuat keputusan atau memecahkan persoalan. Setiap persoalan
yang timbul pasti ada penyebabnya. Memecahkan persoalan berarti
berusaha menghilangkan faktor penyebab tersebut.<br />
<strong>c. Jenis-jenis data</strong><br />
Menurut cara memperoleh atau sumbernya, data terdiri dati:<br />
1) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari tangan pertama.
Misalnya petugas sensus penduduk mendatangi setiap rumah tangga dan
menanyakan tentang jumlah keluarga.<br />
2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain yang telah
mengumpulkan dan mengolahnya. Misalnya suatu departemen memperoleh data
dari Biro pusat statistik.<br />
<strong>Menurut sifatnya, data terdiri dari</strong>:<br />
1) Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka.<br />
2) Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka.<br />
Secara garis besar data penelitian dapat dibedakan menjadi empat yaitu: data nominal, ordinal, interval dan rasio.<br />
<strong>a. Data nominal</strong> (data diskrit)<br />
adalah data yang hanya dapat dikelompokkan secara terpisah menjadi dua
atau beberapa kelompok yang tidak ada hubungannya, disebut juga data
diskrit, pilah, kategorik. Data nominal memisahkan antara sesuatu yang
termasuk ke dalam kategori tertentu dan yang tidak.<br />
Sebagai contoh data nominal:<br />
1) Data yang dipisahkan menjadi dua dengan kategori “ya” dan “tidak”, “laki-laki dan wanita”. Perbedaan ini disebut “dikhotomi”.<br />
2) Data yang dapat dipisahkan menjadi beberapa kategori dan antara
kategori yang satu dengan kategori yang lain tidak merupakan
kelanjutan. Jika seseorang atau sesuatu sudah digolongkan ke dalam
suatu kategori tidaklah mungkin menjadi anggota dari kategori yang
lain. Contoh kategori : “kawin”, “belum kawin”, “janda”, “duda”.<br />
3) Data yang ditunjukkan oleh bilangan-bilangan yang bukan merupakan
hasil penghitungan tetapi hasil pencacahan , misalnya banyaknya benda,
banyaknya orang, banyaknya kejadian dan sebagainya. Contoh: “banyaknya
pensil ada 120 buah”.<br />
4) Data yang ditunjukkan oleh bilangan-bilangan bukan hasil perhitungan
dan juga bukan hasil pencacahan, misalnya nomer rumah, nomer telpon,
nomer urut dan sebagainya.<br />
<strong>b. Data Ordinal</strong><br />
Data ordinal adalah data yang menunjuk pada tingkatan sesuatu. Istilah
“ordinal” sendiri sudah menunjuk pada “tingkatan”. Dalam bidang
pendidikan data ordinal dapat dikenakan pada semua predikat yang
menunjukkan tingkatan. Pandai, Kurang pandai dan Tidak pandai,
menunjukkan pada tingkata kepandaian. Di dalam kaitan dengan analisis
data, terhadap data ordinal seringkali diberikan “skor” sesuai
tingkatannya. Istilah “skor” diberi tanda petik karena skor tersebut
bukan skor sebenarnya, tetapi hanya sebagai atribut yang menunjukkan
tinggatan.<br />
Contoh : “Sangat pandai …………. diberi atribut 5<br />
“Pandai” …………. diberi atribut 4<br />
“Sedang” …………. diberi atribut 3<br />
“Bodoh” …………. diberi atribut 2<br />
“Sangat Bodoh” …………. diberi atribut 1<br />
<strong>c. Data Interval</strong><br />
Data interval tergolong sebagai data yang mempunyai tingkatan lebih
tinggi lagi dibandingkan dengan data ordinal karena mempunyai tingkatan
yang lebih banyak lagi. Data interval menunjukkan adanya jarak antara
data yang satu dengan data yang lain.<br />
Contoh : Sepuluh orang siswa mendapat nilai hasil ulangan umum IPS
dengan variasi antara 1 dan 10. Di antara sepuluh orang siswa tersebut
: nilai Surti 8, nilai Amir 10, nilai Wahyu 4. Dalam pengertian data,
nilai-nilai merupakan interval karena antara satu nilai dengan yang
lain diketahui jaraknya. Antara 8 dengan 10 berjarak 2; antara nilai 8
dengan 4 berjarak 4. Namun yang kita ketahui hanya jaraknya dan tidak
boleh mengatakan perbandingan terhadap nilai-nilai tersebut. Jika nilai
Surti 8 dan nilai Wahyu 4 tidak boleh diartikan bahwa kepandaian Surti
dau kali kepandaian Wahyu.<br />
<strong>e. Data Rasio</strong><br />
Data rasio merupakan data yang lebih tinggi tingkatannya dari data
interval, karena dalam data rasion diperbolehkan perbandingan. Contoh:
berat badan Ibu adalah 50 kg sedangkan berat badan noni adalah 10 kg.
Dengan demikian maka berat badan ibu adalah 5 kali lipat berat badan
Noni. Berat 50 kg mengandung arti bahwa berat tersebut dibandingkan
dengan satuan berat yang digunakan sebagai ukuran. Satuan ukuran
tersebut adalah “kilogram” yang merupakan satuan ukuran yang sudah
terstandar. Disamping itu masih banyak lagi satuan ukuran terstandar
yang lian seperti meter, mil inci, dan sebagainya.<br />
<strong>7. Menentukan metode penelitian</strong><br />
Dalam penelitian ada dua metode utama, yaitu metode kuantitif dan metode kualitatif.<br />
a. Metode kuantitatif adalah metode yang menitikberatkan pada pengolahan data yang diklasifikasikan dengan angka.<br />
Contoh :<br />
Penduduk kota Jambi berjumlah 175.000 jiwa<br />
Jumlah petani di Desa Bagan Pete 5000 orang<br />
b. Metode kuantitatif adalah pendekatan yang dipakai untuk mendapatkan data dan tidak dinyatakan dengan angka<br />
Contoh :<br />
Siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Sungai Pagu rajin<br />
Menurut pendapat siswa pembelajaran e-learning menyenangkan dan menantang<br />
<strong>PENGUMPULAN DATA</strong><br />
<strong>A. Pengantar</strong><br />
Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam
penelitian. Oleh karena itu, pengumpulan data harus dilakukan secara
sistematis, terarah dan sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam
proses pengumpulan data, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain
adalah:<br />
a. Jenis data yang diperoleh<br />
b. Sumber data<br />
c. Penyusunan instrumen sebagai alat untuk mengumpulkan data<br />
d. Jumlah data yang diperlukan<br />
e. Siapa saja yang menjadi responden dan bagaimana cara menghubunginya<br />
f. Mempersiapkan orang-orang yang akan diminta bantuannya untuk mengumpulkan data<br />
g. Menyiapkan surat izin untuk meneliti seseorang atau instansi tertentu<br />
h. Biaya yang diperlukan untuk mengumpulkan data<br />
<strong>B. Analisis Isi</strong><br />
Analisis isi dalam pelaksanaan penelitian bertujuan untuk
mengungkapkan isi sebuah buku atau bacaan di media yang menggambarkan
situasi penulis dan masyarakatnya pada waktu buku atau bacaan di media
masa itu ditulis.<br />
Dalam melakukan analisis, seorang peneliti dapat menghitung:<br />
a. Frekuensi munculnya suatu konsep tertentu<br />
b. Penyusunan kalimat menurut pola yang sama<br />
c. Kelemahan pola berpikir yang sama<br />
d. Cara menyajikan bahan ilustrasi, gambar dan lain-lain<br />
Selain itu dengan cara ini dapat dibandingkan antara satu buku
dengan buku yang lain dalam bidang yang sama, baik berdasarkan
perbedaan waktu penulisannya maupun mengenai kemampuan buku-buku
tersebut mencapai sasarannya sebagai bahan yang disajikan kepada
masyarakat atau sekelompok masyarakat tertentu.<br />
<strong>C. Observasi</strong><br />
Dalam pengertian psikologi, observasi meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indra.
Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, perabaan dan pengecapan. Semua kegiatan itu disebut
pengamatan atau observasi langsung.<br />
Observasi ada dua macam, yaitu:<br />
<strong>1. Observasi partisipasi</strong><br />
Dalam melakukan observasi partisipasi, pengamat ikut terlibat dalam
kegiatan yang sedang diamatinya. Contohnya seorang antropolog yang
tinggal bersama orang sakai di Riau untuk keperluan penelitian.<br />
<strong>2. Observasi non partisipasi</strong><br />
Dalam melakukan observasi, pengamat tidak terlibat langsung dalam kegiatan orang yang sedang diamatinya.<br />
<strong>D. Wawancara</strong><br />
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan di penjawab atau responden.<br />
Hal-hal yang membedakan wawancara dengan percakapan biasa sehari-hari adalah:<br />
a. Pewawancara dan responden pada umumnya belum saling mengenal<br />
b. Pewawancara selalu bertanya<br />
c. Responden selalu menjawab<br />
d. Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti alur pembicaraan yang telah
disiapkan sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan “interview guide”<br />
e. Pewawancara bersifat netral<br />
<strong>1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil wawancara<br />
</strong><br />
a. Pewawancara → diharapkan menyampaikan pertanyaan kepada responden dan dapat merangsang responden untuk menjawabnya<br />
b. Responden<br />
c. Topik penelitian yang tertuan dalam daftar pertanyaan<br />
d. Situasi wawancara → proses wawancara sangat dipengaruhi oleh situasi
wawancara karena faktor waktu, tempat ada tidaknya orang ketiga dan
sikap masyarakat pada umumnya.<br />
2. Sikap pewawancara<br />
Netral → jangan menentang atau bereaksi terhadap jawaban responden<br />
Ramah → kesan yang diberikan akan besar pengaruhnya terhadap diri responded<br />
Adil → tidak memihak, semua responden harus diperlakukan sama<br />
Hindarkan ketegangan → hindarilah kesan seolah-olah responden sedang diuji<br />
Panduan (pedoman) wawancara perlu juga disiapkan, agar hal-hal
seperti tersebut di atas dapat dipenuhi. Panduan wawancara ini ada dua
macam, yaitu:<br />
a. Pertanyaan berstruktur<br />
Yaitu pertanyaan yang semuanya telah dirumuskan sebelumnya dengan
cermat, biasanya secara tertulis. Responden tinggal memilih di antara
jawaban yang disediakan. Contoh:<br />
Apakah anda setuju jika murid yang merokok dikeluarkan dari sekolah?<br />
Sangat setuju<br />
Setuju<br />
Tidak tahu<br />
Tidak setuju<br />
Sangat tidak setuju<br />
Pertanyaan terbuka<br />
Yaitu pertanyaan yang memberikan kesempatan kepada responden untuk
menjawab sesuai dengan keinginannya sendiri dan memberikan komentar
terhadap jawaban pertama yang berstruktur.<br />
Contoh: Bagaimana pendapat anda jika murid yang merokok dikeluarkan dari sekolah?<br />
<strong>3. Keuntungan wawancara<br />
</strong><br />
a. Dapat diperoleh keterangan sedalam-dalamnya mengenai suatu masalah<br />
b. Informasi yang diinginkan dapat diperoleh dengan cepat<br />
c. Dapat dipastikan bahwa memang betul respondenlah yang memberikan jawaban<br />
d. Cara bertanya lebih fleksibel<br />
e. Pewawancara yang sensitif dapat menilai gerak-gerik, nada suara dan air muka responden<br />
f. Informasi yang diperoleh lebih dipercayai kebenarannya<br />
g. Responden akan lebih bersedia mengungkapkan keterangan-keterangan yang enggan diberikan dalam angket tertulis<br />
<strong>4. Kelemahan wawancara</strong><br />
a. Terdapat kesangsian akan kebenaran jawaban yang diperoleh<br />
b. Kondisi pewawancara tidak selalu stabil<br />
c. Adanya perbedaan antara pribadi dan keterampilan para petugas peneliti<br />
d. Lebih banyak diperlukan biaya<br />
f. Menggunakan sejumlah pewawancara memerlukan usaha untuk memilih, melatih dan mengawasi pekerja lapangan<br />
g. Menemui responden bukan pekerjaan muda<br />
<strong>PENGOLAHAN DATA</strong><br />
<strong>A. Mengelompokkan Data<br />
</strong><br />
Setelah data dikumpulkan lengkap dari lapangan, tahap berikut yang
harus dikerjakan adalah mengelompokkan dan menganalisis data. Jadi data
yang dikumpulkan akan digunakan untuk:<br />
1. Memecahkan masalah-masalah yang ada<br />
2. Mengambil/menyarankan kebijakan<br />
3. Mencapai tujuan<br />
Analisis data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kualitatif
dan kuantitatif. Perbedaan ini tergantung pada sifat data yang
dikumpulkan oleh si peneliti. Apabila data yang dikumpulkan itu hanya
sedikit dan berbentuk kasus-kasus, maka analisisnya pasti kualitatif.
Demikian pula, kalau data yang dikumpulkan itu berjumlah besar dan
mudah untuk diklasifikasikan, maka analisisnya kuantitatif dan disebut
juga analisis statistik. Proses pengolahan data dapat dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu:<br />
1. Tahap pendahuluan atau pengolahan data<br />
2. Tahap kedua atau tahap pokok, yaitu tahap pengorganisasian data<br />
3. Tahap ketiga adalah tahap penemuan hasil<br />
<strong>1. Tahap Pengolahan Data<br />
</strong><br />
Setelah si peneliti pulang dari lapangan, seluruh berkas catatan
informasi akan diserahkan kepada para pengolah data. Tugas pengolah
data yang pertama-tama adalah meneliti kembali catatan para pencari
data itu untuk mengatahui apakan catatan itu dapat disiapkan untuk
melakukan proses berikutnya. Langkah-langkah pengolahan data adalah
sebagai berikut:<br />
<strong>a. Editing</strong><br />
Editing merupakan meneliti kembali catatan-catatan yang telah kembalid
ari lapangan. Editing dilakukan terhadap kuesioner-kuesioner yang
disusun secara berstruktur dan diisi lewat wawancara formal. Hal-hal
yang diteliti kembali dalam editing meliputi:<br />
Keterbacaan tulisan<br />
Lengkapnya pengisian<br />
Kejelasan makna jawaban<br />
Relevansi jawaban<br />
Keajegan dan kesesuaian jawaban satu sama lain<br />
Keseragaman satuan data<br />
<strong>b. Coding (pengkodean)</strong><br />
Setelah editing diselesaikan, kegiatan selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah memberi kode (pengkodean). Pengkodean dilakukan dengan memberi
tanda (simbol) yang berupa angka pada jawaban responden yang diterima.
Tujuan pengkodean adalah untuk menyederhanakan jawaban responden. Jadi
coding ialah usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden
menurut macamnya yang dilakukan dengan menandai masing-masing jawaban
dalam bentuk angka.<br />
Pemberian kode dapat dilakukan dengan melihat jenis pertanyaannya. Maka, pengkodean dapat dibedakan atas:<br />
Jawaban berupa angka<br />
Pertanyaan yang jawabannya berupa angka seperti pertanyaan tentang
umur, jumlah anak, penghasilan dan sebagainya. Jawaban semacam itu
tidak perlu diubah menjadi kode. Misalnya:<br />
Jawaban kode<br />
Umur : 47 th<br />
Jumlah anak : 4 orang<br />
Penghasilan : Rp. 410.000,-<br />
<strong>2. Tahap Pengorganisasian Data</strong><br />
Setelah kode diberikan, akan diperoleh data jawaban yang seluruhnya
berada dalam keadaan sudah terdistribusi ke dalam kategori-kategori.
Setiap kategori telah memuat data dalam jumlah atau frekuensi tertentu.
Pengorganisasian data perlu dilakukan dalam bentuk tabel, baik tabel
frekuensi maupun tabel silang.<br />
<strong>a. Tabel Frekuensi</strong><br />
Untuk mengetahui besarnya frekuensi data masing-masing kategori
perlu dilakukan perhitungan dan disusun dalam tabel frekuensi. Cara
menghitung frekuensi yang paling sederhana adalah dengan cara men-talli.<br />
<strong>b. Tabulasi</strong><br />
Tabulasi artinya menyusun data ke dalam bentuk tabel. Pada tahap ini
data dianggap telah selesai diproses. Melalui tabulasi, data dari
lapangan akan tampak ringkas dan bersifat merangkum. Dalam keadaannya
yang ringkas dan tersusun dalam tabel yang baik, data akan dapat mudah
dipahami.<br />
<strong>c. Tabulasi Silang</strong><br />
Tabulasi silang dibuat dengan jalan memecah setiap kesatuan data ke
dalam setiap kategori menjadi dua atau tiga atau lebih sub-kesatuan.
Pemecahan ini dilakukan atas suatu kriteria baru yang lainAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-7309511574840451952012-12-08T21:24:00.003-08:002012-12-08T21:24:36.982-08:00Mobilitas Sosial<br />
<div style="text-align: center;">
<a href="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/06/ulul-albab-kartun-janggut-copy2.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-375" height="212" src="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/06/ulul-albab-kartun-janggut-copy2.jpg?w=300&h=212" title="ULUL-ALBAB-KARTUN-JANGGUT-copy" width="300" /> </a></div>
<br />
Mobilitas sosial adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun
penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan
pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi
seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang
anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia
melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. namun,
ia gagal dan jatuh miskin. Proses keberhasilan ataupun kegagalan setiap
orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang disebut
mobilitas sosial (social mobility)<br />
Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak
perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak
pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut
Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak
dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi
suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara
individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.<br />
Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas
sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi
lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang
peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi,
meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa
mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih
tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan
orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup
dalam kelas sosial tertutup.<br />
Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena
lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat
yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit.
Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem
kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir
dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada
kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih
tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang
menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak
terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.<br />
<br />
<b>B. Cara untuk melakukan mobilitas sosial</b><br />
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :<br />
1. Perubahan standar hidup<br />
Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis,
melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini
akan mempengaruhi peningkatan status.<br />
Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan
prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga
tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat
dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika
dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi
pegawai rendahan.<br />
2. Perkawinan<br />
Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan.<br />
Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana
menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di
masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut.<br />
3. Perubahan tempat tinggal<br />
Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat
tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau
dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih
megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki
tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat,
hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.<br />
4. Perubahan tingkah laku<br />
Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha
menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku
kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan
hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya.
Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang
diinginkannya.<br />
Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang
dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang
bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan
menyelipkan istilah-istilah asing.<br />
5. Perubahan nama<br />
Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi
sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama
yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi.<br />
Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki
status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan “kang” di depan nama
aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan
namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti “Raden”<br />
<span id="more-373"></span><br />
<b>C. Faktor penghambat mobilitas sosial</b><br />
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :<br />
1. Perbedaan kelas rasial, seperti yang terjadi di Afrika Selatan di
masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi
kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk
bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut
Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit
hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan<br />
2. Agama, seperti yang terjadi di India yang menggunakan sistem kasta.<br />
3. Diskriminasi Kelas<br />
Dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal
ini terbukti dengan adanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan
berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang mampu
mendapatkannya.<br />
Contoh: jumlah anggota DPR yag dibatasi hanya 500 orang, sehingga
hanya 500 orang yang mendapat kesempatan untuk menaikan status
sosialnya menjadi anggota DPR.<br />
4. Kemiskinan dapat membatasi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan mencapai suatu kelas sosial tertentu.<br />
Contoh: “A” memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena
kedua orangtuanya tidak bisa membiayai, sehingga ia tidak memiliki
kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.<br />
5. Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat juga berpengaruh
terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesenmpatan
untuk meningkatkan status sosialya.<br />
<br />
<b>D. Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial</b><br />
1. Mobilitas sosial horizontal<br />
Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek
sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya
yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan
seseorang dalam mobilitas sosialnya.<br />
Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti
kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini
mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal
karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status
sosialnya.<br />
2.Mobilitas sosial vertikal<br />
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau
objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial
lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial
vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas vertikal ke atas (social
climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (social sinking).<br />
a.Mobilitas vertikal ke atas (Social climbing)<br />
Mobilitas vertikal ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama<br />
1.Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya
individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan
yang lebih tinggi, di mana kedudukan tersebut telah ada sebelumnya.<br />
Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.<br />
2.Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru
memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, misalnya
dengan mengangkat diri menjadi ketua organisasi.<br />
Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk
menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya
naik.<br />
b. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)<br />
Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama.<br />
1.Turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah.<br />
Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.<br />
2.Turunnya derajat kelompok. Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.<br />
Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim pun turun.<br />
Mobilitas antargenerasi<br />
Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi
atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu,
dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup,
baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada
perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status
sosial suatu generasi ke generasi lainnya.<br />
Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan
pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya
menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi
mobilitas vertikal antargenerasi.<br />
Mobilitas intragenerasi<br />
Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang terjadi di dalam satu kelompok generasi yang sama.<br />
Contoh: Pak Darjo adalah seorang buruh. Ia memiliki anak yang
bernama Endra yang menjadi tukang becak. Kemudian istrinya melahirkan
anak ke-2 yang diberi nama Ricky yang awalnya menjadi tukang becak
juga. tetapi Ricky lebih beruntung sehingga ia bisa mengubah statusnya
menjadi seorang pengusaha sementara Endra tetap menjadi tukang becak.
Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya di sebut Mobilitas
Antargenerasi.<br />
Gerak sosial geografis<br />
Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu
daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.<br />
<br />
<b>E.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial</b><br />
Mobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.<br />
1.Perubahan kondisi sosial<br />
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena
adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya,
kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas.
Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru<br />
2.Ekspansi teritorial dan gerak populasi<br />
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan
cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial.
Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya
penduduk.<br />
3.Komunikasi yang bebas<br />
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka
ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam
pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan
mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi
yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata
sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan
yang menghadang.<br />
4.Pembagian kerja<br />
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh
tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi
dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan
menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena
spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini
memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat
menempati status tersebut.<br />
<br />
<b>F.Saluran Mobilitas Sosial</b><br />
1. Angkatan Bersenjata<br />
Angkatan bersenjata merupakan organisasi yang dapat digunakan untuk
saluran mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang disebut
kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berjasa pada negara
karena menyelamatkan negara dari pemberontakan, ia akan mendapatkan
penghargaan dari masyarakat. Dia mungkin dapat diberikan
pangkat/kedudukan yang lebih tinggi, walaupun berasal dari golongan
masyarakat rendah.<br />
2. Lembaga-lembaga keagamaan<br />
Lembaga-lembaga keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang,
misalnya yang berjasa dalam perkembangan Agama seperti ustad, pendeta,
biksu dan lain lain.<br />
3. Lembaga pendidikan<br />
Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang
konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social
elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke
kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada
setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.<br />
Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai
jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan
menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil
menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan
status sosialnya.<br />
4. Organisasi politik<br />
Seperti angkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan
anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan
yang lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat.<br />
5. Organisasi ekonomi<br />
Organisasi ekonomi (seperti perusahaan, koperasi, BUMN dan
lain-lain) dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Semakin
besar prestasinya, maka semakin besar jabatannya. Karena jabatannya
tinggi akibatnya pendapatannya bertambah. Karena pendapatannya
bertambah akibatnya kekayaannya bertambah. Dan karena kekayaannya
bertambah akibatnya status sosialnya di masyarakat meningkat.<br />
6. Organisasi keahlian<br />
Orang yang memiliki keahlian dan menyumbangkan
pengetahuan/keahliannya kepada kelompok pasti statusnya akan dianggap
lebih tinggi daripada anggota biasa lainnya.<br />
7. Perkawinan<br />
Sebuah perkawinan dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang
menikah dengan orang yang memiliki status terpandang akan dihormati
karena pengaruh pasangannya.<br />
<br />
<b>G. Dampak Mobilitas Sosial</b><br />
Gejala naik turunnya status sosial tentu memberikan
konsekuensi-konsekuensi tertentu terhadap struktur sosial masyarakat.
Konsekuensi-konsekuensi itu kemudian mendatangkan berbagai reaksi.
Reaksi ini dapat berbentuk konflik. Ada berbagai macam konflik yang
bisa muncul dalam masyarakat sebagai akibat terjadinya mobilitas.<br />
<br />
<b>1.Dampak Negatif</b><br />
a.Konflik antarkelas<br />
Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena
ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok
dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas sosial. Apabila terjadi
perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat
dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas.<br />
Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha.<br />
b.Konflik antarkelompok sosial<br />
Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka
ragam. Di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi,
agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai
kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik.<br />
Contoh: tawuran pelajar, perang antarkampung.<br />
c.Konflik antargenerasi<br />
Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang
mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang ingin
mengadakan perubahan.<br />
Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di
Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi
tua.<br />
d.Penyesuaian kembali<br />
Setiap konflik pada dasarnya ingin menguasai atau mengalahkan lawan.
Bagi pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu lebih
banyak merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian kembali yang
didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian kembali yang
didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa saling menghargai.
Penyesuaian semacam ini disebut Akomodasi.<br />
<br />
<b>2.Dampak Positif</b><br />
a.Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk
maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini
mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik
ke strata atas.<br />
Contoh: Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depan.<br />
b.Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.<br />
Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat
agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi
jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini
perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-17636858429745088102012-12-08T21:21:00.000-08:002012-12-08T21:21:04.701-08:00Komunikasi Sosial<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><a href="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/03/animasi-kartun-indonesia.jpg"><img alt="" class="size-medium wp-image-242 aligncenter" height="300" src="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/03/animasi-kartun-indonesia.jpg?w=206&h=300" title="animasi kartun indonesia" width="206" /></a> </span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">Komunikasi
artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Orang yang
menyampaikan komunikasi disebut komunikator , orang yang menerima
komunikasi disebut komunikan . Tidak selamanya kontak sosial akan
menghasilkan interaksi sosial yang baik apabila proses komunikasinya
tidak berlangsungnya secara komunikatif . </span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">Contoh : Pesan yang
disampaikan tidak jelas , berbelit – belit , bahkan mungkin sama sekali tidak dapat dipahami . </span></div>
<div>
</div>
<ul style="text-align: left;">
<li><span style="font-size: small;">Bentuk – Bentuk interaksi yang mendorong terjadinya lembaga , kelompok dan organisasi sosial .</span></li>
</ul>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">1. Bentuk Interaksi sosial menurut jumlah pelakunya .</span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"> A. Interaksi antara individu dan individu </span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">Individu yang satu memberikan
pengaruh , rangsangan \ Stimulus kepada individu lainnya . Wujud
interaksi bisa dalam dalam bentuk berjabat tangan , saling menegur ,
bercakap – cakap \ mungkin bertengkar . </span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"> B. Interaksi antara
individu dan
kelompok
</span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">Bentuk interaksi antara individu
dengan kelompok : Misalnya : Seorang ustadz sedang berpidato didepan
orang banyak . Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa kepentingan
individu berhadapan dengan kepentingan kelompok . </span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"> C. Interaksi antara Kelompok dan Kelompok </span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">Bentuk interaksi seperti ini
berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok lain . Contoh :
Satu Kesebelasan Sepak Bola bertanding melawan kesebelasan lain . </span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">2. Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya . </span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"> A. Imitasi </span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">Imitasi adalah pembentukan nilai
melalui dengan meniru cara- cara orang lain. Contoh : Seorang anak
sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang tuanya .</span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"> B. Identifikasi </span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">Identifikasi adalah menirukan
dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya . Contoh : Seorang
anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka
mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya . </span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"> C. Sugesti </span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">Sugesti dapat diberikan dari
seorang individu kepada kelompok . Kelompok kepada kelompok kepada
seorang individu . Contoh : Seorang remaja putus sekolah akan dengan
mudah ikut-ikutan terlibat “ Kenalan Remaja “ . Tanpa memikirkan
akibatnya kelak . </span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"> D. Motivasi</span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">Motivasi juga diberikan dari
seorang individu kepada kelompok.Contoh : Pemberian tugas dari seorang
guru kepada muridnya merupakan salah satu bentuk motivasi supaya mereka
mau belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung jawab .</span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"> E. Simpati </span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">Perasaan simpati itu bisa juga
disampaikan kepada seseorang / kelompok orang atau suatu lembaga formal
pada saat –saat khusus. Misalnya apabila perasaan simpati itu timbul
dari seorang perjaka terhadap seorang gadis / sebaliknya kelak akan
menimbulkan perasaan cinta kasih / kasih saying.</span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"> F. Empati</span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">Empati itu dibarengi perasaan
organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh jika kita melihat orang
celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat kita, maka perasaan
empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-86570383146824955092012-12-08T21:18:00.000-08:002012-12-08T21:18:09.579-08:00Liverpool<div style="text-align: center;">
<a href="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/10/136809.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-549" height="187" src="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/10/136809.jpg?w=300&h=187" title="136809" width="300" /></a>
<br />Daftar Pemain & Pelatih
</div>
<div>
</div>
<table style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: left;"><tbody>
<tr>
<td>1</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/australia/9314/bradley-jones">Bradley Jones</a></td>
<td>Kiper</td>
<td><br /></td>
<td>10</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/england/1643/joe-cole">Joe Cole</a></td>
<td>Gelandang</td>
</tr>
<tr>
<td>25</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/spanyol/1466/jos%C3%A9-reina-paez">José Reina Paez</a></td>
<td>Kiper</td>
<td><br /></td>
<td>14</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/england/25258/jordan-henderson">Jordan Henderson</a></td>
<td>Gelandang</td>
</tr>
<tr>
<td>32</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/brazil/10803/doni">Doni</a></td>
<td>Kiper</td>
<td><br /></td>
<td>19</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/england/1995/stewart-downing">Stewart Downing</a></td>
<td>Gelandang</td>
</tr>
<tr>
<td>42</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/hungaria/26420/peter-gulacsi">Peter Gulacsi</a></td>
<td>Kiper</td>
<td><br /></td>
<td>21</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/brazil/15411/lucas-leiva">Lucas Leiva</a></td>
<td>Gelandang</td>
</tr>
<tr>
<td>2</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/england/1633/glen-johnson">Glen Johnson</a></td>
<td>Bek</td>
<td><br /></td>
<td>24</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/wales/37027/joe-allen">Joe Allen</a></td>
<td>Gelandang</td>
</tr>
<tr>
<td>3</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/spanyol/10518/jos%C3%A9-enrique">José Enrique</a></td>
<td>Bek</td>
<td><br /></td>
<td>30</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/spanyol/31099/suso">Suso</a></td>
<td>Gelandang</td>
</tr>
<tr>
<td>5</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/denmark/10590/daniel-agger">Daniel Agger</a></td>
<td>Bek</td>
<td><br /></td>
<td>31</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/england/54616/raheem-sterling">Raheem Sterling</a></td>
<td>Gelandang</td>
</tr>
<tr>
<td>16</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/uruguay/27775/sebasti%C3%A1n-coates">Sebastián Coates</a></td>
<td>Bek</td>
<td><br /></td>
<td>33</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/england/40342/jonjo-shelvey">Jonjo Shelvey</a></td>
<td>Gelandang</td>
</tr>
<tr>
<td>22</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/scotland/31912/danny-wilson">Danny Wilson</a></td>
<td>Bek</td>
<td><br /></td>
<td>49</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/england/40386/jack-robinson">Jack Robinson</a></td>
<td>Gelandang</td>
</tr>
<tr>
<td>23</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/england/1895/jamie-carragher">Jamie Carragher</a></td>
<td>Bek</td>
<td><br /></td>
<td>7</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/uruguay/16639/luis-su%C3%A1rez">Luis Suárez</a></td>
<td>Striker</td>
</tr>
<tr>
<td>34</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/england/26703/martin-kelly">Martin Kelly</a></td>
<td>Bek</td>
<td><br /></td>
<td>11</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/netherlands/20088/oussama-assaidi">Oussama Assaidi</a></td>
<td>Striker</td>
</tr>
<tr>
<td>35</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/england/51860/conor-coady">Conor Coady</a></td>
<td>Bek</td>
<td><br /></td>
<td>12</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/spanyol/37457/dani-pacheco">Dani Pacheco</a></td>
<td>Striker</td>
</tr>
<tr>
<td>37</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/slovakia/5471/martin-skrtel">Martin Skrtel</a></td>
<td>Bek</td>
<td><br /></td>
<td>29</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/itali/34297/fabio-borini">Fabio Borini</a></td>
<td>Striker</td>
</tr>
<tr>
<td>38</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/england/47619/john-flanagan">John Flanagan</a></td>
<td>Bek</td>
<td><br /></td>
<td>36</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/jerman/55175/samed-ye%C5%9Fil">Samed Yeşil</a></td>
<td>Striker</td>
</tr>
<tr>
<td>47</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/england/43711/andre-wisdom">Andre Wisdom </a></td>
<td>Bek</td>
<td><br /></td>
<td>-</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/england/54611/adam-morgan">Adam Morgan</a></td>
<td>Striker</td>
</tr>
<tr>
<td>95</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/kamerun/57559/stephen-sama">Stephen Sama </a></td>
<td>Bek</td>
<td><br /></td>
<td>-</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/england/16033/jerome-sinclair">Jerome Sinclair</a></td>
<td>Striker</td>
</tr>
<tr>
<td>8</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/england/1902/steven-gerrard">Steven Gerrard</a></td>
<td>Gelandang</td>
<td><br /></td>
<td>-</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/irlandia/48144/brendan-rodgers">Brendan Rodgers</a></td>
<td>Manajer/Pelatih</td>
</tr>
<tr>
<td>8</td>
<td><a href="http://www.goal.com/id-ID/people/turkey/25682/nuri-sahin">Nuri Sahin</a></td>
<td>Gelandang</td>
<td><br /></td>
<td><br /></td>
<td><br /></td>
<td><br /></td></tr>
</tbody></table>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-90886067629675550582012-12-08T21:15:00.002-08:002012-12-08T21:15:28.812-08:00Pengaruh Perkembangan Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia<div style="text-align: center;">
<a href="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/10/curriculum.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-529" height="300" src="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/10/curriculum.jpg?w=288&h=300" title="curriculum" width="288" /> </a></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<b>1. </b><b>Teori-Teori Penyebaran Islam di Indonesia</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b> </b></div>
<div style="text-align: center;">
<b> </b></div>
<div style="text-align: left;">
a. Snouck Hurgronje dan Moquette</div>
<div style="text-align: left;">
Menurut mereka, Islam masuk ke Indonesia
melalui Gujarat, India. Teori yang mereka kemukakan tersebut didasarkan
pada kenyataan beberapa batu nisan yang terdapat di berbagai tepat di
Indonesia.</div>
<div style="text-align: left;">
b. Soetjipto Wirjosoeparto</div>
<div style="text-align: left;">
Islam masuk ke Indonesia melalui
Gujarat, India. Hal tersebut dibuktikan dengan salah satu makam raja
Islam di Samudera Pasai yang nisannya menggunakan batu yang berasal
dari Gujarat, India.</div>
<div style="text-align: left;">
c. Hoesein Djajadiningrat</div>
<div style="text-align: left;">
Islam masuk ke Indonesia melalui Iran (Persia). Teori ini didasarkan pada bukti dengan ejaan dalam tulisan Arab.</div>
<div style="text-align: left;">
d. Haji Abdul Malik Karim Amarullah (Hamka)</div>
<div style="text-align: left;">
Islam masuk ke Indonesia melalui Mesir
dan Mekah. Teori tersebut didasarkan pada sebagian besar rakyat
Indonesia yang memeluk agama Islam bermahzab Syafii, seperti yang
banyak dianut oleh masyarakat Mesir.</div>
<div style="text-align: left;">
e. Alwi Sihab</div>
<div style="text-align: left;">
Islam masuk pertama kali ke Indonesia
pada abad pertama Hijriah atau sekitar abad ketujuh Masehi dibawa oleh
pedagang Arab yang masuk ke Cina melalui jalur Barat. Teori tersebut
didasarkan pada berita Cina pada masa dinasti T’ang yang menyatakan
adanya perkampungan Arab di Cina.</div>
<div style="text-align: left;">
f. Taufik Abdullah dan Uka Tjandrasasmita</div>
<div style="text-align: left;">
Faktor utama yang melandasi datangnya
budaya dan agama islam adalah melalui perdagangan dan pergaulan. Pda
waktu itu diduga bahasa Arab menjadi media komunikasi yang penting.</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<b>2. </b><b>Bukti-Bukti Sejarah</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b> </b></div>
<div style="text-align: left;">
Sumber-sumber dari dalam negeri :</div>
<div style="text-align: left;">
a. Batu nisan yang tertua di temukan di Leran, Gresik, Jawa Timur. Nisan itu milik seorang wanita bernama <b>Fatimah Binti Maemun</b>.</div>
<div style="text-align: left;">
b. Batu nisan sultan Kerajaan Samudera Pasai yang pertama. Sultan itu bernama <b>Sultan Malik as-Saleh.</b></div>
<div style="text-align: left;">
c. Beberapa batu nisan yang memuat kutipan dari Alquran ditemukan di kuburan Trowulan dan Troloyo, Jawa Timur.</div>
<div style="text-align: left;">
d. Batu nisan milik<b> Maulana Malik Ibrahim</b> ditemukan di Gresik.</div>
<div style="text-align: left;">
Sumber-sumber dari luar negeri :</div>
<div style="text-align: left;">
a. Berita Arab</div>
<div style="text-align: left;">
Para pedagang Arab telah datang ke
Indonesia sejak masa Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 M) yang menguasai
jalur pelayaran dan perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat
termasuk Selat Malaka pada masa itu.</div>
<div style="text-align: left;">
b. Berita Eropa</div>
<div style="text-align: left;">
Berita Eropa berasal dari <b>Marcopolo </b>dan<b> Tome Pires.</b>
Ketika itu, Marcopolo mendapat tugas dari kaisar Cina untuk
mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada kaisar Romawi. Dalam
perjalanannya itu ia singgah di Pulau Jawa bagian utara. Di daerah
tersebut ia menemukan adanya kerajaan islam yaitu Kerajaan Samudera
dengan ibu kotanya di Pasai.</div>
<div style="text-align: left;">
c. Berita India</div>
<div style="text-align: left;">
Berita India menyebutkan bahwa para
pedagang India (Gujarat) mempunyai peranan penting dalam penyebaran
agama dan kebudayaan islam di Indonesia.</div>
<div style="text-align: left;">
d. Berita Cina</div>
<div style="text-align: left;">
<b>Ma-Huan</b> yang mengikuti perjalanan <b>Laksamana Cheng-Ho</b> menulis bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai utara Pulau Jawa.</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<b>3. </b><b>Cara-Cara Penyebaran Agama Islam</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b> </b></div>
<div style="text-align: left;">
a. Perdagangan</div>
<div style="text-align: left;">
b. Perkawinan</div>
<div style="text-align: left;">
c. Pendidikan</div>
<div style="text-align: left;">
d. Dakwah (Mubalig)</div>
<div style="text-align: left;">
e. Akulturasi dan Asimilasi Kebudayaan</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<b>4. </b><b>Faktor-Faktor Pendukung Perkembangan Agama Islam di Indonesia</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b> </b></div>
<div style="text-align: left;">
a. Ajarannya Sederhana</div>
<div style="text-align: left;">
b. Syaratnya Mudah</div>
<div style="text-align: left;">
c. Tidak Mengenal Kasta</div>
<div style="text-align: left;">
d. Upacara-Upacara Keagamaan Sangat Sederhana</div>
<div style="text-align: left;">
e. Tasawuf</div>
<div style="text-align: left;">
f. Disebarkan Melalui Cara Damai</div>
<div style="text-align: left;">
g. Faktor Politik</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<b>B. </b><b>Peranan Ulama (Wali Sanga), Perdagangan, Pendidikan, dan Perkawinan dalam Proses Penyebaran Islam di Indonesia</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b> </b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>1. </b><b>Peranan Ulama (Wali Sanga) dalam Penyebaran Agama Islam di Indonesia</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b> </b></div>
<div style="text-align: left;">
a. Sunan Maulana Malik Ibrahim melalui cara dakwah</div>
<div style="text-align: left;">
b. Sunan Ampel melalui pendidikan dengan mendirikan Pondok Pesantren Ampel Denta</div>
<div style="text-align: left;">
c. Sunan Bonang melalui pendidikan Pondok Pesantren</div>
<div style="text-align: left;">
d. Sunan Drajat melalui dakwah</div>
<div style="text-align: left;">
e. Sunan Giri melalui dakwah, lagu pocung, lagu dolanan</div>
<div style="text-align: left;">
f. Sunan Kalijaga melalui pertunjukan gamelan, wayang, sekaten</div>
<div style="text-align: left;">
g. Sunan Kudus melalui dakwah dan menyusun tembang maskumambang dan mijil</div>
<div style="text-align: left;">
h. Sunan Muria melalui dakwah</div>
<div style="text-align: left;">
i. Sunan Gunung Jati melalui dakwah</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<b>2. </b><b>Peranan Wali Sanga dalam Berbagai Bidang</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b> </b></div>
<div style="text-align: left;">
a. Bidang Agama</div>
<div style="text-align: left;">
Peranan wali yang utama adalah usaha
dalam penyebaran agama (dakwah islamiah). Untuk itu setiap wali
memiliki pondok pesantren sebagai pusat pendidikan agama islam.</div>
<div style="text-align: left;">
b. Bidang Sosial Budaya</div>
<div style="text-align: left;">
Misi sosial budaya wali sanga justru
dapat dikatakan sebagai perwujudan dari hasil pengalaman ajaran islam.
Para wali juga berhasil melahirkan corak kebudayaan baru sebagai hasil
dari asimilasi kebudayaan Islam dengan kebudayaan setempat.</div>
<div style="text-align: left;">
c. Bidang Politik</div>
<div style="text-align: left;">
Peranan wali sanga dalam bidang politik
yaitu mendukung Raden Patah dalam mendirikan kerajaan Islam di Demak.
Pada umumnya para ulama juga menjadi penasihat dan guru para raja Islam
di Jawa. Misalnya, Sunan Kudus yang menjadi penasihat Adipati Jipang.</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<b>C. </b><b>Kerajaan-Kerajaan Indonesia yang Bercorak Islam serta Aspek-Aspek Kehidupan di Segala Bidang</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b> </b></div>
<div style="text-align: center;">
<b> </b></div>
<div style="text-align: left;">
<b>1. </b><b>Kerajaan Perlak</b></div>
<div style="text-align: left;">
Kerajaan Perlak merupakan kerajaan Islam
tertua di Indonesia. Kerajaan ini berdiri pada tahun 840. Kerajaan
Perlak mengalami masa kejayaan pada masa Sultan Makhdum Alaidin Malik
Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat (622-662 H/1225-1263 M).</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<b>2. </b><b>Kerajaan Samudera Pasai</b></div>
<div style="text-align: left;">
a. Letak Geografis</div>
<div style="text-align: left;">
Kerajaan Samudera Pasai terletak di pantai utara Aceh, pada muara Sungai Psangan (Pasai).</div>
<div style="text-align: left;">
b. Sumber-sumber sejarah</div>
<div style="text-align: left;">
1) Inskripsi (tulisan) pada nisan makam Sultan Malik as-Saleh.</div>
<div style="text-align: left;">
2) Berita-berita asing dari Marcopolo dan Ibnu Batutah.</div>
<div style="text-align: left;">
3) Kronika Raja Pasai.</div>
<div style="text-align: left;">
c. Kehidupan Masyarakat</div>
<div style="text-align: left;">
1) Kehidupan Politik</div>
<div style="text-align: left;">
Kerajaan Samudera Pasai dibangun oleh
Marah Silu. Dia berhasil mempersatukan Samudera dan Pasai. Marah Silu
memeluk agama Islam berkat pertemuannya denagn Syekh Ismail, seorang
utusan Syarif Makkah. Pada tahun 1285, Marah Silu kemudian dinobatkan
menjadi sultan dengan gelar Sultan Malik as-Saleh.</div>
<div style="text-align: left;">
2) Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya</div>
<div style="text-align: left;">
Karena letaknya yang sangat strategis,
Samudera Pasai berkembang dengan cepat menjadi pusat perdagangan dan
pusat studi Islam yang ramai.</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<b>3. </b><b>Kerajaan Malaka</b></div>
<div style="text-align: left;">
a. Letak Geografis</div>
<div style="text-align: left;">
Letak Kerajaan Malaka sangat strategis, yaitu berada di Semenanjung Malaya dengan ibu kotanya di Malaka.</div>
<div style="text-align: left;">
b. Kehidupan Politik</div>
<div style="text-align: left;">
Raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan
Malaka adalah Iskandar Syah. Nama Iskandar Syah merupakan nama Islam
yang diperoleh setelah memeluk agama Islam. Pada masa pemerintahannya,
Kerajaan Malaka berkembang sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar
yang disegani di Asia Tenggara.</div>
<div style="text-align: left;">
c. Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Masyarakat Malaka</div>
<div style="text-align: left;">
Kehidupan perekonomian masyarakat Malaka bertumpu pada perdagangan dan pelayaran maka disebut sebagai masyarakat maritim.</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<b>4. </b><b>Kerajaan Aceh</b></div>
<div style="text-align: left;">
a. Letak Geografis</div>
<div style="text-align: left;">
Secara strategis letak dan kedudukan
Kerajaan Aceh sangat strategis di sekitar Selat Malaka. Kerajaan Aceh
terletak di Pulau Sumatra bagian utara dan dekat dengan jalur pelayaran
dan perdagangan internasional.</div>
<div style="text-align: left;">
b. Kehidupan Politik</div>
<div style="text-align: left;">
Sultan pertama yang memerintah sekaligus
sebagai pendiri Kerajaan Aceh dalah Sultan Ali Mughayat Syah. Kerajaan
Aceh mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.</div>
<div style="text-align: left;">
c. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya</div>
<div style="text-align: left;">
Kaum bangsawan yang memegang kekuasaanya dalam pemerintahan sipil disebut golonga <i>teuku</i>. Kaum agama yang memegang peranan penting dalam bidang keagamaan disebut golongan <i>teungku.</i></div>
<div style="text-align: left;">
<i> </i></div>
<div style="text-align: left;">
<b>5. </b><b>Kerajaan Demak</b></div>
<div style="text-align: left;">
a. Letak Geografis</div>
<div style="text-align: left;">
Secara geografis Kerajaan Demak terletak
di Jawa Tengah. Kerajaan Demak berkembang dari sebuah daerah yang
bernama Bintoro yang merupakan daerah bawahan dari Majapahit.</div>
<div style="text-align: left;">
b. Kehidupan Politik</div>
<div style="text-align: left;">
Raja pertama dan pendiri Kerajaan Demak
adalah Raden Patah (1500-1518). Pengganti Raden Patah adalah Pati Unus
(1518-1521). Pada pemerintahan Pati Unus tidak begitu lama, namun
namanya cukup dikenal sebagai panglima perang yang memimpin pasukan
Demak menyerang Portugis di Malaka. Kerajaan Demak mencapai puncak
kejayaannya pada masa Sultan Trenggono.</div>
<div style="text-align: left;">
c. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya</div>
<div style="text-align: left;">
Perekonomian Kerajaan Demak berkembang
dengan pesat dalam dunia martim. Hal tersebut didukung oleh sektor
pertanian yang cukup besar di Kerajaan Demak.</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<b>6. </b><b>Kerajaan Mataram Islam</b></div>
<div style="text-align: left;">
a. Letak Geografis</div>
<div style="text-align: left;">
Mataram terletak di daerah Jawa Tengah bagian selatan dengan pusatnya di Kotagede, daerah Jogjakarta sekarang.</div>
<div style="text-align: left;">
b. Kehidupan Politik</div>
<div style="text-align: left;">
Raja pertama dan pendiri Kerajaan
Mataram adalah Sutawijaya, yang bergelar Panembahan Senopati ing Alogo
Sayidin Panatagama artinya Kepala bala tentara dan pengatur agama. Mas
Jolang kemudian digantikan oleh MasRangsang (1613-1645) yang bergelar
Sultan Agung Senopati ing Alogo Ngabdurrachman. Gelar ini lebih dikenal
dengan nama Sultan Agung. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Mataram
mencapai masa puncak keemasannya.</div>
<div style="text-align: left;">
c. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya</div>
<div style="text-align: left;">
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan
Mataram bersifat agraris. Hali ini dibuktikan dengan usaha untuk
memperluas areal persawahan dan memindahkan banyak kaum petani ke
daerah Karawang yang sangat subur pada masa pemerintahan Sultan Agung.</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<b>7. </b><b>Kerajaan Banten</b></div>
<div style="text-align: left;">
a. Letak Geografis</div>
<div style="text-align: left;">
Secara geografis Banten terletak di Jawa
Barat bagian utara (sekarang Provinsi Banten). Kerajaan Bnaten terletak
di wilayah Banten, di ujung barat Pulau Jawa.</div>
<div style="text-align: left;">
b. Kehidupan Politik</div>
<div style="text-align: left;">
Raja pertama (pendiri) Kerajaan Banten
adalah Hasanuddin. Pada masa pemerintahannya penyiaran agama Islam dan
perdagangan di Banten berkembang pesat. Hasanuddin juga menjalin
persahabatan yang erat dengan Kerajaan Indrapura di Sumatra. Hubungan
diplomatik ini diperkuat melalui pernikahan politik antara Hasanuddin
dengan putri raja Indrapura.</div>
<div style="text-align: left;">
c. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya</div>
<div style="text-align: left;">
Ada beberapa faktor yang mendukung
perkembangan Kerajaan Banten menjadi pusat perdagangan pada masa itu,
diantaranya sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: left;">
1) Banten mempunyai kedudukan yang sangat strategis, yaitu di tepi Selat Sunda.</div>
<div style="text-align: left;">
2) Letak Banten yang terletak di
Teluk Banten dan pelabuhannya memiliki syarat sebagai pelabuhan yang
baik untuk pelayaran dan perdagangan.</div>
<div style="text-align: left;">
3) Banten memiliki barang ekspor penting seperti lada, yang dapat menjadi daya tarik cukup kuat bagi para pedagang.</div>
<div style="text-align: left;">
4) Para pedagang Islam mencari
jalan baru dalam pelayaran dan perdagangan dengan menyusuri pantai
barat Sumatra dan masuk ke Selat Sunda. Hal ini terjadi sejak jatuhnya
Malaka ke Portugis.</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<b>8. </b><b>Kerajaan Gowa dan Tallo (Makassar)</b></div>
<div style="text-align: left;">
a. Letak Geografis</div>
<div style="text-align: left;">
Kerajaan Gowa dan Tallo merupakan dua
kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan dan saling berhubungan baik.
Kedua kerajaan tersebut kemudian lebih dikenal dengan kerajaan
Makassar. Makassar sebenarnya adalah ibu kota Gowa yang juga disebut
sebagai Ujung Pandang.</div>
<div style="text-align: left;">
b. Kehidupan Politik</div>
<div style="text-align: left;">
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Makassar :</div>
<div style="text-align: left;">
1) Sultan Alauddin</div>
<div style="text-align: left;">
2) Sultan Hasanuddin</div>
<div style="text-align: left;">
Diadakan <b>Perjanjian Bongaya </b>(tahun 1667 M) :</div>
<div style="text-align: left;">
a) VOC yaitu kompeni dagang Belanda, memperoleh hak monopoli dagang di Makassar.</div>
<div style="text-align: left;">
b) Belanda dapat mendirikan benteng di pusat Kerajaan Makassar yang diberi nama Benteng Rotterdam.</div>
<div style="text-align: left;">
c) Makassar harus melepaskan daerah kekuasaanya seperti Bone dan pulau-pulau di luar wilayah Makassar.</div>
<div style="text-align: left;">
d) Aru Palaka diakui sebagai raja Bone.</div>
<div style="text-align: left;">
3) Sultan Mapasomba</div>
<div style="text-align: left;">
c. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya</div>
<div style="text-align: left;">
Faktor-faktor yang memengaruhi kemajuan sektor perdagangan di antaranya sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: left;">
1) Jatuhnya Malaka ke tangan bangsa Portugis pada tahun 1511</div>
<div style="text-align: left;">
2) Suku Makassar dan Bugis merupakan pelaut yang ulung sehingga para pedagang merasa aman.</div>
<div style="text-align: left;">
3) Pelabuahn-pelabuhan di Sulawesi
Selatan merupakan pelabihan transito bagi para pedagang dari wilayah
sebelah Barat yang akan menuju ke Kepulauan Maluku dan Sebaliknya.</div>
<div style="text-align: left;">
4)<b> </b>Memiliki barang-barang dagangan, yaitu rempah-rempah dari Maluku.</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<b>9. </b><b>Kerajaan Ternate dan Tidore di Maluku</b></div>
<div style="text-align: left;">
a. Letak Geografis</div>
<div style="text-align: left;">
Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di sebelah barat Pulau Halmahera (Maluku Utara).</div>
<div style="text-align: left;">
b. Kehidupan Politik</div>
<div style="text-align: left;">
Di Kepulauan Maluku banyak terdapat
kerajaan kecil, di antaranya Kerajaan Ternate sebagai pemimpin uli ima,
yaitu persekutuan lima bersaudara yang wilayahnya mencakup Pulau
Ternate, Obi, Bacan, Seram, dan Ambon. Uli siwa yang berarti
persekutuan sembilan bersaudara yang wilayahnya mencakup Pulau Makayan,
Jailolo atau Halmahera dan pulau-pulau di antara daerah itu sampai
dengan Pulau Papua.</div>
<div style="text-align: left;">
Adanya <b>Perjanjian Saragosa</b> yang isinya “Spanyol harus meninggalkan Maluku dan Portugis tetap dapat melaksanakan kegiatannya di Maluku”.</div>
<div style="text-align: left;">
Kerajaan Ternate berkembang pesat di bawah kekuasaan raja-raja sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: left;">
1) Sultan Zainal Abidin</div>
<div style="text-align: left;">
2) Sultan Tabariji</div>
<div style="text-align: left;">
3) Sultan Hairun</div>
<div style="text-align: left;">
4) Sultan Baabullah</div>
<div style="text-align: left;">
c. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya</div>
<div style="text-align: left;">
Daerah Maluku memiliki posisi penting
sebagai sumber atau penghasilan rempah-rempah sehingga selalu menjadi
pusat perhatian dunia.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-44859749994961106662012-12-04T02:11:00.002-08:002012-12-04T02:11:34.107-08:00Tips Mengadapi Ujian<div style="text-align: center;">
<a href="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/03/kartun-ujian-nasional1.jpg"><img alt="" class="wp-image-332 aligncenter" height="247" src="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/03/kartun-ujian-nasional1.jpg?w=260&h=247" title="kartun-ujian-nasional" width="260" /> </a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<strong>1. Pilih Waktu Belajar y</strong><strong>ang Te</strong><strong>pat</strong><br />
Waktu belajar yang paling pas adalah pada saat badan kita masih segar.
Memang tidak semua orang punya waktu belajar yang sama. Tapi biasanya,
pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan
saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa
digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.<br />
<br />
<strong> 2. Bangun Suasana Belajar Yang Nyama</strong><strong>n</strong><br />
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa
pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita
sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di
perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu
dan terganggu oleh pihak lain.<br />
<br />
<strong>3. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari</strong><br />
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan,
jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan.
Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan.
Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya
pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk
selalu berpikir ke depan dan kritis<br />
<br />
<strong> 4. Mencatat Pokok-Pokok Pelajaran</strong><br />
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau
kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata
kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama
ujian.<br />
<br />
<strong> 5. Membaca Adalah Kunci Belajar</strong><br />
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam
sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru.
Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa
dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.<br />
<br />
<strong>6. Belajar Itu Memahami Bukan Sekedar Menghapal</strong><br />
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru.
Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting
adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal
itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis
besar materi pelajaran.<br />
<br />
<strong>7. Hapalkan Kata-Kata Kunci</strong><br />
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan
banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari
setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya.
Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU,
artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.<br />
<br />
<strong>8. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari</strong><br />
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan,
jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan.
Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan.
Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya
pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk
selalu berpikir ke depan dan kritis.<br />
<br />
<strong> 9. Latih Sendiri Kemampuan Kita</strong><br />
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap
akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa
perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut
dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada
di buku, cobalah tanya ke guru.<br />
<br />
<strong> 10. Sediakan Waktu Untuk Istirahat</strong><br />
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas,
setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran.
Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan
istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri.
Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi
baru.<br />
<br />
Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana
kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain
menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita
sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata
sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa
menerangkan dengan jelas dan teratur, tak perlu detail, berarti kita
sudah paham.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-11387978323402337282012-12-03T23:45:00.001-08:002012-12-04T00:43:52.915-08:00Hiragana & Katakana<h1 class="entry-title" style="text-align: center;">
Hiragana & Katakana</h1>
<div>
</div>
<div>
<span style="font-family: MS Mincho;"></span></div>
<span style="font-family: MS Mincho;"></span><br />
<div style="text-align: left;">
<b>平仮名 (<span style="font-family: MS Mincho;">ひらがな</span>)</b></div>
<div style="text-align: left;">
Hiragana syllables developed from Chinese characters, as shown below. Hiragana were originally called <i>onnade</i>
or ‘women’s hand’ as were used mainly by women – men wrote in kanji and
katakana. By the 10th century, hiragana were used by everybody. The
word hiragana means “oridinary syllabic script”.The hiragana syllabary
consists of 48 syllables and is mainly used to write word endings, known
as <i>okurigana</i> in Japanese. Hiragana are also widely used in
materials for children, textbooks, animation and comic books, to write
Japanese words which are not normally written with kanji, such as
adverbs and some nouns and adjectives, or for words whose kanji are
obscure or obselete.</div>
<div style="text-align: center;">
<img alt="" class="aligncenter" height="589" src="http://fisitech.files.wordpress.com/2010/06/hiragana.gif?w=554&h=589" style="background-color: #f3f3f3;" title="hiragana" width="554" /> </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: MS Mincho;"><b>片仮名 </b><b><span style="font-family: Times New Roman;"> (</span><span style="font-family: MS Mincho;">カタカナ</span><span style="font-family: Times New Roman;">)</span></b></span></div>
<div>
<span style="font-family: MS Mincho;"></span></div>
<span style="font-family: MS Mincho;"></span><br />
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
The katakana syllabary was derived from
abbreviated Chinese characters used by Buddhist monks to indicate the
correct pronunciations of Chinese texts in the 9th century. At first
there were many different symbols to represent one syllable of spoken
Japanese, but over the years the system was streamlined. By the 14th
century, there was a more or less one-to-one correspondence between
spoken and written syllables. The word katakana “part (of kanji)
syllabic script”. The “part” refers to the fact that katakana characters
represent parts of kanji.</div>
<div style="text-align: left;">
<span id="_marker">The katakana syllabary
consists of 48 syllables and was originally considered “men’s writing”.
Since the 20th century, katakana have been used mainly to write
non-Chinese loan words, onomatopoeic words, foreign names, in telegrams
and for emphasis (the equivalent of bold, italic or upper case text in
English). Before the 20th century all foreign loanwords were written
with kanji. Katakana are also used to writ Ainu, a language spoken on
the northern Japanese island of Hokkaid</span><b><a href="http://fisitech.files.wordpress.com/2010/06/katakana.gif"><img alt="" class="aligncenter" height="583" src="http://fisitech.files.wordpress.com/2010/06/katakana.gif?w=562&h=583" style="background-color: #f3f3f3;" title="katakana" width="562" /></a></b></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-71978796594499469612012-12-03T23:33:00.001-08:002012-12-03T23:33:39.385-08:00Antroposfer<div style="text-align: center;">
<a href="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/10/earth-space-planets-117235.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-475" height="168" src="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/10/earth-space-planets-117235.jpg?w=300&h=168" title="earth-space-planets-117235" width="300" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b> <i>Antroposfer</i></b> adalah salah satu objek material dari geografi yang membahas mengenai persoalan kehidupan manusia. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"> <b><i>Penduduk</i></b> adalah semua orang yang pada waktu sensus dilaksanakan telah enam bulan lamanya bertempat tinggal di suatu Negara. </span></div>
<ul>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Beberapa pendapat tentang definisi penduduk/Sumber Daya Manusia diantaranya: </span></div>
<ul>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Penduduk yang berada di suatu wilayah dengan segala karakteristiknya, baik demografis, social maupun ekonomis. </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Segala potensi yang dimiliki oleh manusia. </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Segala
potensi dan kemampuan yang ada dalam diri manusia yang dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan serta kelangsungan hidup manusia itu
sendiri. </span></div>
</li>
</ul>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Indikator utama aspek kuantitatif, diantaranya adalah: </span></div>
</li>
</ul>
<ol>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Jumlah dan persebaran </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Komposisi atau susunan penduduk </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Pertumbuhan </span></div>
</li>
</ol>
<ul>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Indikator utama aspek kualitas, diantaranya adalah: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Tingkat
pendidikan dapat menggambarkan kemampuan penduduk dalam menguasai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk mengukur tingkat
pendidikan penduduk dengan cara memperhatikan data penduduk yang masih
buta huruf, tamat SD, SMP,SMA, dan Perguruan Tinggi. </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b>Komposisi Penduduk </b></span></div>
<ul>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b>Pengertian </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Komposisi Penduduk adalah pengelompokan penduduk pada suatu wilayah dengan menggunakan dasar kriteria tertentu. </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b>Menentukan Komposisi Penduduk </b></span></div>
<span style="font-family: Arial;">Berdasarkan kriteria yang biasa
digunakan untuk menentukan komposisi penduduk itu paling tidak ada tiga
macam, yaitu berdasarkan biologis, geografis, dan kriteria sosialnya. </span><br />
<ul>
<li>
<div>
<span style="font-family: Arial;"><b>Komposisi Penduduk Biologis </b></span></div>
<span style="font-family: Arial;">Komposisi penduduk biologis adalah pengelompokkan penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin. </span><br />
<span style="font-family: Arial;">Berikut ini disajikan contoh pengelompokkan penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin. </span><br />
<span style="font-family: Arial;">Tabel 1 </span></li>
</ul>
</li>
</ul>
</li>
</ul>
<div style="margin-left: 77pt;">
<table border="0" style="border-collapse: collapse;">
<colgroup><col style="width: 108px;"></col>
<col style="width: 92px;"></col>
<col style="width: 112px;"></col>
<col style="width: 84px;"></col>
</colgroup><tbody>
<tr style="height: 37px;">
<td style="border: .5pt solid; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"><b>Golongan Umur</b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: .5pt .5pt .5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"><b>Laki-laki</b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: .5pt .5pt .5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"><b>Perempuan</b></span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: .5pt .5pt .5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"><b>Jumlah</b></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: none solid solid; border-width: medium .5pt .5pt; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">0 – 4 </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">5 – 9 </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">10 – 14 </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">15 – 19 </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">20 – 24 </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">25 – 29 </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">30 – 34 </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">35 – 39 </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">40 – 44 </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">45 – 49 </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">50 – 54 </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">55 – 59 </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">60 – 64 </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">65 – 69 </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">70 – 74 </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">75 +</span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium .5pt .5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">11.105 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">10.870 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">10.751 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">11.329 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">10.969 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">9.208 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">7.694 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">7.042 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">6.457 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">5.282 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">3.948 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">3.241 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">2.656 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">1.911 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">1.338 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">1.148</span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium .5pt .5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">10.717 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">10.529 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">10.424 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">11.000 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">10.353 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">9.204 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">8.438 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">7.735 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">6.515 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">5.058 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">3.964 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">3.449 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">2.902 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">2.174 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">1.548 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">1.461</span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium .5pt .5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">21.822 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">21.399 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">21.475 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">22.329 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">21.322 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">18.412 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">16.132 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">14.777 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">12.972 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">10.340 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">7.912 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">6.690 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">5.558 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">4.085 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">2.886 </span></div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">2.609</span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: none solid solid; border-width: medium .5pt .5pt; padding-left: 7px; padding-right: 7px;"><br /></td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium .5pt .5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">105.480</span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium .5pt .5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">115.480</span></div>
</td>
<td style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium .5pt .5pt medium; padding-left: 7px; padding-right: 7px;">
<div style="text-align: right;">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">220.960</span></div>
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
</div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Makna yang bisa diambil dari komposisi penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin adalah : </span></div>
<ul style="margin-left: 72pt;">
<li><span style="font-family: Arial;">Menentukan jumlah usia tenaga kerja produktif dan tidak produktif </span></li>
<li><span style="font-family: Arial;">Melihat pertambahan penduduk </span></li>
<li><span style="font-family: Arial;">Menentukan jumlah angka ketergantungan </span></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b> Usia produktif</b> adalah usia penduduk antara 15 tahun sampai 59 tahun. Disebut </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"> produktif karena pada usia seperti itu diperkirakan orang ada pada rentang usia </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"> masih bisa bekerja. </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b>Usia tidak produktif</b>
adalah usia penduduk yang ada direntang 0 – 14 tahun dan 60 tahun
keatas. Pada usia seperti itu penduduk dipandang belum atau sudah tidak
produktif lagi bekerja. </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b>Sex Ratio</b> adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><i>Rumus</i> : </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b>Sex Ratio = <span style="text-decoration: underline;">Jumlah penduduk laki-laki </span> X 100 </b></span></div>
<div style="margin-left: 108pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b> Jumlah penduduk perempuan<span style="color: blue;"> </span></b></span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Misalnya bila sex ratio = 92 artinya bahwa di wilayah tersebut terdapat 92 laki-laki diantara 100 perempuan. </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b>Angka ketergantungan</b> atau <b>Dependency Ratio</b> adalah berapa besar angka kelompok usia yang tidak produktif dibandingkan kelompok usia yang sudah produktif. </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Angka
ketergantungan dapat memberikan informasi kepada kita berapa besar
setiap orang yang sudah bekerja menanggung beban orang yang belum atau
tidak bekerja. </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Dengan
melihat angka atau indeks dari beban tanggungan ini, kita dapat melihat
seberapa besar kemakmuran yang dimiliki oleh suatu Negara atau wilayah.
</span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><i>Rumus</i> untuk melihat angka ketergantungan </span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: center;">
<span style="font-family: Arial;"><b>DR = <span style="text-decoration: underline;">Jumlah penduduk usia muda + jumlah penduduk usia tua</span> X 100 </b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial;"><b>Jumlah penduduk usia produktif </b></span></div>
<div style="margin-left: 72pt;">
<span style="font-family: Arial;"><i>Keterangan</i> : </span></div>
<div style="margin-left: 72pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Kelompok usia muda : usia 0 – 14 tahun </span></div>
<div style="margin-left: 72pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Kelompok usia tua : usia 60 tahun keatas </span></div>
<div style="margin-left: 72pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Kelompok usia dewasa/produktif : usia antara 15 – 59 tahun </span></div>
<div style="margin-left: 72pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">DR (dependency ratio) : angka ketergantungan </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><i>Contoh</i> : </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Di kecamatan Y yang jumlah penduduknya <span style="text-decoration: underline;">+ </span>800.000
orang memiliki jumlah penduduk yang berusia antara 0 – 14 tahun
sebanyak 150.000 orang dan jumlah penduduk yang berusia 60 tahun keatas
berjumlah 50.000 orang, sedang penduduk yang berusia 15 – 59 tahun
sebanyak 400.000 orang. Hitung angka ketergantungannya ! </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Jawab : </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">DR = <span style="text-decoration: underline;">150.000 + 50.000</span> X 100 % </span></div>
<div style="margin-left: 144pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">400.000 </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"> = <span style="text-decoration: underline;">200.000</span> X 100 % </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"> 400.000 </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"> = 50 % </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Jadi,
angka ketergantungan di kecamatan Y berjumlah 50 %. Ini berarti hampir
50 % penduduk yang tidak produktif menjadi tanggungan usia produktif. </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"> Kriteria tinggi rendahnya angka ketergantungan </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Kurang dari 60 : dependency ratio rendah </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Antara 60 -90 : dependency ratio sedang </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Lebih dari 90 : dependency ratio tinggi </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"> Struktur penduduk menurut usia dan jenis kelamin, dapat digambarkan dalam suatu grafik yang dinamakan piramida penduduk. </span></div>
<div style="margin-left: 54pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"> Berdasarkan <i>bentuknya</i>, piramida penduduk dapat dibedakan atas 3 macam, yaitu <b>ekspansif</b> (menggambarkan struktur penduduk muda), <b>stasioner</b> (menggambarkan pertumbuhan penduduk stabil), <b>konstruktif</b> (menggambarkan penurunan pertambahan penduduk). </span></div>
<ul style="margin-left: 72pt;">
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Piramida <i>ekspansif</i> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Berbentuk
limas (kerucut) yang menunjukkan jumlah usia muda lebih besar,
kelahiran tinggi, kematian rendah, sehingga jumlah penduduk terus
bertambah. </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Piramida <i>stasioner</i> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Berbentuk
seperti granat, menunjukkan jumlah usia muda seimbang dengan usia tua,
kelahiran rendah, kematian rendah, sehingga jumlah penduduk tetap. </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Piramida <i>konstruktif</i> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Berbentuk
seperti batu nisan, menunjukkan jumlah penduduk usia dewasa yang
banyak, usia muda sedikit, jumlah penduduk terus berkurang, kematia
lebih besar daripada kelahiran. </span></div>
</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"> </span></div>
<ul style="margin-left: 54pt;">
<li>
<div>
<span style="font-family: Arial;"><b>Komposisi Penduduk Geografis </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Komposisi
penduduk geografis artinya susunan penduduk berdasarkan area tempat
tinggalnya. Perbedaan area tinggal ini bisa dilihat dari garis batas
territorialnya, seperti garis batas desa, kota, kecamatan, kabupaten,
provinsi, atau antar Negara. </span></div>
</li>
<li>
<div>
<span style="font-family: Arial;"><b>Komposisi Penduduk secara Sosial </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Karakter
penduduk dari sisi sosial, itu memiliki karakter yang cukup luas,
diantaranya dilihat dari tingkat pendidikan, strata ekonomi, status
perkawinan, agama, dan lain-lain. </span></div>
<ul>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b>Tingkat pendidikan </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Pengelompokkan penduduknya terdiri dari : </span></div>
<ul>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Penduduk buta huruf </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Penduduk yang melek huruf, diantaranya : </span></div>
<ul>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Tidak sekolah sama sekali </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Hanya tamat SD </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Tidak tamat SD </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Tidak tamat SMP </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Lulusan SMP </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Tidak tamat SMA </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Lulusan SMA </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Lulusan perguruan tinggi berdasarkan strata tertentu </span></div>
</li>
</ul>
</li>
</ul>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b>Strata ekonomi </b></span></div>
</li>
</ul>
</li>
</ul>
<ol style="margin-left: 90pt;">
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; text-decoration: underline;">Berdasarkan mata pencaharian </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Jenis
mata pencaharian penduduk dapat kita buat pengelompokkannya dari
berbagai mata pencaharian sehingga kita dapat melihat aktivitas
kehidupan penduduk secara keseluruhan. Pengaruh dari mata pencaharian
yang mereka miliki adalah tingkat kemakmurannya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Jenis mata pencaharian penduduk diantaranya, PNS, TNI/Polri, buruh tani, pengusaha, dan lain-lain. </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial; text-decoration: underline;">Tingkat pendapatan </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Jumlah pendapatan penduduk menjadi salah satu indikasi tingkat kemakmuran penduduk. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Ada
salah satu standar yang biasa digunakan untuk menentukan penghasilan
suatu Negara, yaitu dilihat dari penghasilan perorangan atau per kapita.
Rumusnya adalah </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b>PC = <span style="text-decoration: underline;">GNP</span> </b></span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b> JP </b></span></div>
<div style="margin-left: 18pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Keterangan : </span></div>
</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"> PC = Pendapatan per kapita </span></div>
<div style="margin-left: 72pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">GNP = Gross National Product atau Pendapatan Nasional Kotor </span></div>
<div style="margin-left: 72pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">JP = Jumlah Penduduk </span></div>
<ul style="margin-left: 72pt;">
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b>Status perkawinan </b></span></div>
<ul>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Kelompok belum kawin </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Sudah kawin </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Cerai </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Janda/duda </span></div>
</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Penduduk
dapat dibuat pengelompokkannya berdasarkan status perkawinan, yaitu
apakah sudah kawin atau belum kawin. Dari angka perkawinan itu bisa
diprediksi jumlah kelahiran pada waktu-waktu tertentu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Semakin
tinggi angka kelahiran maka semakin besar peluang daerah tersebut
memiliki jumlah penduduk yang besar, sehingga pengaruhnya kepada tingkat
penyediaan sarana dan prasarana fasilitas sosial harus dipertimbangkan
dengan tingkat kebutuhan penduduk. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Fasilitas
sosial yang sangat mendesak untuk kebutuhan penduduk diantaranya
bangunan sekolah, sarana transportasi dan arena pemukiman. </span></div>
</li>
<li>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;"><b>Agama </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Dengan
melihat jenis agama yang dianut warga Indonesia akan memberikan
kejelasan agama apa yang paling banyak dianut, sehingga pemerintah
sebagai coordinator dan pengawas dari praktek kebebasan menjalankan cara
ibadahmasing-masing agama akan mengkondisikan suasana yang tertib aman
dan damai bagi semua pemeluk agama. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial;">Selain itu, pemerintah berfungsi sebagai penyedia fasilitas keagamaan bagi pemeluk agama mayoritas.</span></div>
</li>
</ul>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-32119574056409736812012-12-03T23:29:00.001-08:002012-12-03T23:29:53.524-08:00Biosfer<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/10/wakatobi.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-medium wp-image-478" height="210" src="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/10/wakatobi.jpg?w=300&h=210" title="wakatobi" width="300" /> </a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara,daratan,
dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung.
Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem
ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan
antarmereka, termasuk interaksinya dengan
unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara)
Bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui
yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap telah berlangsung selama
sekitar 3,5 miliar tahun dari 4,5 miliar tahun usia Bumi.<br />
Biosfer adalah lapisan yang mencakup semua unsur kehidupan. Ahli
geografi fisik menggunakan istilah biosfer untuk mendeskripsikan tempat
mahluk hidup bisa tumbuh dan berkembang.<br />
Biosfer merupakan lapisan tipis yatu sekitar 9000 m di atas permukaan
bumi. beberapa meter di bawah permukaan tanah, dan beberapa ribu meter
di bawah permukaan laut. Biosfer merupakan organisasi kehidupan yang
sangat kompleks dan hanya dijumpai di planet Bumi dalam Tata Surya,
bahkan sampai saat ini belum ditemukan adanya kehidupan di planet lain
seperti di bumi.<br />
Gagasan Biosfer pertama kali diutarakan oleh <b>Vladimir Ivanovich Vernadsky (1863–1945<i>)</i></b>,
seorang ilmuwan dari Rusia yang menyatakan bahwa Biosfer adalah sebuah
sistem kehidupan yang terbuka dan senantiasa berkembang sejak dimulainya
sejarah bumi.<br />
Faktor-faktor persebaran flora dan fauna<br />
<ul>
<li>Kondisi geologi</li>
</ul>
Bumi kita ini menurut beberapa teori dahulu terdiri atas satu benua
besar dan satu samudra, namun karena adanya gaya endogen yang sangat
kuat maka benua yang besar itu menjadi terpisah. Pecahan benua ini yang
sering disebut sebagai puzzle raksasa. Apabila diperhatikan peta dunia
maka Benua Afrika dan Amerika Selatan dapat digabungkan menjadi satu
sesuai dengan pola garis pantainya. Keanekaragaman flora dan fauna di
permukaan bumi ini diperkirakan sesuai dengan perkembangan bumi dalam
membentuk benua (kontinen) menurut Teori ”Apungan” dan ”Pergeseran
Benua” yang disampaikan oleh Alfred Wegener (1880-1930).<br />
<ul>
<li>Iklim</li>
</ul>
Suhu dan kelembapan udara berpengaruh terhadap proses perkembangan
fisik flora dan fauna, sedangkan sinar matahari sangat dibutuhkan oleh
tanaman untuk fotosintesis dan metabolisme tubuh bagi beberapa jenis
hewan. Angin sangat berperan dalam proses penyerbukan atau bahkan
menerbangkan beberapa biji-bijian sehingga berpengaruh langsung terhadap
persebaran flora. Kondisi iklim yang berbeda menyebabkan flora dan
faunaberbeda pula. Di daerah tropis sangat kaya akan keanekaragamanflora
dan fauna, karena pada daerah ini cukup mendapatkan sinar matahari dan
hujan, keadaan ini berbeda dengan di daerah gurun. Daerah gurun beriklim
kering dan panas, curah hujan sangat sedikit menyebabkan daerah ini
sangat minim jenis flora dan faunanya. Flora dan fauna yang hidup di
daerah gurun mempunyai daya adaptasi yang khusus agar mampu hidup di
daerah tersebut.<br />
<ul>
<li>Ketinggian tempat</li>
</ul>
Ahli klimatologi dari Jerman yang bernama <strong>Junghuhn</strong> membagi habitat beberapa tanaman di <strong>Indonesia</strong> berdasarkan suhu, sehingga didapatkan empat penggolongan iklim sebagai berikut.<br />
Wilayah berudara panas (0 – 600 m dpal).<br />
Suhu wilayah ini antara 23,3 °C – 22 °C, Tanaman yang cocok ditanam
di wilayah ini adalah tebu, kelapa, karet, padi, lada, dan buah-buahan.<br />
Wilayah berudara sedang (600 – 1.500 m dpal)<br />
Suhu wilayah ini antara 22 °C – 17,1 °C. Tanaman yang cocok ditanam
pada wilayah ini adalah kapas, kopi, cokelat, kina, teh, dan macam-macam
sayuran, seperti kentang, tomat, dan kol<br />
Wilayah berudara sejuk (1.500 – 2.500 m dpal)<br />
Suhu wilayah ini antara 17,1 °C – 11,1 °C. Tanaman yang cocok ditanam
pada wilayah ini antara lain sayuran, kopi, teh, dan aneka jenis hutan
tanaman industri.<br />
Wilayah berudara dingin (lebih 2.500 m dpal)<br />
Wilayah ini dijumpai tanaman yang berjenis pendek. Contohnya, edelweis.<br />
<ul>
<li>Faktor biotik.</li>
</ul>
Pohon beringin merupakan salah satu tanaman yang disukai burung.
Burung-burung tersebut memakan biji beringin yang telah matang, lalu
burung tersebut tanpa sadar ternyata telah menyebarkan tanaman beringin
melalui biji yang masuk ke dalam tubuh burung lalu keluar bersama
kotorannya. Pencernaan burung ternyata tidak mampu memecah kulit keras
biji-biji tertentu sehingga biji tersebut keluar bersama kotoran. Biji
yang keluar bersama kotoran tersebut apabila berada di habitat yang
cocok akan tumbuh menjadi tanaman baru.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-44318967959188601732012-12-03T23:17:00.003-08:002012-12-03T23:17:44.169-08:00Galau<div style="text-align: center;">
<strong>1. Stop Mendengarkan Lagu Berirama Sedih</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/lagu-seedih.jpg"><img alt="" height="199" src="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/lagu-seedih.jpg?w=300&h=199&h=199" title="lagu seedih" width="300" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Salah satu kesalahan terbesar para
Galauers :hammers diseluruh dunia adalah bahwa ketika mereka sedang
Galau justru mereka malah dengan sangat JENIUS nya beramai-ramai
mendownload lagu lagu berirama sedih. Apa imbasnya ? tentu saja Galau
yang tadinya ada di level 1 setelah mendengarkan lagu sedih langsung
melonjak ke level 10 :cd</div>
<div style="text-align: center;">
<strong>2. Beribadah dan Berdoa</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/beribadah.jpg"><img alt="" height="300" src="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/beribadah.jpg?w=201&h=300&h=300" title="beribadah" width="201" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Kalau menurut guru agama ane sih gan :
Ketika kita dihadapkan pada suatu keadaan dimana kita tidak bisa
memutuskan langkah yang benar maka satu-satunya cara yang paling tepat
adalah <strong>TALK TO YOUR GOD</strong>.</div>
<div style="text-align: center;">
<strong>3. Pergi ke Tempat Ramai</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/ramai.jpg"><img alt="" height="225" src="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/ramai.jpg?w=300&h=225&h=225" title="ramai" width="300" /></a><br />
Ente suka shopping ? Nah kali ini ini hobby ente itu bias benar benar
ente gunakan secara benar. Intinya ketika Galau sedang melanda, jangan
sampai kita berdiam diri dalam waktu yang lama apalagi dengan hadirnya
sebotol obat nyamuk cair disebelah kita :hammers</div>
<div style="text-align: center;">
<strong>4. Banyak Bercermin</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/cermin.jpg"><img alt="" height="208" src="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/cermin.jpg?w=300&h=208&h=208" title="cermin" width="300" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Bercermin yang ane maksud adalah bercermin dalam arti yang sebenarnya <img alt=":)" src="http://s0.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif?m=1129645325g" />
. Coba ente lihat ke cermin. Lihat diri ente disana, lalu Tanya sama
diri ente sendiri : “Sejelek itukah diri gue ?” ente bisa lihat terus
menerus diri ente sendiri sampai ente biss yakin kalo <strong>LO TUH GA SEJELEK ITU DIMATA ORANG-ORANG</strong> <img alt=":)" src="http://s0.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif?m=1129645325g" /></div>
<div style="text-align: center;">
<strong>5. Olahraga</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/olahraga.jpg"><img alt="" height="239" src="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/olahraga.jpg?w=300&h=239&h=239" title="olahraga" width="300" /></a><br />
Kita semua tau lah ketika sang galau dating, tubuh pun bawaannya maleees
banget untuk digerakkan. Nah itulah salah satu hal yang makin
memeprparah keadaan sang galau. Salah satu cara supaya si galau itu
hilang adalah OLAHRAGA sambil diiringi lagu dari Indah Dewi Pertiwi yang
judulnya GERAKKAN BADANMU :hammers</div>
<div style="text-align: center;">
<strong>6. Makan Coklat</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/makancoklat.jpg"><img alt="" height="216" src="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/makancoklat.jpg?w=300&h=216&h=216" title="makancoklat" width="300" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Cokelat dapat meningkatkan kadar
phenylethylamine, semacam antidepressant alamiah yang sangat kuat di
dalam otak kita. Hasil penelitian membuktikan bahwa memakan cokelat
dapat membantu mengusir rasa sedih hingga 60% dalam waktu 15 menit. Para
ahli mengatakan bahwa cokelat menyebabkan perubahan dalam otak seperti
rasa bahagia saat jatuh cinta.</div>
<div style="text-align: center;">
<strong>7. Bermain Games</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/games.jpg"><img alt="" height="208" src="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/games.jpg?w=300&h=208&h=208" title="games" width="300" /></a><br />
Kalau ente orangnya emang bener bener males keluar rumah, coba salah
satu cara penghilang galau yang ini : BERMAIN GAMES. Yah gak perlu games
games bertema berat gans, Angry Birds pun cukup lumayan bias
menghilangkan rasa galau yang melanda dan ane yakin sang galau bakalan
tergantikan oleh rasa EMOSI ingin membunuh si KING PIG :hammers</div>
<div style="text-align: center;">
<strong>8. Pergi ke Tempat Karaoke</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/karaoke.jpg"><img alt="" height="199" src="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/karaoke.jpg?w=300&h=199&h=199" title="karaoke" width="300" /></a><br />
Ente hobby nyanyi ? atau anda justru Galau karena gagal dalam Audisi
Indonesian Idol ? :hammers . Ayo ajak teman teman anda pergi ke tempat
Karaoke yang sekarang makin banyak pilihannya. Tentunya dengan satu
syarat : <strong>TIDAK ADA SATU PUN LAGU SEDIH DI PLAYLIST KARAOKE ANDA</strong>.</div>
<div style="text-align: center;">
<strong>9. Menonton Film atau Acara Komedi</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/komedi.jpg"><img alt="" height="200" src="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/komedi.jpg?w=300&h=200&h=200" title="komedi" width="300" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Ente suka nonton ? Nah cara ini bias juga
digunakan untuk menghilangkan kegalauan tapi ente juga harus ingat untuk
menonton tontonan bergenre Komedi tentunya dan sangat tidak disarankan
untuk menonton Drama Korea karena ane jamin yang ada bukan galau nya
ilang malah makin menjadi-jadi :hammers</div>
<div style="text-align: center;">
<strong>10. Cari Jodoh</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/takemeout.jpg"><img alt="" height="199" src="http://dejulogy.files.wordpress.com/2012/03/takemeout.jpg?w=300&h=199&h=199" title="takemeout" width="300" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Nah cara terakhir sekaligus cara paling
ampuh untuk mengusir si galau ini adalah dengan cara MENCARI JODOH.
Karena kalau kita urut dari awal cerita, penyebab utama yang paling
banyak terjadi dari para Galauers adalah karena mereka tidak memilik
pasangan hidup :hammers . Jangan lupa satu hal gans, iringi proses
pencarian jodoh ente dengan backsound lagu dari <strong>Wali</strong> yang berjudul <strong>Cari Jodoh</strong> <img alt=":D" src="http://s0.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_biggrin.gif?m=1129645325g" /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-51969535779073720062012-12-03T22:24:00.000-08:002012-12-03T22:24:15.524-08:00Perkembangan Moral pada Remaja<div style="text-align: center;">
<a href="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/02/kartun-guru-killer.gif"><img alt="Image" class="size-full wp-image" src="http://syandy17.files.wordpress.com/2012/02/kartun-guru-killer.gif?w=490" /></a></div>
Istilah moral berasal dari kata Latin “mos” (Moris), yang berarti
adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara
kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan
melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Nilai-nilai
moral itu, seperti:<br />
<ol>
<li>Seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban
dan keamanan, memelihara kebersihan dan memelihara hak orang lain, dan</li>
<li>Larangan mencuri, berzina, membunuh, meminum-minumanan keras dan berjudi.</li>
</ol>
Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang
tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh
masyarakat. Sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah
mempelajari apa yang diharapkan oleh masyarakat dan kemudian mau
membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus
dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami
waktu anak-anak.<br />
Remaja diharapkan mengganti konsep-konsep moral yang berlaku umum dan
merumuskannya ke dalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman
bagi perilakunya.<br />
Tidak kalah pentingnya, sekarang remaja harus mengendalikan
perilakunya sendiri, yang sebelumnya menjadi tanggung jawab orang tua
dan guru.<br />
Pada masa remaja, laki-laki dan perempuan telah mencapai apa yang
oleh Piaget disebut tahap pelaksanaan formal dalam kemampuan kognitif.
Sekarang remaja mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk
menyelesaikan suatu masalah dan mempertanggungjawabkannya berdasarkan
suatu hipotesis atau proporsi. Jadi ia dapat memandang masalahnya dari
berbagai sisi dan menyelesaikannya dengan mengambil banyak faktor
sebagai dasar pertimbangan.<br />
Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas remaja dewasa, yaitu:<br />
<ol>
<li>Mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum.</li>
<li>Merumuskan konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode moral sebagai kode prilaku.</li>
<li>Melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri.</li>
</ol>
Perkembangan moral (<em>moral development</em>) berhubungan dengan
peraturan-peraturan dan nilai-nilai mengenai apa yang harus dilakukan
seseorang dalam interaksinya dengan orang lain. Anak-anak ketika
dilahirkan tidak memiliki moral (imoral). Tetapi dalam dirinya terdapat
potensi yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya
berinteraksi dengan orang lain (dengan orang tua, saudara dan teman
sebaya), anak belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang
boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk, yang tidak boleh
dikerjakan.<br />
Berdasarkan penelitian empiris yang dilakukan Kohlberg pada tahun 1958, sekaligus menjadi disertasi doktornya dengan judul <em>The Developmental of Model of Moral Think and Choice in the Years 10 to 16</em>,
seperti tertuang dalam buku Tahap-tahap Perkembangan Moral (1995),
tahap-tahap perkembangan moral dapat dibagi sebagai berikut:<br />
<span id="more-113"></span><br />
<ol>
<li><strong>1. </strong><strong>Tingkat Pra Konvensional</strong></li>
</ol>
Pada tingkat ini anak tanggap terhadap aturan-aturan budaya dan
terhadap ungkapan-ungkapan budaya mengenai baik dan buruk, benar dan
salah. Akan tetapi hal ini semata ditafsirkan dari segi sebab akibat
fisik atau kenikmatan perbuatan (hukuman, keuntungan, pertukaran dan
kebaikan). Tingkatan ini dapat dibagi menjadi dua tahap:<br />
<strong>Tahap 1</strong>: <strong>Orientasi hukuman dan kepatuhan</strong><br />
Akibat-akibat fisik suatu perbuatan menentukan baik buruknya, tanpa
menghiraukan arti dan nilai manusiawi dari akibat tersebut. Anak hanya
semata-mata menghindarkan hukuman dan tunduk kepada kekuasaan tanpa
mempersoalkannya. Jika ia berbuat “baik’, hal itu karena anak menilai
tindakannya sebagai hal yang bernilai dalam dirinya sendiri dan bukan
karena rasa hormat terhadap tatanan moral yang melandasi dan yang
didukung oleh hukuman dan otoritas<br />
<strong>Tahap 2</strong>: <strong>Orientasi Relativis-instrumental</strong><br />
Perbuatan yang benar adalah perbuatan yang merupakan cara atau alat
untuk memuaskan kebutuhannya sendiri dan kadang-kadang juga kebutuhan
orang lain. Hubungan antar manusia dipandang seperti hubungan di pasar
(jual-beli). Terdapat elemen kewajaran tindakan yang bersifat
resiprositas (timbal-balik) dan pembagian sama rata, tetapi ditafsirkan
secara fisik dan pragmatis. Resiprositas ini merupakan tercermin dalam
bentuk: “jika engkau menggaruk punggungku, nanti juga aku akan menggaruk
punggungmu”. Jadi perbuatan baik tidaklah didasarkan karena loyalitas,
terima kasih atau pun keadilan.<br />
<ol>
<li><strong>2. </strong><strong>Tingkat Konvensional</strong></li>
</ol>
Pada tingkat ini anak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok atau
bangsa. Anak memandang bahwa hal tersebut bernilai bagi dirinya sendiri,
tanpa mengindahkan akibat yang segera dan nyata. Sikapnya bukan hanya
konformitas terhadap harapan pribadi dan tata tertib sosial, melainkan
juga loyal (setia) terhadapnya dan secara aktif mempertahankan,
mendukung dan membenarkan seluruh tata-tertib atau norma-norma tersebut
serta mengidentifikasikan diri dengan orang tua atau kelompok yang
terlibat di dalamnya. Tingkatan ini memiliki dua tahap :<br />
<strong>Tahap 3: Orientasi kesepakatan antara pribadi atau orientasi “anak manis”</strong><br />
Perilaku yang baik adalah yang menyenangkan dan membantu orang lain
serta yang disetujui oleh mereka. Pada tahap ini terdapat banyak
konformitas terhadap gambaran stereotip mengenai apa itu perilaku
mayoritas atau “alamiah”. Perilaku sering dinilai menurut niatnya,
ungkapan “dia bermaksud baik” untuk pertama kalinya menjadi penting.
Orang mendapatkan persetujuan dengan menjadi “baik”.<br />
<strong>Tahap 4 : Orientasi hukuman dan ketertiban</strong><br />
Terdapat orientasi terhadap otoritas, aturan yang tetap dan
penjagaan tata tertib/norma-norma sosial. Perilaku yang baik adalah
semata-mata melakukan kewajiban sendiri, menghormati otoritas dan
menjaga tata tertib sosial yang ada, sebagai yang bernilai dalam dirinya
sendiri.<br />
<strong><br />
</strong><br />
<ol>
<li><strong>3. </strong><strong>Tingkat Pasca-Konvensional (Otonom/Berlandaskan Prinsip)</strong></li>
</ol>
Pada tingkat ini terdapat usaha yang jelas untuk merumuskan
nilai-nilai dan prinsip moral yang memiliki keabsahan dan dapat
diterapkan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang berpegang
pada prinsip-prinsip itu dan terlepas pula dari identifikasi individu
sendiri dengan kelompok tersebut. Ada dua tahap pada tingkat ini:<br />
<strong>Tahap 5: Orientasi kontrak sosial Legalitas</strong><br />
Pada umumnya tahap ini amat bernada semangat utilitarian. Perbuatan
yang baik cenderung dirumuskan dalam kerangka hak dan ukuran individual
umum yang telah diuji secara kritis dan telah disepakati oleh seluruh
masyarakat. Terdapat kesadaran yang jelas mengenai relativitas nilai dan
pendapat pribadi sesuai dengannya. Terlepas dari apa yang telah
disepakati secara konstitusional dan demokratis, hak adalah soal “nilai”
dan “pendapat” pribadi. Hasilnya adalah penekanan pada sudut pandangan
legal, tetapi dengan penekanan pada kemungkinan untuk mengubah hukum
berdasarkan pertimbangan rasional mengenai manfaat sosial (jadi bukan
membekukan hukum itu sesuai dengan tata tertib gaya seperti yang terjadi
pada tahap 4). Di luar bidang hukum yang disepakati, maka berlaku
persetujuan bebas atau pun kontrak. Inilah “ moralitas resmi” dari
pemerintah dan perundang-undangan yang berlaku di setiap negara.<br />
<strong>Tahap 6 : Orientasi Prinsip Etika Universal</strong><br />
Hak ditentukan oleh keputusan suara batin, sesuai dengan
prinsip-prinsip etis yang dipilih sendiri dan yang mengacu pada
komprehensivitas logis, universalitas, konsistensi logis.
Prinsip-prinsip ini bersifat abstrak dan etis (kaidah emas imperatif
kategoris) dan mereka tidak merupakan peraturan moral konkret seperti
kesepuluh Perintah Allah. Pada hakikat inilah prinsip-prinsip universal
keadilan, resiprositas dan persamaan hak asasi manusia serta rasa hormat
terhadap manusia sebagai pribadi individual.<br />
<strong> </strong><br />
<ol>
<li><strong>C. </strong><strong>Perkembangan Agama pada Remaja</strong></li>
</ol>
Dari sudut pandangan individu yang beragama, agama adalah sesuatu
yang menjadi urusan terakhir baginya. Artinya bagi kebanyakan orang,
agama merupakan jawaban terhadap kehausannya akan kepastian, jaminan,
dan keyakinan tempat mereka melekatkan dirinya dan untuk menopang
harapan-harapannya.<br />
Bagi remaja, agama memiliki arti yang sama pentingnya dengan moral.
Bahkan, sebagaimana dijelaskan oleh Adams & Gullotta (1983), agama
memberikan sebuah kerangka moral, sehingga membuat seseorang mampu
membandingkan tingkah lakunya. Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan
biasanya memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada
didunia ini. Agama memberikan perlindungan rasa aman, terutama bagi
remaja yang tengah mencari eksistensi dirinya.<br />
Dibandingkan dengan masa awal anak-anak misalnya, keyakinan agama
remaja telah mengalami perkembangan yang cukup berarti. Kalau pada masa
awal anak-anak ketika mereka baru memiliki kemampuan berpikir simbolik.
Tuhan dibayangkan sebagai person yang berada di awan, maka pada masa
remaja mereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep yang lebih mendalam
tentang Tuhan dan eksistensi. Perkembangan pemahaman remaja terhadap
keyakinan agama ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitifnya.<br />
Oleh karena itu meskipun pada masa awal anak-anak ia telah diajarkan agama oleh orang tua mereka, namun karena pada
masa remaja mereka mengalami kemajuan dalam perkembangan kognitif,
mereka mungkin mempertanyakan tentang kebenaran keyakinan agama mereka
sendiri. Sehubungan dengan pengaruh perekembangan kognitif terhadap
perkembangan agama selama masa remaja ini.
Salah satu area dari pengaruh agama terhadap perkembangan remaja
adalah kegiatan seksual. Walaupun keanekaragaman dan perubahan dalam
pengajaran menyulitkan kita untuk menentukan karakteristik doktrin
keagamaan, tetapi sebagian besar agama tidak mendukung seks pranikah.<br />
Oleh karena itu, tingkat keterlibatan remaja dalam organisai
keagamaan mungkin lebih penting dari pada sekedar keanggotaan mereka
dalam menentukan sikap dan tingkah laku seks pranikah mereka. Remaja
yang sering menghadiri ibadat keagamaan dapat mendengarkan pesan-pesan
untuk menjauhkan diri dari seks.<br />
Remaja masa kini menaruh minat pada agama dan menganggap bahwa agama
berperan penting dalam kehidupan. Minat pada agama antara lain tampak
dengan dengan membahas masalah agama, mengikuti pelajaran-pelajaran
agama di sekolah dan perguruan tinggi, mengunjungi tempat ibadah dan
mengikuti berbagai upacara agama.<br />
Para ahli umumnya (Zakiah Daradjat, Starbuch, William James)
sependapat bahwa pada garis besarnya perkembangan penghayatan keagamaan
itu dapat di bagi dalam tiga tahapan yang secara kulitatif menunjukkan
karakteristik yang berbeda. Adapun penghayatan keagamaan remaja adalah
sebagai berikut:<br />
<ol>
<li>Masa awal remaja (12-18 tahun) dapat dibagi ke dalam dua sub tahapan sebagai berikut:
<ol>
<li>Sikap negatif (meskipun tidak selalu terang-terangan) disebabkan
alam pikirannya yang kritis melihat kenyataan orang-orang beragama
secara hipocrit (pura-pura) yang pengakuan dan ucapannya tidak selalu
selaras dengan perbuatannya.</li>
<li>Pandangan dalam hal ke-Tuhanannya menjadi kacau karena ia banyak
membaca atau mendengar berbagai konsep dan pemikiran atau aliran paham
banyak yang tidak cocok atau bertentangan satu sama lain.</li>
<li>Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptic(diliputi kewas-wasan)
sehingga banyak yang enggan melakukan berbagai kegiatan ritual yang
selama ini dilakukannya dengan kepatuhan.</li>
<li>Masa remaja akhir yang ditandai antara lain oleh hal-hal berikyut ini:
<ol>
<li>Sikap kembali, pada umumnya, kearah positif dengan tercapainya
kedewasaan intelektual, bahkan agama dapat menjadi pegangan hidupnya
menjelanh dewasa.</li>
<li>Pandangan dalam hal ke-Tuhanan dipahamkannya dalam konteks agama yang dianut dan dipilihnya.</li>
<li>Penghayatan rohaniahnya kembali tenanh setelah melalui proses
identifikasi dan merindu puja ia dapat membedakan antara agama sebagai
doktrin atau ajaran dan manusia penganutnya, yang baik shalih) dari yang
tidak. Ia juga memahami bahwa terdapat berbagai aliran paham dan jenis
keagamaan yang penuh toleransi seyogyanya diterima sebagai kenyataan
yang hidup didunia ini.</li>
</ol>
</li>
</ol>
</li>
</ol>
Menurut Wagner (1970) banyak remaja menyelidiki agama sebagai suatu
sumber dari rangsangan emosial dan intelektual. Para pemuda ingin
mempelajari agama berdasarkan pengertian intelektual dan tidak ingin
menerimanya secara begitu saja. Mereka meragukan agama bukan karena
ingin manjadi agnostik atau atheis, melainkan karena ingin menerima
agama sebagai sesuatu yang bermakna berdasarkan keinginan mereka untuk
mandiri dan bebas menentukan keputusan-keputusan mereka sendiri.<br />
<strong>D. </strong><strong>Hubungan antara Perkembangan Moral dan Agama</strong><br />
Agama mempunyai peranan penting dalam pengendalian moral seseorang.
Tapi harus diingat bahwa pengertian tentang agama, tidak otomatis sama
dengan bermoral. Betapa banyak orang yang mengerti agama, tapi moralnya
merosot. Dan tidak sedikit pula orang yang tidak mengerti agama sama
sekali, tapi moralnya cukup baik.<br />
Oleh sebab itu, seorang peneliti ilmu jiwa agama harus mempelajari
pula dinamika dan perkembangan moral, supaya dapat memahami bagaimana
peranan agama dalam moral, dan agama itu dapat menjadi pengendali moral.
Kita akan melihat betapa erat hubungan agama dengan ibadah-ibadah dan
moral. Untuk lebih jelas, dapat kita lihat sangkut paut keyakinan
beragama dengan moral remaja terutama dalam masalah-masalah berikut :<br />
<ol>
<li>Tuhan sebagai Penolong Moral</li>
</ol>
Tuhan bagi seorang remaja adalah keharusan moral, pada masa remaja
itu, Tuhan lebih menonjol sebagai penolong moral, daripada sandaran
emosi. Andaikata kadang-kadang pikiran pada masa remaja itu berontak dan
ingin mengingkari wujud Allah, atau ragu-ragu kepadanya, namun tetap
ada suatu hal yang menghubungkan dengan Allah yaitu kebutuhannya untuk
mengendalikannya moral.<br />
<ol>
<li>Pengertian Surga dan Neraka.</li>
</ol>
Kebanyakan remaja memikirkan alam lain, bukanlah untuk tempat
senang-senang atau tempat siksaan jasmani, akan tetapi sebagai lambang
bagi pikiran pembalasan atau lambing kebahagiaan yang ingin dicapainya
dan terlepas dari kegoncangan remaja yang tidak menyenangkan itu.<br />
<ol>
<li>Pengertian tentang Malaikat dan Setan.</li>
</ol>
Mereka sadar betapa erat hubungan setan dengan malaikat itu dengan
dirinya,mereka menyadari adanya hubungan yang erat antara setan dengan
dorongan jahat yang ada dalam dirinya, dan hubungan dengan malaikat
dengan moral dan keindahannya yang ideal, demikian pula hubungan surga
deengan ketentraman batin dan kekuasaan yang baik, juga antara neraka
dengan ketenangan batin dan hukuman-hukuman atas dosa.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-11060321282307787172012-12-03T21:56:00.001-08:002012-12-03T21:56:22.125-08:00Paragraf Deduktif , Induktif dan Campuran<strong></strong>
<div style="text-align: center;">
<strong> Paragraf Deduktif , Induktif dan Campuran</strong></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnWem5ifOnyuzKOnRYI_UvnE9swLucU49dRNTBYpuWgDZD_PFWxj8Dmv4t9l-q3M7K2IwuzY4tQQ0pydJNc3L8TGyZ2MCahApEZjeOLBVzC6LxRVRhzJ5q6di7nSY5WXh1L3sqMhYHtsU/s1600/indonesia_flag__independence_by_mikzack.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnWem5ifOnyuzKOnRYI_UvnE9swLucU49dRNTBYpuWgDZD_PFWxj8Dmv4t9l-q3M7K2IwuzY4tQQ0pydJNc3L8TGyZ2MCahApEZjeOLBVzC6LxRVRhzJ5q6di7nSY5WXh1L3sqMhYHtsU/s1600/indonesia_flag__independence_by_mikzack.jpg" height="320" width="222" /></a></div>
<br />
<strong>1. Paragraf Deduktif</strong><br />
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di bagian awal paragraf, misalnya:<br />
<strong> A. </strong><em><span style="text-decoration: underline;">Dalam dunia musik Betawi, terdapat pembauran yang harmonis antara unsure kesenain pribumidengan unsur kesenian Cina</span></em>.
Pembauran itu tampak pada alat-alat musik gambang kromong yang masih
bisa dinikmati hingga sekarang. Sebagaian alat musik gambang kromong,
seperti kemor, kecrek, gendang, kempul dan gong adalah unsur pribumi,
sedangkan sebagian lagi, yakni kengahyan, tehyan, dan skong merupakan
alat musik gesek Cina. Begitu pula dengan lagu-lagu yang biasa dibawakan
oleh orkes tersebut, telah terjadi pengadaptasian dan pengadopsian
lagu-lagu Cina. Lagu yang disebut <em>pobin, </em>seperti “Pabon Moni
Konjilok”, “Bankinhwa”,”Posilitan”, “Caicusiu”, dan sebagainya, yang
biasanya disajikan secara instrumental merupakan lagu-lagu yang diadopsi
dari lagu Cina.<br />
<br />
<strong> B.<em> </em></strong><em><span style="text-decoration: underline;">Sampai hari ke-8, bantuan untuk para korban gempa Yogyakarta belum merata</span></em><em>.</em>
Hal ini terlihat di beberapa wilayah Bantul dan Jetis. Misalnya, di
desa Piungan, sampai saat ini warga desa Piungan hanya makan singkong.
Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang
memakan nasi, itu merupakan sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan di
balik reruntuhan bangunan.<br />
<br />
<strong>C. <em></em></strong><em><span style="text-decoration: underline;">Tanaman perlu perawatan</span></em>.
Merawat tanaman dapat dilakukan dengan cara memberi pupuk, menyiram
setiap hari, dan menyiangi rumput yang mengganggu pertumbuhannya.
Apalagi perawatan tanaman dilakukan dengan sungguh-sungguh. Tanaman akan
tumbuh dengan baik dan berkualitas tinggi sehingga dapat dinikmati
dengan puas. Tanaman yang baik tentunya akan membuat halaman rumah kita
akan terasa lebih nyaman. Dan tanaman yang bersih, dapat berpengaruh
positif untuk kesehatan kita.<br />
<br />
<strong>D.</strong> <em><span style="text-decoration: underline;">Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional</span></em><span style="text-decoration: underline;">.</span>
Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian.
Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar
kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di
buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang
tidak dikuasai dicari di buku.<br />
<br />
<strong>2. Paragraf Induktif<br />
</strong> Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di bagian akhir paragraf, misalnya: <br />
<strong> A.</strong> Kemarau tahun ini cukup panjang.
Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang
ditebang. Di samping itu, irigasi di desa itu tidak lancar. Ditambah
lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan
para petani dalam menggarap lahan tanahnya. <em><span style="text-decoration: underline;">Karena itu, tidak mengherankan jika panen di desa itu selalu gagal. </span></em><br />
<strong><em> </em></strong><br />
<strong><em> </em> B<em>. </em></strong><em> </em>Hari ini
dirinya terlihat bijaksana sekali. Dengan berpakaian jas berwarna hitam,
celana panjang berwarna hitam, kemeja berwarna putih, serta dasi yang
dikenakannya. Tidak lupa sepatu berwarna hitamnya dan Tas kesayangannya
yang ia jinjing. Saat ia pergi, yang terbayang di benak saya adalah
bagaimana cara dia bekerja keras untuk menghidupi kami. Bila ia sedang
tidak ada, kami merasa kehilangan canda tawanya. Setelah ia pulang,
terlihat lelah di wajahnya, namun semua itu ia lakukan dengan sangat
ikhlas. <em><span style="text-decoration: underline;">Dialah ayah saya yang saya sangat cintai.</span></em><br />
<br />
<strong> C.</strong> Jangan pernah belajar “dadakan”.
Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang.
Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal.
Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai
dicari di buku. <em><span style="text-decoration: underline;">Itulah beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional.</span></em><br />
<br />
<strong>3. Paragraf Gabungan Induktif dan Deduktif (Campuran)<br />
</strong> Paragraf jenis ini kalimat utamanya terletak di
bagian awal dan diulang lagi di bgaian akhir paragraf, dan seringkali
pengulangan kalimat itu menggunakan redaksi yang berbeda, misalnya:<br />
<strong> A.</strong><em> <span style="text-decoration: underline;">Sungguh indah pemandangan alam di lereng gunung Ijen di pagi hari.</span> </em>Pepohonan
yang menghijau bagaikan karpet sutera yang membentang menyelimuti tubuh
bumi. Awan dan kabut yang tipis keputihan bergerak perlahan melintasi
dinding-dinding tebing yang curam. Cahaya matahari yang baru saja
memancar dari balik gunung membuat warna pepohonan nampak semakin cerah.
<em><span style="text-decoration: underline;">Begitulah indahnya pemandangan gunung Ijen ketika pagi hari.</span></em><br />
<br />
<strong><em> </em>B.</strong> <em></em><em><span style="text-decoration: underline;">Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan dapat hidup tanpa bantuan manusia lainnya.</span></em>
Dimanapun kita berada, dan aktivitas apapun yang kita lakukan pastinya
membutuhkan manusia lainnya. Contohnya, dalam hal perdagangan, pembeli
membutuhkan penjual, dan penjual membutuhkan pembeli. Dan di dalam hal
pendidikan, kita mencari ilmu dengan perantara / bantuan manusia
lainnya. Bayangkan? Bila kita hidup secara individualis, apa yang akan
terjadi? Tentu saja kita tidak dapat menjalankan segala aktivitas. <em><span style="text-decoration: underline;">Oleh karena itu, kehadiran manusia di samping manusia yang lainnya merupakan hal yang sangat penting.</span></em><br />
<br />
<strong> C.</strong> <em><span style="text-decoration: underline;">Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional (UAN).</span></em><em> </em>Jangan
pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian.
Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar
kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di
buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang
tidak dikuasai dicari di buku.<em> <span style="text-decoration: underline;">Oleh karena itu, maka sebaiknya para guru memberitahukan tips belajar menjelang UAN.</span></em>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4432474181356156794.post-45542436107550029802012-12-03T21:26:00.000-08:002012-12-03T21:26:00.996-08:00Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)<h2 style="text-align: center;">
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)</h2>
<div style="text-align: center;">
<img alt="image" class="alignnone" src="http://kioslambang.files.wordpress.com/2012/04/wpid-logo-k3.jpg?w=455" title="logo-k3.jpg" /> </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) dilambangkan palang dilingkari
roda bergerigi sebelas berwarna hijau di atas dasar putih. Lambang
tersebut memililki makna : <br />
<ul>
<li>Palang : bebas dari kecelakan dan sakit akibat kerja.</li>
</ul>
<ul>
<li>Roda gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani</li>
</ul>
<ul>
<li>Warna putih : bersih, suci</li>
</ul>
<ul>
<li>Warna hijau : selamat sehat dan sejahtera.</li>
</ul>
<ul>
<li>Sebelas gerigi roda : 11\Bab dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.</li>
</ul>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/11790374371782445349noreply@blogger.com0